Berita Internasional Terkini
Imbas Perang di Ukraina, Joe Biden & 962 Warga Amerika Serikat Dicekal Masuk Rusia, Kecuali Trump
Jumlah warga Amerika Serikat yang dicekal masuk ke Rusia, mencapai 1.000 orang, tepatnya 963 orang
Mantan Presiden Donald Trump tidak ada dalam daftar.
Baca juga: Jenderal Amerika dan Letkol Inggris Ikut Menyerah Bersama Prajurit Ukraina di Mariupol, Rusia Menang
Diberitakan CNBC, selama bertahun-tahun, Trump telah memuji Presiden Rusia Vladimir Putin.
Trump juga mengkritik penyelidikan atas campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016 yang berakhir dengan kemenangan Trump atas saingannya dari Partai Demokrat, Clinton.
Trump dimakzulkan pada tahun 2019 karena menahan bantuan militer yang dialokasikan secara kongres ke Ukraina sambil menekan presiden yang baru terpilih saat itu, Volodymyr Zelensky, untuk mengumumkan penyelidikan terhadap Joe Biden, yang pada saat itu adalah kandidat Demokrat terkemuka untuk Gedung Putih.
Trump lalu dibebaskan setelah persidangan di Senat.
Selain Donald Trump, mantan Presiden Barack Obama dan wakil presiden Trump, Mike Pence, juga tidak ada dalam daftar yang dilarang masuk Rusia.
Namun, saudara laki-laki Pence, Rep. Greg Pence, R-Ind., dilarang.
Dikutip dari The Guardian, larangan Rusia ini datang pada hari yang sama ketika Biden menandatangani paket dukungan yang menyediakan hampir $40 miliar bantuan untuk Ukraina.
Tetapi tindakan terbaru oleh Rusia merupakan bagian dari penurunan hubungan negara itu dengan barat sejak invasinya ke Ukraina.
Hal ini yang mendorong Washington dan sekutunya untuk menjatuhkan sanksi drastis pada Moskow dan meningkatkan pasokan senjata ke militer Ukraina.
Sebelumnya, kementerian luar negeri Rusia melarang Boris Johnson, Liz Truss, Ben Wallace, dan 10 anggota pemerintah Inggris lainnya memasuki negara itu.
Baca juga: Mariupol Ukraina Diklaim Telah Diambil Alih Secara Penuh oleh Rusia
Kementerian mengatakan, keputusan dibuat mengingat tindakan bermusuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh pemerintah Inggris.
Sementara itu, ajudan atau pembantu Presiden Rusia Vladimir Putin, Vladimir Medinsky, menyebut Barat ingin memperbudak Ukraina.
Medinsky, pada Minggu (22/5/2022) mengatakan Barat sedang berusaha mengikat Ukraina dengan kewajiban keuangan dan politik, sehingga generasi masa depan Ukraina harus membayarnya.
"(Barat sedang berusaha untuk) memperbudak Ukraina, untuk mengikatnya dengan kewajiban keuangan dan politik, yang sayangnya, akan mengubah Ukraina menjadi koloni," katanya dalam wawancara dengan saluran televisi ONT Belarus.