Berita Nasional Terkini
Usai Diblokir Singapura UAS Disambut Meriah di Madura, Langsung Dakwah Keliling 7 Titik dalam 3 Hari
Usai diblokir Singapura UAS disambut meriah di Madura, langsung dakwah keliling 7 titik dalam 3 hari.
TRIBUNKALTIM.CO - Sosok ustaz Abdul Somad jadi perhatian publik.
Lantaran menerima penolakan dari Singapura belum lama ini.
Usai deportasi UAS dari Singapura jadi polemik di Indonesia.
Banyak pihak-pihak yang bereaksi, ada yang pro dan kontra.
Namun sebagian mengecam tindakan Singapura yang melabeli UAS sebagai tokoh radikal yang mengajarkan paham ekstrimis maupun segragasi.
Namun hal itu tak menghentikan aktifitas dakwahnya di tanah air,
Usai diblokir Singapura UAS justru disambut meriah di Madura.
Ya, ustaz Abdul Somad langsung dakwah keliling 7 titik dalam 3 hari di Madura.
Informasi selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: TERBONGKAR Penyebab Pencekalan Ustaz Abdul Somad di Luar Negeri, Fax dari Jakarta Sebut UAS Teroris
Melansir Tribunnews.com dengan judul Setelah Ditolak Singapura, Ustaz Abdul Somad Disambut Meriah di Madura, pemuka agama kondang, Ustaz Abdul Somad (UAS) disambut dengan meriah di Sumenep, Madura untuk mengisi ceramah.
Hal ini diketahui melalui video dari kanal YouTube, Hai Guys Official yang diunggah pada Sabtu (21/5/2022).
Video berdurasi 12 menit 25 detik tersebut diawali dengan sambutan dari beberapa tokoh masyarakat Jawa Timur di Bandara Ir Juanda, Surabaya.
Bahkan UAS juga terlihat mendatangi Kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.
UAS terlihat memakai topi dan jaket lengan panjang berwarna hitam.
“Menuju ke Pamekasan, naik pesawat dulu,” ujar seorang pengisi suara video.
Ucapan tersebut sekaligus memperlihatkan UAS berbincang dengan rombongan di dalam sebuah bus.
Kemudian, video dilanjutkan dengan memperlihatkan UAS naik ke pesawat yang akan mengantarkannya dengan rombongan ke Sumenep, Madura.
“Bersama rombongan ini, para kiai dari Sumenep,” ujar seorang pengisi suara.
Video pun dilanjutkan saat UAS beserta rombongan sampai di Bandara Trunojoyo, Sumenep.
Saat sampai, UAS pun langsung disambut meriah oleh puluhan orang yang terlihat menunggu di lobby untuk penjemputan penumpang di Bandara Trunojoyo.
Baca juga: Tuntutan Aksi Bela UAS: Usir Dubes Singapura Bila tak Minta Maaf, Kata Polda Metro Jaya
Selanjutnya, UAS pun memasuki mobil SUV berwarna hitam dan pergi meninggalkan Bandara Trunojoyo dengan pengawalan mobil patroli.
Ketika di dalam mobil, UAS ditemani oleh salah satu pimpinan pondok pesantren Al-Amien, Prenduan Madura, Ahmad Fauzi Tidjani.
Menurut pengakuan Fauzi dalam video tersebut, kegiatan ceramah akan digelar selama tiga hari di Madura yaitu di Pamekasan dan Sumenep.
“Di Madura ini, InsyaAllah ada tujuh titik tersebar dalam tiga hari lah, dua hari satu malam.”
“Hari ini dua titik (di Sumenep), besok tiga titik di Pamekasan, terus besok lagi tiga titik terus sampai ke Surabaya,”jelas Fauzi dalam video.
Kemudian, video dilanjutkan dengan memperlihatkan UAS sampai ke lokasi ceramah dan disambut oleh ratusan masyarakat Sumenep.
“Pada sore hari ini, kita bersama-sama dapat hadir pada acara tabligh akbar dan halalbihalal yang diselenggarakan Takmir Masjid Besar Nur-Muhammad bersama Profesor H. Abdul Somad Batubara dengan tema ‘Jadikan Masjid sebagai Peradaban Islam,” kata pembawa acara.
Baca juga: Liburan UAS Jadi Petaka, Penjelasan Penolakan Abdul Somad di Singapura, Apa Itu Not to Land Notice?
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, UAS tidak diperbolehkan untuk masuk ke wilayah Singapura.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Singapura pun memberikan tiga alasan terkait tidak diperbolehkannya UAS untuk memasuki wilayahnya.
Poin pertama yang dituliskan adalah terkait konfirmasi bahwa UAS sampai di Singapura dan berada di Terminal Feri Tanah Merah pada Senin (16/5/2022) dari Batam dengan enam anggota lainnya.
Kemudian, UAS disebut diwawancarai dan dinyatakan bahwa dia dan kelompok yang bersamanya ditolak untuk masuk ke Singapura.
Setelah itu, UAS ditempatkan kembali di kapal feri untuk kembali ke Batam, Kepulauan Riau di hari yang sama.
“Kementerian Dalam Negeri Singapura mengonfirmasi bahwa pemuka agama asal Indonesia Abdul Somad Batubara (Somad) sampai di Terminal Feri Tanah Merah, Singapura pada 16 Mei 2022 dari Batam dengan enam anggota lainnya.”
“Somad diwawancarai, setelah itu kelompok tersebut ditolak masuk ke Singapura dan ditempatkan di feri kembali ke Batam di hari yang sama,” demikian bunyi poin pertama.
Baca juga: UAS Tak Bakal Kapok, Sebut Singapura Sebagai Kampung Halaman, Klarifikasi Ekstrimis
Dikenal Ekstremis dan Ajarkan Segragasi
Di poin kedua, Kemendagri Singapura menilai penolakan kehadiran UAS di Singapura lantaran ia dikenal sebagai pemuka agama yang ekstrimis dan mengajarkan segregasi.
Dalam poin ini pun dijelaskan contoh ajaran dari UAS adalah dirinya mengajarkan bahwa bom bunuh diri diperbolehkan dalam konteks konflik Israel dan Palestina serta dianggap sebagai operasi ‘syahid’.
Ajaran lain yang dianggap bertentangan dengan Singapura adalah komentar merendahkan umat agama lain seperti Kristen dengan mendeskripsikan salib sebagai tempat tinggal setan atau iblis.
Selain itu, UAS juga dianggap telah mempublikasikan non muslim sebagai ‘kafir’.
“Somad dikenal sebagai pemuka agama yang memiliki sifat ekstrimis dan mengajarkan segregasi di mana ini tidak diterima di lingkungan sosial Singapura yang multi rasial dan multi agama.”
“Contohnya, Somad telah mengajarkan bahwa bom bunuh diri diperbolehkan dalam konteksi konflik Israel-Palestina dan dianggap operasi ‘syahid’.
“Ia juga telah berkomentar merendahkan umat dari kepercayaan lain seperti Kristen dengan mendeskripsikan salib sebagai tempat tinggal setan atau iblis.”
“Selain itu, Somad telah mempublikasikan terkait umat non muslim sebagai ‘kafir’,” tulis poin kedua.
Baca juga: INFO PPPK 2022: Ada Perbedaan Aturan Seleksi PPPK Guru Tahap 3, Cek Perbedaan CPNS dan P3K
Dinilai Seolah-olah Kunjungan Sosial
Selanjutnya pada poin terakhir disebutkan, masuknya pengunjung ke Singapura tidak dapat dilakukan secara otomatis ataupun menjadi hak.
Kemendagri Singapura juga menyebut, setiap kasus dinilai berdasarkan kemampuannya sendiri sedangkan UAS, berdasarkan pernyataan tersebut, telah berusaha memasuki Singapura dengan pura-pura untuk kunjungan sosial.
“Pengunjung yang masuk ke Singapura tidak dapat dilakukan secara ototmatis ataupun dianggap memiliki hak. Setiap kasus dinilai berdasarkan ciri-ciri di dalamnya.”
“Ketika Somad telah mencoba untuk memasuki Singapura yang seolah-olah untuk kunjungan sosial, Pemerintah Singapura mengambil pandangan serius terhadap siapapun yang mendorong kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstrimis dan mengajarkan segregasi.”
“Somad dan kelompoknya ditolak untuk masuk ke Singapura,” demikian tertulis di poin terakhir. (*)