Berita Penajam Terkini

Harga Cabai di Penajam Paser Utara Tembus Rp 100 per Kilogram

Harga komoditas cabai di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), turut mengalami kenaikan yang cukup signifikan,

Penulis: Nita Rahayu | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/NITA RAHAYU
ILUSTRASI Cabai di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Harga komoditas cabai di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), turut mengalami kenaikan yang cukup signifikan, sejak beberapa hari terakhir. 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Harga komoditas cabai di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), turut mengalami kenaikan yang cukup signifikan, sejak beberapa hari terakhir.

Hal tersebut seperti diungkap Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perdagangan Penajam Paser Utara, Bustam, kepada TribunKaltim.co.

Ia mengungkapkan, nilai jual cabai di sejumlah pasar tradisional naik hingga 50 persen apabila dibandingkan dengan harga normal sebelumnya.

“Per kilogramnya sekarang Rp100 ribu, sebelumnya itu Rp 50 ribu saja,” ungkapnya, Rabu (15/6/2022).

Baca juga: Harga Cabai di Pasar Sepinggan Balikpapan Masih Tinggi, Sementara Tomat Mulai Turun

Baca juga: Harga Cabai Rawit dan Tomat Melonjak di Pasar Sepinggan, Dipicu Petani Gagal Panen

Baca juga: Harga Cabai Normal, Daging Sapi dan Minyak Goreng Merangkak Naik Jelang Idul Fitri di Bontang

Penyebab kenaikan harga cabai ini dikatakan Bustam, karena dipengaruhi kondisi cuaca yang kurang baik, sehingga menganggu produksi daerah luar, serta distribusinya ke Benuo Taka.

Selain itu, mendekati hari besar keagamaan yakni idul adha, juga menjadi pemicu naiknya harga cabai.

“Kondisi cuaca tidak memungkinkan, selalu berubah-rubah. Ini sangat pengaruh kepada komoditi yang dikirim ke sini, seperti Sulawesi dan Jawa,” jelasnya.

Lebih lanjut Bustam mengakui, tak hanya komoditas cabai saja yang alami kenaikan, harga telur ayam di PPU pun mengalami hal serupa.

“Telur memang naik terus, biasanya 1 krat Rp50 ribu sekarang Rp54 ribu,” jelasnya.

Baca juga: Harga Cabai Lokal dan Merah di Kutai Timur Masih Tinggi, Sentuh Nilai Rp 60 Ribu per Kg

Permasalahan ini dianggap sama dengan komoditas cabai rawit.

Diakui Bustam, pengusaha telur lokal dianggap belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga harus mengandalkan suplai dari luar pulau Kalimantan.

“Karena memang pasokan kita dari Jawa dan Sulawesi,” pungkasnya. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved