Berita Nasional Terkini

Kemenkes Yakin Hepatitis Akut Berat Tidak Bakal jadi Pandemi Bak Covid-19

Potensi hepatitis akut berat menjadi pandemi Covid-19 sangatlah kecil.

Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO
ILUSTRASI Vaksinasi Covid-19. Potensi hepatitis akut berat menjadi pandemi Covid-19 sangatlah kecil. 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Potensi hepatitis akut berat menjadi pandemi Covid-19 sangatlah kecil.

Meski demikian, penyakit ini tetap perlu diwaspadai.

Pemerintah Indonesia berharap agar tidak terjadi peningkatan kasus atau kejadian luar biasa (KLB) pada kasus hepatitis akut berat.

Sekretaris Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Siti Nadia Tarmidzi menyatakan jika melihat dari kecepatan penularan, jumlah maupun perkembangan kasus hepatitis akut ini maka untuk menjadi pandemi masih sangat jauh.

Baca juga: Antisipasi Hepatitis Akut, Dinas Kesehatan Balikpapan Siapkan 20 Dokter Spesialis Anak

Baca juga: Hepatitis Akut pada Anak Masih Misterius, Simak Hipotesa Ahli Benarkah Dampak Long Covid-19?

Baca juga: Seorang Anak di Kaltim Meninggal Dunia Diduga akibat Hepatitis Akut, Dinkes Kaltim Beri Penjelasan

Kecil sekali kemungkinannya untuk menjadi pandemi Covid-19. Tapi kita tahu bahwa peningkatan penyakit ini mulai dari sebagai peningkatan kasus.

"Kemudian ada kejadian luar biasa, ada wabah, kemudian ada endemi, dan ada pandemi," terang Nadia dalam kegiatan virtual Jumat (14/5/2022).

Ia mengatakan pada kasus penyakit baru yang belum diketahui penyebabnya ini, kemungkinan yang terjadi adalah kejadian luar biasa atau peningkatan kasus.

"Karena kita belum tahu pengobatannya kita belum tahu cara penularannya," jelas jubir vaksinasi Covid-19 ini.

Hal senada juga disampaikan Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban.

Dirinya berujar, potensi hepatitis akut berat menjadi pandemi sangatlah kecil. Meski demikian, penyakit ini tetap perlu diwaspadai.

"Apakah bisa menjadi pandemi tentu jadi pertanyaan yang sulit, karena kan kalau dari oktober sekarang udah 7 bulan kasusnya sekitar 300 mengenai di sekitar 20-an negara," terang Zubairin

Di Indonesia sendiri, dalam kuruan waktu satu bulan penyebarannya cukup cepat, semula 3 kasus sekarang ditemukan 18 kasus dugaan.

Baca juga: Covid Varian Omicron Belum Usai Kini Muncul Hepatitis Akut, Peneliti Jepang Temukan Adanya Korelasi

"Jadi kencendrungnnya untuk menyebar jelas sekali. Namun untuk menjadi pandemi perlu banyak syarat lain," imbuhnya.

Dokter di RS Kramat 1928 ini menyebut, masih sangat sulit menebak kondisi lanjutan penyakit misterius ini. Pasalnya, kini penyelidikan asal muasal atau penyebab ini masih terus berjalan.

Ada banyak faktor risiko yang terus diteliti misalnya virus Adenovirus. Virus ini bisa menular lewat batuk, pilek, bersin termasuk bisa bikin pneumonia tapi Adenovirus strain yang lain.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved