Berita Nasional Terkini

KKB Kembali Berulah, Kontak Senjata dengan Polisi hingga Bakar Aset Milik PT MTT Lalu Kabur ke Hutan

KKB kembali berulah kontak senjata dengan polisi hingga bakar sset milik PT MTT, lalu kabur ke hutan.

Editor: Ikbal Nurkarim
Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih
KKB Papua kelompok Numbuk Telenggen beraksi lagi di Kabupaten Puncak. Terlibat kontak senjata dengan polisi hingga bakar aset milik PT MTT, lalu kabur ke hutan. 

TRIBUNKALTIM.CO - KKB kembali berulah kontak senjata dengan polisi hingga bakar aset milik PT MTT, lalu kabur ke hutan.

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) membakar aset milik PT MTT (Marta Teknik Tunggal) di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Jumat (22/4/2022).

KKB juga sempat kontak tembak dengan aparat kepolisian di Distrik Ilaga.

Dir Reskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani mengatakan, dalam kontak senjata tersebut KKB sempat enam kali menembak aparat.

Baca juga: Berkat Rekaman Drone Pengintai, TNI-Polri Temukan Lokasi KKB Papua, Diduga Tengah Buat Markas Baru

Baca juga: Tanda KKB Papua Makin Terjepit, Egianus Kogoya Cs Serang Mobil Satgas Damai Cartenz

Baca juga: KRONOLOGI Puluhan KKB Papua vs 3 Prajurit Satgas Cartenz TNI-Polri, 29 Peluru Bersarang di Mobil

"Mereka (KKB) sempat enam kali menembak ke personel kita dan terkena di bagian samping mobil, tapi tidak ada yang terluka," kata Faizal dikutip dari TribunPapua.com.

Kontak senjata pun sempat terjadi beberapa menit sebelum akhirnya KKB melarikan diri ke arah hutan.

Peristiwa ini bermula saat KKB membakar aset PT MTT (Marta Teknik Tunggal).

Personel Satgas Operasi Damai Cartenz langsung menuju lokasi kejadian untuk mensterilkan keadaan.

Namun saat mereka mendekat ke lokasi, KKB menembaki personel keamanan yang datang menggunakan kendaraan roda empat.

Untuk pelaku pembakaran, Faizal menyebut Numbuk Telenggen sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

"Iya dia (Numbuk Telenggen) yang selalu melakukan aksi di daerah Ilaga," kata dia.

Sehari sebelumnya, personel Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Nogolaid, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Kamis (21/4/2022).

Baca juga: KKB Papua Terpecah Belah, Dua Pimpinan Besar Kelompok Teroris tak Akur, Bau Pengkhianatan Terendus

Peristiwa tersebut terjadi ketika tiga personel Satgas Operasi Damai Cartenz tengah melakukan pemetaan untuk mengetahui keberadaan KKB di sekitar Kenyam.

"Sekitar pukul 12.53 WIT, personel berpapasan dengan KKB yang diduga kuat merupakan kelompoknya Egianus Kogoya dan kemudian anggota ditembaki," ujar Dir Reskrimum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani di Jayapura, Jumat (22/4/2022).

Menurut Faizal, kontak senjata sempat terjadi dalam jarak yang cukup dekat, yakni sekitar 20 hingga 30 meter.

Total, ada 29 bekas tembakan yang tertinggal di kendaraan roda empat yang digunakan personel Operasi Damai Cartenz, termasuk bekas tembakan di salah satu ban.

"Syukur tidak ada anggota yang terluka, perkiraan anggota KKB berjumlah 20 orang," kata Faizal.

Berdasarkan kejadian tersebut, Faizal meyakini KKB di Nduga sudah semakin terjepit karena mereka melakukan serangan secara sporadis kepada personel keamanan yang jumlahnya sedikit.

"Ini menunjukkan mereka panik karena personel minim pun mereka tembaki sebanyak itu," kata dia.

Baca juga: Panglima Perang KKB Papua Kumpulkan Anggota Bersenjata di Hutan, Susun Rencana Perang Lawan TNI?

Kenapa KKB masih sulit diberantas?

1. Adanya "perlindungan" tokoh lokal

Pengamat intelijen Ridlwan Habib menjelaska bahwa masih adanya "perlindungan" yang diberikan oknum tokoh-tokoh lokal setempat kepada anggota KKB Papua.

Anggota KKB diberikan tempat berlindung di wilayah-wilayah adat sehingga hal itu memberikan perlindungan ketika mereka tengah dikejar oleh aparat keamanan.

"Ada beberapa oknum tokoh-tokoh kan yang sudah tertangkap, misalnya kemarin ada satu oknum pendeta ternyata menyuplai senjata untuk KKB," ujar Ridlwan.

"Jadi ini problem juga, karena di sana masih ada oknum tokoh masyarakat adat yang masih melindungi orang-orang KKB itu, jadi makin susah untuk dikejar," imbuhnya.

2. Taktikal geografis

Pengamat intelijen Ridlwan Habib menjelaskan, setidaknya ada tiga hal yang membuat KKB di Papua sulit untuk ditumpas.

Salah satunya dikarenakan adanya faktor taktikal geografis yang lebih sulit dan menantang ketimbang faktor KKB itu sendiri.

"Jadi kemampuan tempur KKB itu sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi karena situasi geografis di Papua, vegetasinya, kemudian hewan-hewan yang ada di sana, itu membuat mereka lebih kuat bertahan daripada pasukan pemukul dari TNI dan Polri yang mengejar," kata Ridlwan pada Kompas.com, Rabu (28/4/2021).

Baca juga: BERMULA dari Ritual Adat, Sniper KKB Papua Sukses Dibantai, Tengok Siasat Cerdas TNI Buru Teroris

3. Satgas untuk pelibatan semua unsur

Ketiga, Ketiga, salah satu alasan kenapa KKB Papua seulit diberantas adalah faktor koordinasi antar lintas tim yang ikut bergerak bersama-sama melawan KKB.

Menurut Ridlwan, ada banyak tim atau unsur yang dilibatkan dalam memberantas kelompok tersebut, seperti TNI, Polri, BIN, dan satuan tugas lokal dari Kodam setempat.

"Nah ini koordinasinya saya kira memang perlu dilingkupi dalam satu wadah yang khusus, misalnya dulu kita ingat waktu operasi melawan Santoso. Waktu itu payungnya satu, yakni namanya Satgas Tinombala, jadi semua unsur itu ya cuma satu payung itu," jelas Ridlwan. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved