Berita Penajam Terkini
Ini Dua Daerah di Penajam Paser Utara yang Rawan Terjadi Kebakaran Lahan
Memasuki musim kemarau, Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara, mulai bersiap untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran di lahan gambut
Penulis: Nita Rahayu | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Memasuki musim kemarau, Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara, mulai bersiap untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran di lahan gambut.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten PPU, Mulyono mengatakan, potensi kebakaran lahan seringnya terjadi di dua lokasi yakni di Desa Giripurwa Kecamatan Penajam, dan di Kelurahan Maridan Kecamatan Sepaku.
Frekuensi terjadinya kebakaran lahan di kedua daerah tersebut, terjadi setiap tahun bahkan kadang terjadi dua kali dalam setahun.
"Kebakaran itu terutama sering terjadi didaerah gambut, di Desa Giripurwa saja bahkan setiap tahun terjadi," ungkapnya Rabu (20/4/2022).
Penyebab utama terjadinya kebakaran tersebut, yakni masih adanya masyarakat yang membersihkan lahan mereka dengan cara membakar, sehingga api kadang menjalar ke lahan lain, tanpa disadari.
Baca juga: Menyala Sejak Semalam, Kebakaran Lahan di Kariangau Balikpapan Meluas hingga 1 Hektar
Baca juga: Cuaca Terik di Samarinda dalam Beberapa Hari Terakhir, Waspada Ancaman Kebakaran Lahan
Baca juga: Cuaca tak Menentu, Picu Kebakaran Lahan di Samarinda, Disdamkar Imbau Warga Waspada
"Penyebabnya, masyarakat membakar lahan dengan tujuan untuk dibersihkan, kalau pembukaan lahan dengan cara membakar, sudah diminimalisir dan sudah banyak petani yang sadar," sambungnya.
Sejauh ini, antisipasi yang dilakukan yakni mempersiapkan sumber daya manusia, yang telah memiliki keterampilan, untuk ditempatkan di tempat-tempat yang rawan tersebut.
Diketahui, periode terjadinya kebakaran lahan biasanya bersamaan dengan musim kemarau, yakni pada bulan Juni hingga September.
Selain itu, juga berharap ada pembaharuan peralatan, sebab peralatan yang dimiliki telah lama dan fungsinya sudah tidak bisa maksimal.
"Kalau dari sisi peralatan lengkap namun sudah tua, yang perlu diperbarui yakni selang dan pompa, karena lama tidak difungsikan, juga sudah ada Kelompok Tani Peduli Api (KTA) yang dibentuk," pungkasnya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
