Berita Internasional Terkini
Embargo Minyak & Gas Rusia Gagal Disepakati Uni Eropa, Negosiasi 10 Hari Buntu, Paket Sanksi Ditolak
Negosiasi Uni Eropa terkait embargo minyak dan gas Rusia yang berlangsung 10 hari buntu. Paket sanksi untuk Rusia ditolak sejumlah negara Uni Eropa.
Komisi Eropa mengusulkan untuk melarang impor minyak mentah Rusia mulai enam bulan setelah berlakunya paket sanksi keenam.
Impor produk minyak Rusia akan dihentikan total mulai 2023. Pada saat yang sama, Komisi Eropa mengizinkan Hongaria dan Slovakia, membeli minyak dari Moskow hingga akhir 2024.
Menurut sumber di markas Uni Eropa, bagaimanapun, Komisi Eropa harus mengkaji ulang sejumlah proposal terkait pemberlakuan embargo, spesifikasi dan kemungkinan pengecualian.
Hongaria sangat menentang pelarangan minyak Rusia, dengan Perdana Menteri Orban mengecamnya sebagai “bom nuklir” pada ekonomi Hongaria.
Budapest mendapat dukungan dari negara-negara Uni Eropa lainnya yang percaya kerusakan dari tindakan ini akan menjadi bencana besar bagi blok tersebut.
Menurut majalah Politico, untuk membujuk Budapest, Komisi Eropa telah menyusun rencana untuk menawarkan kompensasi finansial kepada Hongaria jika menandatangani embargo yang diusulkan.
Mengutip tiga pejabat Uni Eropa, publikasi tersebut melaporkan uang ini dapat “disalurkan ke Budapest.
Dana itu jadi bagian strategi energi baru blok tersebut, yang akan ditetapkan minggu depan, untuk mengakhiri ketergantungannya pada bahan bakar fosil Rusia.
Selain minyak, paket sanksi baru dilaporkan menargetkan tiga bank Rusia lagi, yang akan diputuskan dari sistem pembayaran internasional SWIFT.
Para menteri luar negeri Uni Eropa dijadwalkan untuk membahas paket berikutnya pada 16 Mei.
Tata Dunia Baru Akan Terbentuk
Di Moskow mantan Presiden Rusia Dmitri Medvedev menyatakan, serangkaian sanksi ke Rusia akan mendorong tatanan dunia baru.
Arsitektur keamanan global baru menurut Medvedev akan muncul setelah runtuhnya dunia yang berpusat di AS.
Medvedev, yang sekarang menjadi Wakil Ketua Dewan Keamanan Negara di kanal Telegram menunjukkan kemungkinan efek global dari sanksi ke Rusia.
Sejumlah "rantai pasokan global" akan dihancurkan akibat sanksi, mempertaruhkan krisis logistik besar.