Buya Syafii Maarif Meninggal
Biografi Buya Syafii Maarif, Mantan Ketum PP Muhammadiyah Meninggal, Kisah Kesederhanaanya Viral
Profil - biodata Buya Syafii Maarif, mantan Ketum PP Muhammadiyah meninggal dunia hari ini. Kisah kesederhanaan Buya Syafii Maarif yang viral
TRIBUNKALTIM.CO - Simak profil dan biodata Buya Syafii Maarif, mantan Ketua Umum ( Ketum ) PP Muhammadiyah yang meninggal dunia hari ini, Jumat, 27 Mei 2022 pagi hari ini.
Beberapa waktu lalu sempat viral kisah kesederhanaan Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif yang lebih dikenal sebagai Buya Syafii Maarif hingga membuat orang segan.
Bukan hanya Muhammadiyah, bangsa Indonesia kehilangan salah satu tokoh besarnya, Buya Syafii Maarif meninggal dunia hari ini, Jumat 27 Mei 2022 pukul 10.45 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Menkopolhukam, Mahfud MD menuliskan ucapan duka cita di akun Twitter pribadinya, "Inna lillah wa inna ilaihi raji'un.
Tlh wafat Buya Ahmad Syafii Maarif, mantan Ketua PP Muhammadiyah pd hr ini jam 10.15 di Yogyakarta.
Ummat Islam dan bangsa Indonesia kehilangan lg salah seorang tokoh besarnya.
Semoga Buya Syafii diampuni segala dosanya dan mendapat surga-Nya."
Kisah Kesederhanaan Buya Syafii Maarif yang Viral
Baca juga: KABAR DUKA Buya Syafii Maarif Meninggal Dunia, Mahfud MD: Indonesia Kehilangan Tokoh Besar
Bulan September 2021 lalu di media sosial viral video pengendara sepeda yang sedang mengayuh di jalanan komplek Perumahan Nogotirto, Sleman, Yogyakarta.
Dalam video tersebut diketahui pengemudi mobil segan menyalip pengendara sepeda tersebut.
Awalnya tidak ada warganet terutama pengguna Twitter yang mengetahui siapa sosok itu.
Sosok tersebut tampak sederhana mengenakan topi merah dan pakaian biasa saja, tidak ada yang mencolok.
Hingga kemudian pengunggah video yakni pegiat media Budhi Hermanto, mengungkapkan sosok tersebut yang ternyata adalah Buya Syafii Maarif.
Buya Syafii Maarif dikenal sebagai salah satu ulama besar yang bahkan dijuluki sebagai bapak bangsa dari Muhammadiyah.
Adapun pengunggah Budhi Hermanto menuliskan narasi, betapa ia segan untuk menyalip Buya Syafii yang tengah bersepeda di jalanan sepi.
Ia memilih melambatkan laju mobilnya dan membuntuti Buya Syafii dari belakang.
Budhi Hermanto merasa Buya Syafii adalah guru baginya, sehingga ia sungkan untuk menyalip.
"Saya gak berani menyalip pengendara sepeda bertopi merah ini, ketemu di kompleks perumahan nogotirto, semoga beliau selalu diberi kesehatan, berkah," tulis Budhi.
Baca juga: Jenguk Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jogjakarta, Ganjar Sebut Semangat Buya Luar Biasa
Awalnya, cuitan Budhi di Twitter itu mengundang tanda tanya tentang siapa sosok guru yang dimaksud.
Hingga kemudian beberapa warganet pengguna Twitter menduga beliau adalah Buya Syafii Maarif. Budhi pun membenarkan.
"Iya beliau Buya Ahmad Syafii Maarif, tadi ada teman2 yg nanya. Terimakasih atas doa nya kawan-kawan, semoga Buya Maarif senantiasa sehat, diberi umur panjang oleh-Nya. Sebagai lentera utk kita, pun bangsa ini. Amiiin," tulis Budhi Hermanto.
Unggahan Budhi Hermanto itu lantas menuai komentar warganet.
Rupanya banyak yang terharu melihat sikap sederhana Buya Syafii Maarif, hingga muncul kesaksian betapa bersahajanya sikap guru besar Muhammadiyah itu selama ini.
"Ingat saat mengundang beliau menjadi pembicara IKMAMMM di Muallimaat, sehbs acra tdk berkenn di antr mobil, maunya naik taxi br g ngrepotin.
Krn jarak ke jl raya sy kira ckp melelahkan bg beliau. Sy pinjam motor peserta utk boncengin beliau sambil hujan2 mnju jl raya.," komentar akun majidhimawan.
"Dapat cerita dari istri, beberapa kali mengantar majalah dari kantor untuk beliau krn lokasi rumah searah jalan pulang. Pada keberapa, beliau bilang sekira, "Besok biarkan yg lain pengantarnya, jatahmu adalah waktunya pulang." tulis akun ekosangpencerah.
"Masih sangat ingat di sebuah sore, ketika mendapati Buya sedang menunggu kereta commuter line arah Bogor di peron stasiun Tebet.
Baca juga: Berita Terbaru, Lengkap Foto, Biodata dan Profil Buya Syafii Maarif yang Meninggal Dunia Hari Ini
Nampak beliau merasa biasa saja, tak ada sikap "seorang bintang". Hormat saya untuk beliau...," komentar akun almaujudy.
Rekam Jejak dan Profil Buya Syafii Maarif
Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif yang lebih dikenal Buya Syafii Maarif adalah salah satu tokoh dan pemikir Islam di Indonesia.
Bernama lengkap Ahmad Syafii Maarif, lahir di Sumpur Kudus, 31 Mei 1935.
Selanjutnya Ahmad Syafii Maarif lebih dikenal sebagai Buya Syafii Maarif.
Menamatkan pendidikan dasar di sekolah rakyat di Sumpur Kudus, Ahmad Syafii Maarif kemudian melanjutkan ke Madrasah Mualimin di Balai Tengah, Lintau, Sumatera Barat.
Selanjutnya, Ahmad Syafii Maarif merantau ke Jawa dan melanjutkan pendidikannya di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah di Yogyakarta.
Dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel yang berjudul PROFIL Buya Syafii Maarif yang Baru Meninggal Dunia: Aktif di Dunia Pendidikan Pernah Jadi Guru Desa, setelah lulus, Ahmad Syafii Maarif diharuskan mengabdi di pendidikan yang dikelola organisasi Muhammadiyah.
Berikutnya, Ahmad Syafii Maarif dikirim ke Lombok, Nusa Tenggara Timur selama setahun.
Setelah menyelesaikan masa pengabdian, Syafii Maarif kemudian melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Surakarta.
Karena adanya pemberontakan PRRI/Permesta yang mengakibatkan terputusnya hubungan Sumatera-Jawa, Syafii Maarif tidak bisa lagi mendapatkan bantuan biaya kuliah dari saudaranya yang berada di Sumatera.
Ahmad Syafii Maarif pun memutuskan untuk berhenti kuliah.
Pada saat itu, Syafii Maarif menyambung hidupnya dengan menjadi guru desa di wilayah Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Ahmad Syafii Maarif kembali melanjutkan kuliahnya di Jurusan Sejarah Universitas Cokroaminoto dan berhasil meraih gelar Sarjana Muda pada 1964.
Sedangkan gelar Sarjananya diperoleh dari IKIP Yogyakarta empat tahun kemudian.
Ahmad Syafii Maarif juga meraih gelar master di bidang sejarah dari Ohio State University, Amerika Serikat.
Gelar doktornya diperoleh dari Program Studi Bahasa dan Peradaban Timur Dekat, Univesitas Chicago, AS dengan disertasinya yang berjudul Islam as the Basis of State: A Study of The Islamic Political Idead as Reflected in the Constituent Assembli Debates in Indonesia.
Perjalanan Buya Syafii Maarif
Ahmad Syafii Maarif diketahui aktif di dunia pendidikan.
Selain itu, Ahmad Syafii Maarif juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah periode 2000 - 2005.
Setelah tidak menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif aktif di Institute Maarif yang didirikannya.
Ahmad Syafii Maarif juga aktif menulis dan atas karya-karya yang dihasilkannya, Ahmad Syafii Maarif mendapatkan penghargaan Ramon Magsaysay dari pemerintah Filipina pada 2008. (2)
Pada awal 2015, Ahmad Syafii Maarif mendapatkan tawaran dari Presiden Joko Widodo untuk mengisi posisi Dewan Pertimbang Presiden, tapi Syafi'i menolaknya.
Ahmad Syafii Maarif juga pernah menjadi Ketua Tim Independen 2015 yang mengatasi konflik Polri-KPK.
Riwayat Karier Buya Syafii Maarif
- Guru di Sekolah Muhammadiyah, Lombok Timur, NTB (1957-)
- Guru Bahasa Inggris dan Indonesia SMP di Baturetno, Surakarta (1959-1963)
- Guru Bahasa Inggris dan Indonesia SMA Islam Surakarta (1963-1964)
- Dosen Sejarah dan Kebudayaan Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta (1964-1969)
- Dosen IKIP Yogyakarta (1967-1969)
- Asisten dosen paruh waktu Sejarah dan Kebudayaan Islam di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta (1969-1972)
- Asisten Dosen Sejarah Asia Tenggara IKIP Yogyakarta (1969-1972)
- Dosen paruh waktu Sejarah Asia Barat Daya IKIP Yogyakarta (1973-1976)
- Dosen senior Filsafat Sejarah IKIP Yogyakarta (1983-1990)
- Profesor tamu di University of Iowa, AS (1986)
- Dosen senior (paruh waktu) Sejarah dan Kebudayaan Islam IAIN Kalijaga, Yogyakarta (1983-1990)
- Dosen senior (paruh waktu) di UII Yogyakarta (1984-1990)
- Dosen senior (paruh waktu) Sejarah Ideologi Politik Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta (1987-1990)
- Dosen senior (pensyarah kanan) di Universitas Kebangsaan Malaysia (1990-1994)
- Dosen senior Filsafat Sejarah IKIP Yogyakarta (1992-1993)
- Profesor tamu di McGill University, Kanada (1992-1994)
- Profesor Filsafat Sejarah IKIP Yogyakarta (1996)
- Wakil Ketua PP Muhammadiyah (1995-1998)
- Ketua PP Muhammadiyah (1998-2000)
- Ketua PP Muhammadiyah (2000- 2005)
- Pengurus Masyarakat Sejarawan Indonesia
- Pemimpin Redaksi majalah Suara Muhammadiyah Yogyakarta (1988-1990)
- Anggota Staf Ahli jurnal Ummul Qur'an (1988)
- MAARIF Institute for Culture and Humanity (2002)
- Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP) (3)
Karya
- Mengapa Vietnam Jatuh Seluruhnya ke Tangan Komunis, Yayasan FKIS-IKIP, Yogyakarta, 1975
- Dinamika Islam, Shalahuddin Press, 1984
- Islam, Mengapa Tidak?, Shalahuddin Press, 1984
- Percik-percik Pemikiran Iqbal, Shalahuddin Press, 1984
- Islam dan Masalah Kenegaraan, LP3ES, 1985 (4)
Baca juga: Kenang Sosok Gus Sholah, Buya Syafii Maarif Sebut Almarhum Orang yang Kritis Termasuk Kepada Gus Dur
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.