Berita Samarinda Terkini

Kisah Haru WBP Rutan Samarinda, Menangis Dengar Takbir Tanda Idul Fitri, Sedih TerIngat Anak & Istri

Dibalik kegembiraan ribuan penghuni Rutan Klas IIA Samarinda ada cerita WBP yang haru hingga meneteskan air mata ketika mendengar takbir.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO/ MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Kunjungan virtual di Rutan Klas IIA Samarinda, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) saat menelepon atau video call bersama keluarga saat Lebaran Idul Fitri tahun 2022. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Gema takbir di Masjid At-Tawwabin area Rutan Klas IIA Samarinda bergema tepat 1 Syawal 1443 Hijriyah bertepatan dengan Senin 2 Mei 2022.

Dibalik kegembiraan ribuan penghuni rumah tahanan negara ini, ada cerita warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang haru hingga meneteskan air mata ketika mendengar takbir.

Syamizen Samsudin (39) saat ditemui mengaku tak bisa menahan tangis.

Air matanya seketika membasahi pipi saat takbir berkumandang ditempatnya biasa bermunajat bersama rekan warga binaan lain.

Baca juga: 908 WBP Lapas Narkotika Samarinda Terima Remisi Khusus di Hari Raya Idul Fitri 2022, Ini Rinciannya

"Sedih (menangis) pak dengar takbir dari Masjid, ingat keluarga, istri dan kesalahan yang saya lakukan," ungkapnya saat ditemui, Rabu (4/5/2022).

Berkumandangnya takbir Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Laa ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillahil hamdu semakin membuatnya terenyuh dengab keadaannya yang kini berada di dalam jeruji besi.

Samsudin dalam hatinya berdoa seraya mengikuti lafadz takbir idul fitri 1443 Hijriyah.

"Saya berdoa mudah-mudahan sehat, keluarga dan istri juga. Dan jangan sampai terputus silaturahmi (kami)," pintanya.

Pria yang bermukim di Kecamatan Sanga-sanga Kabupaten Kutai Kartanegara ini diketahui ditangkap awal Januari 2022 dengan kasus penyalahgunaan narkotika.

Semenjak tiga bulan berada di Rutan Samarinda, sangat terasa perbedaannya dengan Ramadhan dan Idul Fitri beberapa tahun belakangan.

Hal itu juga membuatnya sangat menyesali seluruh perbuatannya.

"Saya dari Sanga-sanga, istri dan anak disana. Baru 3 bulan ini menjalani masa tahanan, kasus narkoba dengan vonis 5 tahun," terang pria yang memiliki dua orang putri ini.

Kesedihan Samsudin juga terasa ketika tidak ada besukan lantaran masih masa pandemi Covid-19.

2 orang anak perempuannya yang masih bersekolah diingatnya.

Meski demikian, guna mengobati rasa rindu, pihak Rutan Samarinda membantu seluruh WBP agar bisa berkomunikasi secara virtual.

Baca juga: Pertama di Kaltim-Kaltara, WBP Lapas Tenggarong Bisa Zoom Meeting Dengan Keluarga Saat Idul Fitri

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved