Berita Berau Terkini
Sejumlah Masyarakat Kurang Setuju Jika Opsi Perbaikan Jembatan Sambaliung Berau Harus Ditutup Total
Tidak hanya dari pihak DPRD Berau yang meminta Pemkab Berau mengkaji ulang mengenai penutupan secara keseluruhan saat Jembatan Sambaliung
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB- Tidak hanya dari pihak DPRD Berau yang meminta Pemkab Berau mengkaji ulang mengenai penutupan secara keseluruhan saat Jembatan Sambaliung mulai diperbaiki Juni nanti.
Namun sejumlah masyarakat di daerah Sambaliung dan Pesisir Selatan mengeluhkan hal yang sama.
Seperti salah satu warga Sambaliung yakni Handoko (50) yang bekerja sebagai pedagang sembako mengakui, akan sangat berat jika jembatan harus ditutup.
Lantaran, proses membeli barang ke distributor berada di Tanjung Redeb, dan satu-satunya akses menggunakan jembatan tersebut.
“Saya ini kurang paham, maksudnya pemerintah seperti apa. Kalau di tutup semua, kami disediakan alat apa untuk menyebrang,” jelasnya kepada TribunKaltim.Co, Minggu (22/5/2022).
Ia juga tidak hanya pergi ke Tanjung Redeb untuk menuju distributor, tetapi kadang juga berjualan hingga ke Tanjung Selor dan aksesnya juga terbatas.
Baca juga: DPRD Berau Minta Kebijakan Ulang Terkait Penutupan Jembatan Sambaliung
Baca juga: Selama Jembatan Sambaliung Ditutup, Pelayanan Kesehatan di Pesisir Berau Difokuskan ke RS Talisayan
Baca juga: Jembatan Sambaliung di Berau Segera Diperbaiki, Akses Jalan akan Ditutup
Tetapi, Ia juga mendukung jembatan Sambaliung diperbaiki, sebab jembatan tersebut juga menjadi satu-satunya akses dan bahaya juga jika tidak kunjung diperbaiki.
“Memang banyak lubang, tapi saya harap pemerintah bisa membenarkan dengan sistem buka tutup, agar kami masih bisa lewat,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu petani dari Talisayan, Hinaiwan mengakui penutupan yang dicanangkan selama 6 bulan lamanya, tentu akan memperlambat banyak pekerja seperti dirinya. Dan bisa jadi berdampak terhadap ketersediaan pangan.
Banyak petani hortikultura berasal dari pesisir selatan, begitu juga komoditas lain seperti jagung hingga beras lokal.
Jika opsi penutupan total masih dipertahankan, menurutnya juga akan berpengaruh pada kenaikan harga.
“Kalau dikasih opsi pakai penyebrangan dan semua itu ditanggung oleh kami yakni masyarkat, itu bisa dihitung masuk biaya operasional,” ungkapnya.
“Kami bukannya tidak setuju dengan perbaikan, tapi tidak setuju dengan penutupan total,” tambahnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Berau, Saga, menilai rencana penutupan jembatan Sambaliung, dapat mengganggu aktivitas umum.
Sehingga, menyuarakan penundaan sementara perbaikan maupun penutupan jembatan. Berharap, mengutamakan pembangunan jembatan kembar.