Berita Nasional Terkini

Panglima TNI Beber Kendala Penumpasan KKB Papua, Sebut Mirip dengan Penanganan di Poso

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa angkat bicara mengenai upaya penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua

(Istimewa)
Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa (tengah). Panglima TNI Beber Kendala Penumpasan KKB Papua, Sebut Mirip dengan Penanganan di Poso. 

TRIBUNKALTIM.CO - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa angkat bicara mengenai upaya penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

Sebagaimana diketahui, KKB Papua hingga saat ini masih eksis menebar teror.

Korbannya tak hanya dari kalangan TNI dan Polri saja, melainkan juga masyarakat sipil.

Selain itu, aksi KKB Papua juga menargetkan fasilitas umum, tak sedikit fasilitas masyarakat yang dibangun dengan uang miliaran rupiah rusak.

Jenderal Andika Perkasa menjelaskan alasan mengapa penumpasan KKB Papua akan berlangsung lama atau jangka panjang.

Mantan KSAD itu menyebut, pola kerja TNI-Polri sama seperti Satgas Madago Raya di Poso.

Baca juga: Tertembak Temannya Sendiri, Anggota KKB Papua Tewas Gegara Persoalan Daging Babi, TNI Jadi Saksi

Baca juga: SIAP-SIAP 450 Prajurit TNI Kalimantan Menuju Papua, Pangdam VI Beri Pesan Khusus Hadapi KKB Papua

Baca juga: TAKTIK CERDAS KKB Papua Kirim 2 Wanita jadi Mata-mata Sebelum Serang TNI dan Polri, Untung Waspada

"Posisi kita sama seperti di Sulawesi Tengah lewat pola satuan operasi, yang berjalan normal adalah operasi penegakan hukum, bekerjasama dengan Polri serta instansi lain," kata Andika usai meninjau pos skotis Satgas Madago Raya di Poso.

Ia menjelaskan yang menjadi salah satu pengaruh operasi penumpasan KKB Papua akan berlangsung jangka panjang adalah penguasaan medan yang dominan oleh para kelompok KKB Papua.

Keterlibatan TNI sendiri dalam operasi itu, dikhususkan pada keamanan dan bersifat cukup terbatas sehingga pihaknya betul-betul bertindak dengan memperhatikan rambu-rambu operasi supaya tidak menimbulkan masalah baru.

"Kami menjaga pola operasi sesuai dengan rambu-rambu yang ada, untuk menjaga jangan sampai ada masalah baru ataupun masalah yang lebih besar lagi," ujar Jenderal Andika Perkasa.

Ia mengemukakan, terdapat dua kemiripan yang cukup menonjol antara operasi khusus penumpasan mujahidin Indonesia timur (MIT) di Poso dengan operasi khusus di Papua, yakni medan yang terbilang sulit.

"Variabelnya cukup banyak, dan tantangannya itu berbeda-beda, di Papua dan Poso hanya medan operasinya saja yang sulit," demikian Jenderal Andika Perkasa.

Baca juga: KKB Papua Makin Brutal, Panglima TNI Diminta Segera Bertindak, Tapi Jangan Pakai Ancaman

Baca juga: Usai Tembaki Pesawat, KKB Papua Bakar Perumahan Guru, Satgas Damai Cartenz Bergerak

Diketahui, aksi Kelompok Kriminal Bersenjata Papua (KKB Papua) kian brutal menyasar penduduk sipil.

Terbaru, KKB Papua menembak mati sopir truk bernama Nober Palintin (31) di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, pada Rabu (11/5/222).

Pelaku diduga merupakan kelompok Buaya (B) di bawah komando KKB pimpinan Lekagak Telenggen.

Pada 12 April 2022, KKB Papua juga menembak Anwar Sauki, warga sipil asal Sulawesi Selatan yang tinggal di Kabupaten Puncak.

Saat itu, kondisi Anwar Sauki hingga koma di rumah sakit.

Dan, sebelumnya, Samsul Satto, seorang tukang ojek ditembak saat sedang minum kopi di depan rumah, Kampung Kibologome, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak pada Senin (25/4/2022) siang.

Baca juga: KKB Kembali Berulah! Serang Bandara Aminggaru Ilaga Papua, Sebabkan 4 Pesawat Batal Mendarat

Baca juga: Tanpa Tambahan Pasukan, Jenderal Andika Perkasa Yakin TNI Mampu Menumpas KKB Papua

Saat Samsul Sattu dan empat rekannya tengah duduk-duduk di depan rumah, tiba-tiba dua orang tak dikenal lewat di depan rumah langsung melepas tembakan ke arah dada korban.

Korban tersungkur dan meninggal dunia di depan rumah sebelum dilarikan ke Puskesmas Ilaga.

Menyikapi aksi KKB Papua yang kian brutal, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan tegas mengatakan, TNI dapat menumpas kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

Penegasan tersebut dikatakan Jenderal Andika saat ditemui di Markas Korem/142 Tatag Mamuju, Kamis (12/5/2022) siang.

"Saat ini tak ada pasukan tambahan yang diterjunkan, karena kami yakin yang ada di lapangan sudah bisa menangani persoalan tersebut," kata Jenderal Andika Perkasa.

Menurutnya, pasukan teritorial saat ini cukup dalam menangani teror yang dilakukan KKB tersebut, sehingga tak perlu ada tambahan pasukan.

Baca juga: TERBARU Terjawab Sudah Tugas Sebenarnya dari TNI, Salah Satunya Mengatasi Separatisme, KKB Papua?

Justru upaya ditempuh saat ini, langkah jangka panjang dalam meredam kelompok bersenjata itu. Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi hambatan dalam penangananya.

"Kami terus berupaya menangani kasus tersebut, dengan cara-cara kami yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan," ungkap dia.

"Walaupun dari kelompok bersenjata tidak menunjukkkan nilai kemanusiaan, tapi kita tidak boleh terpancing," lanjutnya.

Dikatakan langkah yang saat ini ditempuh ialah terus menangani kasus itu secara hukum dan prosedural.

Tentunya tetap mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan atau hak asasi manusia yang dijunjung tinggi. (*)

Berita Nasional Terkini

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved