Berita Nasional Terkini

Pesan M Taufik setelah Dipecat Mahkamah Partai, Prediksi Pengamat terkait Suara Gerindra di Jakarta

Pesan M Taufik setelah dipecat Mahkamah Partai. Prediksi pengamat raihan suara Gerindra di Jakarta setelah pemecatan M Taufik.

Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Politisi Partai Gerindra, M Taufik saat berbincang dengan Tribun Network terkait keputusan Majelis Kehormatan Partai (MKP) Gerindra yang memecat dirinya, di Jakarta, Rabu (8/6/2022). Pesan M Taufik setelah dipecat Mahkamah Partai. Gerindra dinilai bakal kehilangan suara di Jakarta 

TRIBUNKALTIM.CO - Setelah dipecat Mahkamah Partai, Mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta memberi pesan pada kader Partai Gerindra yang membesarkan namanya.

Nama M Taufik memang tidak bisa dipisahkan dengan Partai Gerindra.

Diketahui, M Taufik telah memimpin Dewan Pimpinan Daerah ( DPD ) Gerindra DKI Jakarta selama 12 tahun.

Dipecatnya M Taufik dinilai akan membuat Gerindra kehilangan suara di Jakarta.

Karena hingga saat ini, belum ada figur yang bisa menggantikan sosok M Taufik

Dipecat Mahkamah Partai, M Taufik menyebut Partai Gerindra merupakan partai yang memilki prospek baik ke depannya.

Rabu (8/6/2022), M Taufik mengatakan, "Saya kira gini bahwa Partai Gerindra itu Partai yang baik, bagus Partai yang berprospek ke depan." 

Selanjutnya, M Taufik berpesan kepada seluruh kader partai untuk bisa mencintai Partai Gerindra seutuhnya.

Baca juga: Kisah Prabowo Diungkit, Gerindra Bongkar Fakta Sebenarnya, Terkuak Alasan M Taufik Kenapa Dicopot

Pernyataan M Taufik ini disampaikan sebagai ungkapan perpisahan mengingat dirinya dalam waktu dekat tak lagi menjadi bagian dari Partai Gerindra.

Berdasarkan penetapan Mahkamah Kehormatan Partai (MKP) Gerindra yang telah memecat dirinya karena dinilai tak loyal terhadap partai.

"Pesan saya buat seluruh kader Gerindra, cintai Partai Gerindra, sayangi Partai Gerinda," tukas Taufik seperti dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel yang berjudul Dipecat Mahkamah Partai, Pesan Perpisahan M Taufik untuk Kader: Cintai dan Sayangi Partai Gerindra.

Diberitakan sebelumnya, M Taufik juga berterima kasih kepada Gerindra yang selama ini telah jadi kendaraan politiknya hingga membuat namanya besar dan dikenal masyarakat.
 
Tak hanya itu, dia juga mengutarakan permintaan maaf kepada Gerindra jika selama bergabung belum bisa memberikan hak yang diharapkan.

"Namun demikian saya kira bila itu benar terjadi maka saya ingin menyampaikan, terima kasih kepada Gerindra yang telah membuat saya menjadi besar.

Saya mohon maaf bila dalam perjalanan ternyata belum seperti apa yang diharapkan," kata Taufik kepada wartawan di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/5/2022).

M Taufik mengakui dirinya memang hanya memperoleh beberapa kursi untuk Gerindra selama tiga kali pemilu. 

Yakni 6 kursi, 15 kursi dan 19 kursi. Ia mengatakan juga cuma mendorong Gerindra dua kali mencalonkan sosok gubernur DKI.

"Kalau itu masih belum juga dianggap sempurna, ya memang kesempurnaan bukan milik manusia," terang M Taufik.

Mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta ini juga menyebut hingga kini belum menerima surat pemecatan dari Gerindra.

Menurutnya Majelis Kehormatan Partai (MKP) tak punya kewenangan untuk memecat seseorang.

Baca juga: Profil M Taufik: Eks Wakil Ketua DPRD Jakarta Dipecat Gerindra, Dituding Bermanuver hingga Tak Loyal

MKP kata dia, cuma sebatas memberikan rekomendasi kepada Dewan Pimpinan Pusat, yang kemudian diputuskan.

"Sampai dengan hari ini saya sampaikan saya belum menerima surat itu. Tapi saya sampaikan begini, sepengetahuan saya, majelis itu tidak ada kewenangan memecat, yang berhak memecat adalah dewan pimpinan pusat," ungkapnya.

Akan Disahkan Prabowo Subianto

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyatakan, hasil rekomendasi pemecatan dari Mahkamah Kehormatan Partai (MKP) terhadap anggota partai M Taufik akan ditindaklanjuti ke DPP Partai Gerindra.

"MKP Gerindra kemarin telah mengeluarkan rekomendasi kepada DPP Gerindra seperti keputusan yang sudah dirilis kemarin.

Oleh karena itu, hasil rekomendasi tersebut akan dikirim ke DPP Gerindra untuk ditindaklanjuti," kata Dasco saat ditemui awak media di Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (8/6/2022).

Nantinya, rekomendasi pemecatan yang diputuskan dari hasil sidang MKP itu kata dia akan dirapatkan kembali dan diputuskan oleh Ketua Umum Prabowo Subianto.

"Yang namanya rekomendasi itu pasti akan dirapatkan dan diputuskan Ketum," tutur Dasco.

Lebih lanjut, Wakil Ketua DPR RI itu menyatakan hasil rekomendasi yang diputuskan oleh MKP Partai Gerindra setelah melakukan serangkaian persidangan.

Adapun dalam rangkaian sidang itu, MKP mengambil keterangan dari yang bersangkutan dalam hal ini M Taufik.

"Kemarin Majelis Kehormatan Partai Gerindra atau MKP Gerindra telah beberapa kali bersidang termasuk meminta keterangan dari yang bersangkutan," ucap Dasco.

Namun, dalam keterangan yang dihimpun dan dijadikan putusan rekomendasi MKP, Dasco mengungkap tidak ada persoalan terkait Capres.

Baca juga: M Taufik Bantah Berlabuh di Nasdem, Dewan Pembina Gerindra: Dia tak Berguna, Silahkan Pindah

"Saya lihat kemarin tidak ada persoalan mengenai Capres-Capres atau mengenai dukungan terhadap sosok Capres keliatannya enggak ada," ucapnya.

Melainkan kata Dasco, didasari pada tidak loyalnya Taufik terhadap Partai Gerindra. Hanya saja dia tidak memberikan secara detail tidak loyal yang dimaksud seperti apa.

Kehilangan Suara di Jakarta

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Jakarta Ujang Komarudin menilai Partai Gerindra akan rugi karena memecat M Taufik dari keanggotaan partai.

Hengkangnya M Taufik yang sudah memimpin Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Jakarta selama 12 tahun diprediksi akan mempengaruhi suara Gerindra di ibu kota.

"Besar kecil Partai Gerindra akan rugi. Karena paling tidak pendukung M Taufik di DKI akan pindah suaranya ke partai lain," kata Ujang seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com

Di bawah kepemimpinan Taufik, raihan suara dan kursi Gerindra di DPRD DKI Jakarta memang terus meroket.

Awalnya, Gerindra hanya meraih 6 kursi DPRD DKI pada 2009, namun meningkat jadi 16 kursi di 2014 dan meningkat lagi menjadi 19 kursi pada 2019.

Tak hanya itu, Gerindra di bawah kepemimpinan Taufik juga berhasil memenangkan duet Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI 2012, serta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada Pilkada DKI 2017. 

Selain akan kehilangan banyak suara, Ujang juga memprediksi Gerindra akan kehilangan satu kursi di DPRD DKI. 

Sebab, sejak 2009, Taufik selalu terpilih tiap kali pemilihan anggota DPRD DKI.

"Oleh karena itu, kalau M Taufik pindah partai, satu kursi yang sudah hampir pasti diraih M Taufik pada pada pemilihan anggota DPRD mendatang akan pindah ke partai lain," tutur Ujang.

Ujang menambahkan, Ahmad Riza Patria yang saat ini menjabat Ketua DPD Gerindra DKI belum bisa menggantikan peran M Taufik.

Sebab, pria yang akrab disapa Ariza itu merupakan orang baru di kancah perpolitikan DKI Jakarta. 

Ia belum terbukti mampu menjadi magnet untuk menarik suara warga ibu kota. 

Terpilihnya Ariza sebagai Wakil Gubernur saat ini pun bukan berasal dari proses elektoral, melainkan penunjukan langsung oleh partai.

Ariza menjabat wagub menggantikan posisi yang ditinggalkan Sandiaga Uno. 

Sebelum ditunjuk sebagai wagub DKI, Ariza merupakan anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Barat V yang meliputi Kabupaten Bogor. 

"Bukan Ariza yang bisa menggantikan sosok M Taufik," kata Ujang. 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini menilai, Gerindra harus merekrut sosok yang selevel dengan M Taufik jika tak mau kehilangan suara di DKI Jakarta. 

"Kalau Gerindra merekrut tokoh selevel M Taufik untuk bisa ditempatkan di dapil itu, tentu akan rebound," ucapnya. 

Alasan Pemecatan  

M Taufik dipecat dari keanggotaan partai berdasarkan hasil sidang Mahkamah Kehormatan Partai (MKP) Gerindra, Selasa (7/6/2022).

Salah satu alasan pemecatan Taufik adalah sikap tidak loyal Taufik yang berkali-kali menyatakan hendak hengkang dari partai berlambang kepala garuda itu.  

Kinerja Taufik sebagai ketua DPD DKI Jakarta yang tidak mampu mendirikan kantor DPD serta gagal memenangkan Prabowo Subianto di ibu kota pada Pemilihan Presiden 2019 lalu juga turut menjadi alasan pemecatan. 

Sebelum dipecat dari keanggotaan partai, Taufik lebih dulu dicopot dari jabatan Ketua DPD Gerindra DKI dan juga Wakil Ketua DPRD DKI.

Taufik pun pernah menyampaikan kecurigaan bahwa pencopotannya itu dikarenakan dukungannya kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam pemilihan presiden 2024.

Di sisi lain, Partai Gerindra masih ingin mendukung Prabowo untuk maju kembali pada pilpres mendatang.

Sikap politik Taufik yang bertentangan dengan partai itu pernah disampaikannya secara terbuka saat menghadiri acara pelantikan Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Februari 2022.

Taufik dalam pidatonya sempat menyatakan mendoakan supaya Anies Baswedan bisa menjadi presiden.

"Itu dia presiden," kata Taufik sambil menunjuk ke arah Anies yang turut hadir dalam acara tersebut.

Setelah peristiwa itu, posisi Taufik di Gerindra terus digoyang.

Taufik pun baru-baru ini sempat menyampaikan niatan untuk pindah ke partai lain karena ia merasa tidak nyaman terhadap beberapa orang di partai Gerindra.

Baca juga: Dipecat Jadi Kader Gerindra, M Taufik: Terima Kasih Telah Membesarkan Nama Saya

(*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved