Berita Bulungan Terkini
1.483 Balita di Bulungan Alami Stunting, Dipicu Pernikahan Dini Usia 12-14 Tahun
Kasus stunting terus menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan. Kasus stunting pada Balita mencapai 17,8 persen di Bulungan .
TRIBUNKALTIM.CO, BULUNGAN - Kasus stunting terus menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan.
Kasus stunting pada Balita mencapai 17,8 persen di Bulungan .
Sebanyak 1.483 balita di Bulungan mengalami stunting, kondisi ini dipicu pernikahan dini dengan usia 12-14 tahun.
Pemerintah Kabupaten Bulungan terus berupaya menekan angka kasus stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita menjadi 14 persen pada 2024.
Pemerintah pun optimis bisa mencapai target tersebut, sebab kasus stunting di Indonesia turun 1,7 persen per tahun.
Baca juga: 5 Cara Cegah Stunting di Bulungan Kalimantan Utara ala Bupati Syarwani
Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, menuturkan saat ditemui di Rumah Jabatan Bupati Bulungan Syarwani Kamis (2/6/2022) berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 prevalensi stunting di Bulungan berada pada angka 22,9 persen.
"Sekarang ini sudah ada 112 TPK yang dibentuk di Kaltara sebanyak 336 orang," Jumat (3/6/3022).
Dengan adanya TPK yang terdiri dari bidan, kader pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) dan kader keluarga berencana (KB), Hasto berharap mampu mengurangi resiko stunting kepada calon pengantin (catin) usia subur, ibu hamil, ibu menyusui dan pasca salin, anak sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun serta keluarga yang memiliki anak di bawah usia 5 tahun.
"Dalam mendukung strategi penurunan stunting kami (BKKBN) selaku ketua pelaksana percepatan penurunan stunting telah membuat Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan stunting (RAN PASTI) dengan penajaman intervensi di sisi hulu untuk mencegah lahirnya anak stunting.
Kita juga mengalokasikan anggaran fisik sebesar Rp 1.501.320.000 dan BOKB (Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana) sebesar Rp 1.988.872.000," ucapnya.
Baca juga: Pemkab Bulungan Bertekad Turunkan Angka Stunting, Ini Langkahnya
Terpisah, Bupati Bulungan, Syarwani menuturkan berdasarkan pemetaan yang dilakukan Pemkab Bulungan prevalensi stunting di beberapa wilayah kecamatan masih tinggi. Secara khususnya daerah Tanjung Selor, Tanjung Palas dan Sekatak.
"Kalau target penurunan stunting secara nasional 14 persen hingga 2024," ucapnya.
Hingga saat ini, kata Syarwani, prevalensi stunting di Bulungan sebanyak 1.483 kasus atau 17,8 persen dari 8.340 balita yang diukur. Artinya, masih ada 3,8 persen yang menjadi target penurunan hingga 2024 mendatang.
"Kita masih ada waktu dua tahun untuk mencapai target stunting di Kabupaten Bulungan," ungkapnya.
Karena itu, kata Syarwani perlu ada sinergitas antar stakeholder terkait. Apalagi isu stunting ini berkaitan dengan 1000 hari pertama kehidupan anak.
"Edukasi kepada calon pengantin (catin) harus terus dilakukan. Begitu juga pendampingan bagi ibu hami (bumil)," ucapnya.
Baca juga: Pojok Konseling Hadir di Sangatta Selatan Kutim, Sasar Calon Pengantin demi Cegah Stunting
Kemudian, menurut Syarwani, asupan gizi bagi anak dan ibu juga harus terpenuhi. Diharapkan, dengan upaya tersebut dapat menurunkan angka prevalensi stunting di daerah.
"Kita optimistis target nasional bisa tercapai," ungkapnya.
Apalagi dalam tiga bulan terakhir angka prevalensi stunting di Bulungan terus mengalami penurunan sebesar 1,7 persen per tahun. Karena itu, Syarwani menilai Pemkab Bulungan sedang optimistis target yang sudah ditetapkan bisa tercapai.
"Insyaallah, kita akan terus berupaya untuk mencapai target itu. Kalau perlu zero," ucapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulungan, H. Imam Sujono mengatakan, saat ini wilayah Sekatak masih menjadi perhatian Pemkab Bulungan terkait pencegahan stunting karena pernikahan dini masih sering terjadi.
"Stunting di Sekatak masih tinggi. Karena masih ada pernikahan dini dan itu memang menjadi adat istiadat di sana. Tetapi, sekarang ini Kemenag Bulungan sudah mengantisipasi pernikahan dini tersebut," ungkapnya.
Bahkan, tidak jarang anak usia 12-14 tahun menikah. Ke depan dengan adanya pendampingan dari pemerintah Syarwani berharap bisa mencegah hal tersebut.
"Kami juga akan melakukan pendampingan dari sisi kesehatan bagi calon pengantin," ucapnya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Artikel ini telah tayang di TribunKaltara.com dengan judul Akibat Pernikahan Dini, 1.483 Balita Alami Stunting, Upaya Ini yang Dilakukan Pemkab Bulungan , https://kaltara.tribunnews.com/2022/06/03/akibat-pernikahan-dini-1483-balita-alami-stunting-upaya-ini-yang-dilakukan-pemkab-bulungan?page=all.