Rektor ITK Viral

Baca Tulisan Rektor ITK Prof Budi Santosa, Terjawab Kalimat di Postingan yang Bikin Viral

Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Prof Budi Santosa Purwokartiko viral karena tulisannya di status Facebook.

Editor: Heriani AM
Dokumentasi Tribunkaltim.co/ Faris Dzulfiqar
Rektor ITK Prof Budi Santosa Purwokartiko. Berikut ini tulisan Rektor ITK Prof Budi Santosa Purwokartiko yang menjadi viral dan dianggap diskriminatif oleh netizen. 

TRIBUNKALTIM.CO - Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Prof Budi Santosa Purwokartiko viral karena tulisannya di status Facebook.

Unggahan Prof Budi Santosa ini bikin gaduh karena dianggap diskriminatif.

Lalu, bagaian mana dari tulisan Prof Budi Santosa yang bikin geger dan berakhir viral?

Baca postingan Rektor ITK Prof Budi Santosa yang sedang viral di media sosial selengkapnya di artikel ini.

Baca juga: Ketua MUI Kecam Tulisan Rektor ITK Prof Budi Santosa: Universitas Harus Dibersihkan dari Orang Rasis

Baca juga: Rektor Budi Santosa Viral di Media Sosial, ITK: Itu Tulisan Pribadi dan Tak Ada urusan dengan Kampus

Baca juga: Bikin Gaduh, Tulisan Rektor ITK Prof Budi Santosa Purwokartiko yang Dianggap Diskriminatif dan SARA

Berikut ini tulisan Rektor ITK Prof Budi Santosa Purwokartiko yang menjadi viral dan dianggap diskriminatif oleh netizen:

Saya berkesempatan mewawancara beberapa mahasiswa yang ikut mobilitas mahasiswa ke luar negeri.

Program Dikti yang dibiayai LPDP ini banyak mendapat perhatian dari para mahasiswa.

Mereka adalah anak-anak pinter yang punya kemampuan luar biasa. Jika diplot dalam distribusi normal, mereka mungkin termasuk 2,5 persen sisi kanan populasi mahasiswa.

Tidak satu pun saya mendapatkan mereka ini hobi demo. Yang ada adalah mahasiswa dengan IP yang luar biasa tinggi di atas 3.5 bahkan beberapa 3.8, dan 3.9.

Bahasa Inggris mereka cas cis cus dengan nilai IELTS 8, 8.5, bahkan 9.

Duolingo bisa mencapai 140, 145, bahkan ada yang 150 (padahal syarat minimum 100). Luar biasa. Mereka juga aktif di organisasi kemahasiswaan (profesional), sosial kemasyarakatan, dan asisten lab atau asisten dosen.

Tulisan Budi Santosa di Facebook pribadinya yang kini sudah dihapus
Tulisan Budi Santosa di Facebook pribadinya yang kini sudah dihapus (Screenshot/HO)

Mereka bicara tentang hal-hal yang membumi: apa cita-citanya, minatnya, usaha-usaha untuk mendukung cita-citanya, apa kontribusi untuk masyarakat dan bangsanya, nasionalisme dan sebagainya.

Tidak bicara soal langit atau kehidupan sesudah mati. Pilihan kata-katanya juga jauh dari kata-kata langit: insaallah, barakallah, syiar, qadarullah, dan sebagaianya.

Generasi ini merupakan bonus demografi yang akan mengisi posisi-posisi di BUMN, lembaga pemerintah, dunia pendidikan, sektor swasta beberapa tahun mendatang.

Dan kebetulan dari 16 yang saya harus wawancara, hanya ada dua cowok dan sisanya cewek. Dari 14, ada dua tidak hadir. Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved