Ibu Kota Negara
Tari Ganjur dan Tari Topeng Asal Kukar Akan Lebih Dikenal Saat Pembangunan IKN
Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim akan mengangkat budaya dan kearifan lokal
TRIBUNKALTIM.CO- Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim akan mengangkat budaya dan kearifan lokal.
Panglima Keamanan Kraton Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Adji Bambang Fadli mengatakan, IKN Nusantara sebagaimana diatur dalam UU Nomor 3 Tahun 2022, ini justru akan mengangkat budaya dan kearifan lokal Kraton Kutai Kertanegara, khususnya Tari Ganjur dan Tari Topeng, akan semakin dikenal dunia luar.
Kedua tarian tersebut diketahui menjadi warisan budaya lokal, karena hanya dipentaskan khusus pada saat ada acara resmi atau menyambut tamu negara di Kraton Kukar ing Martadipura.
Dampak dari pelestarian budaya tersebut adalah, para wisatawan termasuk budayawan luar Kalimantan akan tertarik dengan kearifan lokal milik warga Borneo.
Baca juga: Jembatan Jalur Logistik ke IKN Nusantara Rampung, Balikpapan-Penajam Tembus 1 Jam
Baca juga: INFO PPPK 2022: Cek Data Update NIP PPPK 2022 dan Syarat Alih Status PNS Jadi Pegawai Otorita IKN
Baca juga: Dosen Poltekba Nilai Pemindahan IKN ke Kaltim Wujud Semangat Pemerataan Pembangunan
"Budayawan luar Kaltim, tentu akan tertarik mempelajari pernak pernik budaya dan adat istiadat di Kutai Kertanegara," katanya.
Aji juga mengapresiasi dan mendukung Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura XXI, H Adji Zainal Arifin yang mendukung kepindahan IKN dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
"Artinya, Sultan Kukar Ing Martadipura XXI sudah ikhlas dan setuju mendukung kepindahan IKN Nusantara ke Kaltim, maka kami selaku Panglima Keamanan Kraton Kukar Ing Martadipura harus mendukung dan mengamankan keputusan Sultan H. Adji Zainal Arifin yang mempersilahkan pembangunan IKN di Kaltim," katanya.
Namun pesan yang ditekankan oleh Aji, agar jangan sampai pemerintah pusat dan Badan Otorita IKN tidak mengabaikan warisan budaya dan leluhur di Kalimantan, khususnya di Kabupaten Kutai Kartanegara maupun Kabupaten Penajam Paser Utara.
"Jangan sampai pemerintah melalaikan atau kurang perhatian terhadap warisan budaya dan kearifan lokal Kukar. Salah satu budaya di Kraton Kukar Ing Martadipura yang masih terpelihara sampai saat ini," katanya.
Dapat Tugas Raja
Aji juga menyampaikan, bahwa dirinya mendapatkan amanat dari Sultan Kukar Ing Martadipura XX, yakni H Adji Mohamad Salehoeddin II yang notabane adalah Ayahanda Sultan H Adji Zainal Arifin.
Panglima Keamanan Kraton Kukar Ing Martadipura bertugas untuk mengamankan keberadaan aset dan keluarga Kraton Kukar Ing Martadipura.
"Secara pribadi kami berdiri di tengah-tengah menjembatani kepentingan Pemerintah dan Kraton Kukar Ing Martadipura," tutur Aji.
Diterangkan oleh Aji, bahwa masyarakat pendatang di Kabupaten Kukar sangat heterogen. Mereka pun tetap bisa hidup berdampingan dan saling menghormati antar umat beragama.
"Itu multietnis, dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda, namun masyarakat asli Kutai tidak pernah mempersoalkan perbedaan tersebut, karena kami menjunjung tinggi semangat toleransi dan keragaman budaya di tanah Kukar ini," ujarnya.
Baca juga: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum dalam IKN Nusantara di Kaltim