Virus Corona
Kabar Buruk dari China, Shanghai Laporkan Kematian Pertama Varian Omicron Covid-19 Terbaru
Shanghai telah mengumumkan kematian resmi pertamanya sejak Covid-19 versi Omicron yang merebak di kota China bulan lalu.
TRIBUNKALTIM.CO - Kabar buruk dari China. Shanghai telah mengumumkan kematian resmi pertamanya sejak Covid-19 versi Omicron yang merebak di kota China bulan lalu.
Para pejabat mengatakan tiga orang yang lebih tua, yang meninggal hari Minggu, semuanya belum divaksinasi.
Inspektur Komisi Kesehatan Shanghai, Wu Ganyu mengatakan kepada wartawan bahwa kondisi pasien "semakin buruk" setelah mereka memasuki rumah sakit dan mereka tidak dapat diselamatkan.
Pejabat kesehatan internasional mempertanyakan tingkat kematian yang rendah yang dilaporkan dari wabah Virus Corona saat ini di Shanghai.
Sebagian besar dari 26 juta penduduk kota telah berada di bawah perintah tinggal di rumah alias lockdown, sejak awal April.
Baca juga: Saat RI Makin Longgar, Terkuak Ngerinya Corona di Luar Negeri, Nasib PM Israel hingga China Lockdown
Baca juga: Isu Asal Usul Virus Corona Selama Ini Ternyata Salah? Temuan Baru Soal Asal Covid-19 Mengemuka
Baca juga: Kabar Gembira, Airlangga Hartarto Umumkan Indonesia Lewati Puncak Pandemi Omicron
Dilansir VOA, Covid-19 versi Omicron yang menyebar cepat bertanggung jawab atas sebagian besar infeksi baru.
Shanghai telah melaporkan lebih dari 300.000 kasus sejak akhir Maret.
Pemerintah melaporkan 23.460 kasus baru pada Senin di daratan China.
Hanya 2.742 dari kasus tersebut yang melibatkan orang yang mengalami gejala.
Shanghai menyumbang 95 persen dari total, atau 22.251 kasus, termasuk 2.420 dengan gejala.
Baca juga: Terjawab! Inilah Kombinasi Vaksin Booster Terbaik untuk Tangkal Virus Corona Varian Omicron
Perintah penguncian adalah bagian dari kebijakan "nol Covid" China yang bertujuan untuk mengisolasi setiap kasus virus.
Laporan berita mencatat bahwa kebijakan Shanghai telah menyebabkan ketidaksepakatan masyarakat.
Reuters melaporkan bahwa hasil tes Covid-19 beberapa orang telah muncul di grup gedung apartemen lokal di layanan pesan WeChat.
Seorang warga asing mengatakan kepada kantor berita bahwa dia mengalami kesulitan memasukkan hasil tesnya ke dalam aplikasi kesehatan pemerintah.
Ketika dia tidak dapat menunjukkan bukti hasil kesehatannya, penduduk tersebut mengatakan bahwa administrator gedung berusaha untuk memblokir pesanan makanan keluarganya kecuali dia membagikan hasil tesnya kepada penduduk lain.
Baca juga: Ada Hal Baru? Perilaku Aneh China Disorot, Kalang Kabut Lockdown padahal Kasus Corona Tak Separah RI