Ibu Kota Negara

Titik Nol IKN Nusantara Bukan Lokasi Wisata tapi Banyak Dikunjungi Masyarakat dari Luar

Pindahnya Ibu Kota Negara (IKN) ke Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur

Penulis: Nita Rahayu | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO
ILUSTRASI Wisatawan kunjungi kawasan titik nol IKN Nusantara di Sepaku Penajam Paser Utara. Anggota DPRD Penajam Paser Utara, Apresiasi sikap ramah pemkab PPU sambut pendatang ke PPU sejak adanya IKN Nusantara. 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Pindahnya Ibu Kota Negara (IKN) ke Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur, menjadikan Penajam Paser Utara, semakin ramai dikunjungi masyarakat dari luar.

Terbukti, sejak adanya titik nol IKN, kunjungan bahkan bisa mencapai lima ribuan orang di hari-hari tertentu.

Bahkan, titik nol sudah seperti dijadikan destinasi wisata bagi masyarakat luar tersebut.

Hanya saja, ramainya kunjungan ke IKN itu, tampaknya belum terlalu berdampak terhadap pariwsata yang ada di Benuo Taka.

Baca juga: Bantah IKN Nusantara Minim Pendanaan, Menko Luhut Sebut UEA Siap Investasi 20 Miliar Dolar AS

Baca juga: IKN Rentan Ancaman Udara, Panglima TNI: Alusista Kita Memang Masih Kurang

Baca juga: KLHK Minta Listrik PLN Masuk ke Areal Persemaian IKN Nusantara Atas Biaya Pemerintah

Bahkan, para pemandu wisata lokal yang ada di PPU, tidak begitu merasakan manfaatnya.

Kondisi dilapangan, diakui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata PPU, Andi Israwati Latief, bahwa banyak travel dari luar daerah, yang sekaligus bertindak sebagi guide atau pemandu, untuk mengantar penumpangnya ke IKN.

"Disini sebagai pemandu dibuat agar tidak merasa ketinggalan. Siapapun travel yang masuk diharapkan bisa berkomunikasi dengan para guide kita," ungkap Andi Israwati Senin (23/5/2022).

Padahal, dengan jarak tidak begitu jauh dari titik nol itu, banyak wisata yang bisa sembari dikunjungi.

Seperti air terjun Tembinus, Goa Raja Bukit Embun dan lainnya.

Selain titik nol itu sendiri yang notabene bukan merupakan tempat wisata.

Kalau berbicara dampak dengan adanya titik nol dengan pelaku pariwisata sebenarnya, ada dampaknya, hanya itu tadi belum ada titik temu.

Baca juga: Menteri LHK Dukung Y20 di Balikpapan, Singgung IKN Nusantara dan Perubahan Iklim

"Kemarin sudah dibahas terkait travel yang datang mengantar tamu, harusnya berkolaborasi dengan HPI yang ada disini," jelasnya.

Ia mengungkap, pemandu wisata harusnya bisa terlibat aktif, agar potensi tersebut bisa menjadi tambahan pemasukan ekonomi bagi daerah maupun masyarakat.

Pemanfaatan potensi para pemandu maupun masyarakat pada umumnya itu, juga diharapkan dapat menjadi salah satu perhatian.

Sebab jangan sampai Sumber Daya Manusia (SDM) lokal yang ada, menjadi tertinggal dan hanya jadi penonton.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved