Ekonomi dan Bisnis

Krisis Listrik di India, Dongkrak Harga Batu Bara Acuan pada Juni 

Krisis listrik yang menimpa India akibat gelombang hawa panas turut mengerek permintaan batubara Indonesia

Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO
ILUSTRASI Kapal Angkut Batu Bara yang melintas di Sungai Mahakam, Kota Samarinda. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Krisis listrik yang menimpa India akibat gelombang hawa panas turut mengerek permintaan batubara Indonesia.

Akibatnya, Harga Batubara Acuan (HBA) bulan Juni 2022 naik 17 persen atau USD48,27 per ton menjadi USD323,91 per ton dari bulan Mei lalu, yaitu USD275,64 per ton.

"Pemerintah India telah meningkatkan jumlah impor batubara dikarenakan ketatnya suplai batubara dari produsen domestik untuk pembangkit listriknya," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi pada siaran pers yang diterima TribunKaltim.co, Selasa (7/6/2022).

Selain dari India, sambung Agung, nilai HBA juga masih dipengaruhi atas kondisi kebutuhan batubara Tiongkok.

Baca juga: Harga Acuan Batu Bara Naik, Dinas ESDM Kaltim Ungkap Produksi Meningkat, Minta Perusahaan Penuhi DMO

Baca juga: Kaltim Tawarkan Malaysia Bangun Pabrik Minyak Goreng dan Hilirisasi Batu Bara

Baca juga: Diduga 2 Ekskavator dan Batu Bara di Lahan Konsesi, PT Bramasta Sakti Adukan ke Polres Kukar

Permintaan mereka juga naik lantaran PLTU di sana mulai menumpuk stok batubara untuk musim gugur.

"Apalagi adanya kebijakan penghapusan pajak impor batubara di Tiongkok selama 9 bulan ke depan," jelasnya.

Faktor penting lain adalah kondisi geopolitik Eropa imbas konflik Rusia-Ukraina.

Uni Eropa mengeluarkan kebijakan akan menyetop impor batubara dari Rusia efektif mulai bulas Agustus mendatang.

"Pembeli dari Eropa mulai aktif mencari pasokan batubara dari Asia," singgung Agung.

Agung menguraikan selama enam bulan terakhir, grafik HBA terus menanjak.

Dimulai dari bulan Januari 2022 sebesar USD158,50/ton, naik ke USD188,38/ton di Februari.

Selanjutnya bulan Maret menyentuh angka USD203,69/ton, April sebesar USD288,40/ton, dan terakhir di bulan Mei lalu berada di level USD275,64/ton.

Baca juga: Pencabutan Larangan Ekspor Batu Bara, 3 Perusahaan di Paser Mulai Mengirim ke Luar Negeri

"HBA Juni ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batubara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel)," ujarnya.

HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC).

Dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved