Berita Berau Terkini

Sejumlah Masyarakat Kurang Setuju Jika Opsi Perbaikan Jembatan Sambaliung Berau Harus Ditutup Total

Tidak hanya dari pihak DPRD Berau yang meminta Pemkab Berau mengkaji ulang mengenai penutupan secara keseluruhan saat Jembatan Sambaliung

TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI PENGESTI
Jembatan sambaliung yang akan ditutup untuk perbaikan.TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI PENGESTI 

Dengan penutupan jembatan akan berdampak pada kepentingan umum, baik yang dari pesisir ke kota maupun dari kota ke pesisir.

“Jadi, tidak hanya kita bicara satu kepentingan saja, tetapi ini kepentingan secara umum. Baik ini berkaitan dengan angkutan penumpang, mobilisasi pekerja, maupun bahan pokok,” jelasnya.

Menurut Saga, banyaknya aktivitas di jembatan Sambaliung harus dipertimbangkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau, maupun Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kaltim.

Pasalnya, saat jam sibuk jumlah kendaraan yang melewati jembatan satu-satunya menuju pesisir dari Tanjung Redeb itu dapat dilalui sekira 1.200 kendaraan per hari.

Baca juga: Maret 2022 Mulai Masuk Tahap Tender, Perbaikan Jembatan Sambaliung dan Talisayan

“Apabila kita melihat selain masalah sembako, dan mobilisasi pekerja yang menyeberang dan bolak-balik ke pesisir, ini kita melihat juga banyaknya aktivitas perusahaan yang juga membawa hasil produksi melalui jembatan itu,” tuturnya.

Jadi, kata Dia, perlu dipertimbangkan penutupan. Jangan sampai berdampak pada aktivitas masyarakat secara luas.

“Bisa menimbulkan permasalahan baru di Kabupaten Berau,” sambungnya.

Pihaknya, telah berdiskusi dengan anggota di Komisi III, terkait rencana penutupan jembatan Sambaliung itu. Hasil diskusi, sepakat menyuarakan dilakukan penundaan terhadap perbaikan dan penutupan jembatan itu.

Politisi dari Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP) itu juga mengaku, Komisi III lebih setuju apabila Pemkab Berau dengan Pemerintah Provinsi Kaltim, untuk bersinergi membangun jembatan kembar sebagai alternatif menuju pesisir.

“Jadi, kalau kita berpikir untuk membangun jembatan kembar dengan dana yang ada yaitu Rp 20 Miliar, itu hanya kita menambah saja, barulah berpikir untuk rehabilitasi. Karena sudah ada alternatifnya. Apalagi masih banyak pihak yang belum mengeluh dengan kondisi jembatan tersebut,” katanya.

Dikarenakan ada mata rantai prioritas yang bisa saja terputus karena penutupan sementara itu.

Seperti apabila adanya kebutuhan obat yang harus cepat diantarkan ke Sambaliung atau pesisir bisa memakan waktu yang lebih lama karena mobilisasi ditutup.

Saga juga menilai, dampak mobilisasi ke pesisir itu sangat luar biasa, termasuk pariwisata.

Sementara, di pesisir sekarang ini lebih mengedepankan pariwisata. Dampak kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara itu sangat luar biasa, sekarang ini mereka prioritaskan untuk ke Labuan Cermin, Kaniungan, dan sebagainya.

Di sisi lain, Saga juga mengungkap, suara untuk menunda penutupan jembatan Sambaliung tampaknya sulit, karena sudah ada kontraktornya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved