Berita Balikpapan Terkini

K-popers Pilih Pasangan Hidup Seperti Sang Idola, Psikolog Sebut Wajar tapi Harus Sesuai Realita

Pesatnya perkembangan teknologi seperti media sosial, membuat semakin banyak masyarakat yang menyukai artis Korea.

Penulis: Ardiana |
koreaboo.com
Ilustrasi foto V BTS, idol yang banyak digemari masyarakat. 

TRIBUNKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Pesatnya perkembangan teknologi seperti media sosial, membuat semakin banyak masyarakat yang menyukai artis Korea.

Hal ini disebabkan banyaknya tren yang tersebar dan lingkungan yang mendukung hal tersebut. 

Banyak yang bisa didapatkan dari menjadi fans idol K-pop, baik negatif atau positif.

Negatifnya dapat membuat seseorang terlalu terobsesi hingga merugikan dirinya. Sedangkan positifnya dapat diambil dari sikap atau cara idol mencontohkan yang baik untuk fansnya.

Seperti Fitri yang menyukai boy band BTS sejak tahun 2018. Ia mengaku menyukai boy band asal negeri ginseng tersebut karena mengajarkan how to self love.

Baca juga: Menikah, Jang Nara Pilih Pria Brondong yang Bukan Seleb, Ini Profil Artis KPop yang Dijuluki Vampir

"Mereka ngajarin how to self love, pokoknya cintain diri kamu deh. Dan aku bisa menjalani itu karena mereka. Mereka bisa membawa aku sampe sekarang. Aku ngerasanya kayak gitu. Bisa dibilang rumah terbaik sih. Mereka ngasih energi positif ke penggemarnya," ujar wanita yang menjadikan Seokjin BTS sebagai biasnya tersebut.

Bisa dikatakan, sifat dari idola tersebutlah yang membuat Fitri terkadang berhalusinasi menikah dengan idolanya.

Ia pun tidak menolak jika harus berjodoh dengan cowok asal Korea. Namun ia tetap menjadikan cowok lokal sebagai kriteria pasangan

"Kadang sering halu halu gitu wajar kan ya. Buat asik asikan doang. Cuman aku gak mengharap beneran ke sana. Tapi kalau jodoh orang sana ya malah bagus. Tapi kriteriaku masih cowok lokal sih," ungkapnya lalu tersenyum

Alasannya lebih memilih cowok lokal adalah kesamaan budaya yang dapat membuat mereka saling memahami. Soal ganteng, ia berharap memiliki pasangan seperti Jefri Nichol.

"Aku lebih suka lokal karena bisa saling memahami. Bisa dapat feelnya gitu. Yang penting sefrekuensi sih kalau aku. Kalau gantengnya, aku pengennya kayak Jefri Nichol. Kan dia lokal," tambahnya.

Namun tidak bisa dipungkiri, ia tetap berharap sifat yang ada pada idola atau bias( sebutan fans untuk idolanya yang berada di suatu grup)nya ada pada pasangan hidupnya kelak.

Baca juga: Luna Maya Serius Dekati Idol Kpop, Nino RAN Kasih Tips hingga Bikin Mantan Ariel NOAH Salah Tingkah

"Aku carinya sifat yang ada di biasku. Misalnya aku pengen jodohku Seokjin BTS, ya bukan jin aslinya. Tapi aku pengen orang yang sosoknya kayak dia. Sifatnya, senyumnya pokoknya bagian dari dia yang ada di pasangan aku nanti.

Aku Bukan yang ambisi banget harus milih pasangan Korea. Aku suka, cuman gak harus. Aku sadar diri aja si, aku siapaaa!? Hahaha," katanya lalu tertawa.

Melihat fenomena tersebut, Salah satu Psikolog, Ayunda Ramadhani menerangkan hal tersebut adalah hal yang wajar, namun harus tetap berpegang pada realita.

"Itu memang adalah hal yang masif atau wajar, karena seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, terutama media sosial. Tentu itu juga kadang mempengaruhi referensi kita dalam pemilihan pasangan.

Kita jadi kayak punya standar dalam memilih pasangan. Sebenarnya kembali lagi itu realistis atau gak." jelasnya ketika TribunKaltim.co menghubungi via telfon.

Ia menambahkan memiliki standar seperti idola kita sangat bagus, namun harus sesuai dengan realita.

"Cuman kalau akhirnya kemudian dari sosok idola itu kita memaknai bahwa laki laki ideal itu harus seperti idola kita, ya boleh saja kalau punya standar. Tapi kemudian jangan sampe itu menjadikan kita jadi terlalu tidak realistis. Intinya rasional.

Kalau kita punya standar seperti itu, bagus. Berartikan bagus kita punya standar untuk pemilihan pasangan hidup, karena ini untuk selamanya kita maunya yang mungkin tidak sempurna tapi ideal menurut keinginan kita," tambahnya.

Baca juga: 7 Idol Kpop yang Punya Prank Sempurna, Cocok Digunakan Saat April Mop

Psikolog yang memiliki praktek di Klinik FAMRO Jalan Perjuangan, Kota Samarinda sekaligus dosen Prodi Psikologi Unmul tersebut menghimbau untuk refleksi diri agar menyesuaikan kebiasaan dan lingkungan kita sesuai dengan apa yang kita inginkan.

"Ketika tidak kunjung menemukan sosok seperti itu, kita harus refleksi diri lagi. Misalnya kita pengen punya sosok pasangan yang kayak idola kita, tapi hari-hari bertemannya dengan orang yang memiliki kelakuan negatif, atau terpapar zat-zat terlarang, terus gimana kita mau ketemu.

Jadi juga harus disesuaikan dengan yang seperti sifat-sifat baik mereka dan tetap harus berpijak dengan kenyataan," tambahnya.

Ia juga mewanti-wanti agar masyarakat tidak obsesif dalam hal menentukan kriteria pasangan tersebut.

"Jadi harus diupayakan, tapi jangan sampai jadi obsesi. Batasannya adalah obsesif. Jadi kalau kita punya obsesi yang harus seperti idola kita, ya susah kan. Itu akan menyulitkan diri kita sendiri. Dan jangan sampai menunggu atau berharap tanpa usaha," ucapnya. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved