Berita Nasional Terkini
Kabar Melegakan, Pengamat Bocorkan Jokowi Tolak Kenaikan LPG, Pertalite & Listrik
Ada kabar melegakan, pengamat bocorkan Jokowi tolak kenaikan LGP, Pertalite & listrik
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Djohan Nur
TRIBUNKALTIM.CO - Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Arifin Tarif telah memberikan sinyal kuat bahwa BBM Pertalite, solar, gas LPG 3 kg, dan tarif listrik akan dinaikkan.
Dilansir dari Tribunnews.com, Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan, setelah hampir sebulan setelah pernyataan dari ketiga menteri itu, ternyata harganya belum juga dinaikkan.
"Kabarnya, Presiden Joko Widodo belum menyetujui kenaikan harga-harga itu, karena kenaikkan harga tersebut akan semakin memperpuruk daya beli masyarakat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (16/5/2022).
Jika kabar itu benar, keputusan Jokowi untuk tidak menaikkan harga Pertalite, Solar, gas LPG 3 kg, dan tarif listrik dinilai sangat tepat, lantaran momentumnya tidak pas.
"Kendati Pandemi Covid-19 sudah mereda, daya beli masyarakat belum benar-benar pulih," kata Fahmy.
Menurutnya pada saat daya beli masyarakat sudah pulih benar, itulah pemerintah perlu mempertimbangkan untuk melakukan penyesuasin terhadap harga komoditi energi tersebut, terutama penyesuaian tarif listrik.
"Pasalnya, sejak 2017 hingga sekarang tidak pernah disesuaikan sama sekali, padahal variabel pembentuk tarif listrik telah mengalami kenaikkan," pungkasnya.
Sebelumnya, Pemerintah diminta untuk menunda kenaikan harga kebutuhan pokok, seperti harga Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik, hingga LPG.
Hal tersebut disampaikan Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listoyanto.
"Sebisa mungkin kita tahan harga energi, LPG, pertalite, listrik, dan beberapa harga kebutuhan pokok," ujar Eko saat diskusi daring, Rabu (11/5/2022).
Ia mengatakan bahwa daya beli masyarakat harus tetap dijaga agar konsumsi rumah tangga dapat melaju lebih tinggi lagi seiring pandemi yang semakin terkendali.
“Efek dari pengendalian pandemi ini ternyata membuahkan hasil, daya beli masyarakatnya cukup kuat,” ujar Eko.
Eko berujar, jika pemerintah menaikan harga-harga tersebut, maka performa ekonomi akan semakin berat untuk mencapai target pertumbuhan sebesar 5,2 persen.
"Jadi, pasca lebaran ini, kita sarankan untuk tidak segera menaikkan berbagai macam harga-harga yang secara Internasional ada kenaikan tetapi ya sebisa mungkin harus kita tahan," kata Eko.
Eko mengatakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang sebesar 4,34 persen yoy pada kuartal I-2022 lebih disebabkan karena sebelumnya konsumsi rumah tangga terkontraksi pada kuartal I-2021.