Berita Berau Terkini
Subsidi Ongkos Angkut Dihapus, Dinas Pangan Berau Tetap Usahakan Subsidi Karung Beras
Pemberian subsidi guna menekan biaya produksi petani tetap diupayakan Dinas Pangan Berau
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,TANJUNG REDEB- Meski distribusi beras lokal ke Aparatur Sipil Negara (ASN) telah menjadi kewenangan Perum Bulog mulai tahun 2022, pemberian subsidi guna menekan biaya produksi petani tetap diupayakan Dinas Pangan Berau.
Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Pangan Berau, Basri menuturkan, subsidi ongkos angkut yang bergulir sejak 2019 lalu telah dihapuskan.
Kendati demikian, pihaknya masih mengupayakan pemberian subsidi lainnya kepada petani. Seperti karung, mesin jahit dan alat pengukur kadar air.
“Subsidi transportasi berupa BBM telah ditiadakan. Karena sudah menjadi tanggung jawab Bulog,” jelasnya kepada Tribunkaltim.co, Selasa (14/6/2022).
Tahun ini, pihaknya akan menyalurkan subsidi karung beras untuk kelompok tani.
Sementara untuk subsidi mesin jahit dan alat ukur kadar air masih menyesuaikan anggaran Dinas Pangan Berau.
Baca juga: Ketua DPRD Mahakam Ulu Dorong Produk Beras Lokal Bisa Tembus Pasaran Luar
Baca juga: Pertama Dalam Sejarah, Mahakam Ulu Produk Beras Lokal Sendiri
Baca juga: Penyerapan Beras Lokal di Paser Capai 65 Persen, Bulog Target 1.000 Ton Tahun Ini
“Hingga kini, bantuan mesin jahit dan alat ukur kadar air baru sekali kami salurkan. Karena alat itu bisa digunakan berulang kali. Tapi, jika ada anggaran pasti kami realisasikan,” ucapnya.
Basri menambahkan, penyaluran subsidi sebagai upaya merangsang petani untuk meningkatkan produktivitas beras lokal secara kualitas maupun kuantitas. Baik padi gunung maupun sawah.
Jika tidak ada program tersebut, diyakininya petani secara perlahan meninggalkan pertanian dan beralih mengembangkan komoditas lainnya. Seperti perkebunan kelapa sawit yang kini menjadi sektor primadona di kabupaten paling utara Provinsi Kaltim.
“Subsidi itu sebagai motivasi petani, agar mereka konsisten di usaha taninya. Bisa dikatakan merangsang semangat mereka,“ imbuhnya.
Apalagi, Kabupaten Berau sangat kurang regenerasi petani. Berdasarkan data, mayoritas petani berusia 30-40 tahun ke atas. Lantaran, kaum muda lebih melirik pekerjaan di luar sektor pertanian.
Baca juga: Tindaklanjuti Program Konsumsi Beras Lokal Berau, Bupati Berikan secara Simbolis Kepada ASN
“Petani muda masih kurang. Mereka beranggapan bekerja di luar sektor pertanian lebih menjanjikan. Kalau bertani, panen baru berpenghasilan. Kalau kantoran gaji pasti diberikan per bulan,“ pungkasnya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel