Berita Nasional Terkini
Duet Prabowo - Ganjar Pranowo Bisa Kalahkan Anies Baswedan atau Puan Maharani, Bisa Menang 1 Putaran
Duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo bisa kalahkan Anies Baswedan atau Puan Maharani, bisa menang Pilpres 2024 satu putaran.
Penulis: Kun | Editor: Heriani AM
TRIBUNKALTIM.CO - Duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo bisa kalahkan Anies Baswedan atau Puan Maharani.
Pasangan Prabowo-Ganjar bisa menang Pilpres 2024 satu putaran.
Tengok hasil survei Pilpres 2024 terbaru.
Ya, Suhu politik makin hangat, apalagi berbicara soal skema menuju Pilpres 2024.
Kendati perhelatan Pilpres 2024 masih jauh dipandang mata.
Namun partai politik makin gencar membangun koalisi.
Selain itu para tokoh nasional yang digadang berkontestasi semakin serius urusi elektabilitasnya.
Sementara lembaga riset dan pengamat politik kena sibuk-sibuknya membuat analisa dan penelitian terkait hal tersebut.
Hasil Survei Lingkaran Suara Publik memaparkan data bahwa Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo diprediksi bisa menang 1 putaran di Pilpres 2024.
Bahkan bila berpasangan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo mampu mengalahkan Anies Baswedan dan Puan Maharani.
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: Ganjar Pranowo Tak Ingin GR dengan Hasil Survei Meski Raih Elektabilitas Tertinggi Jadi Capres 2024
Pasangan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo disebut bakal gampang menang di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Bahkan kekuatan peluang keberhasil pasangan Prabowo-Ganjar ini bisa kalahkan Puan Maharani dan Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Hal ini disampaikan oleh Peneliti senior dari Lingkaran Suara Publik, Indra Nuryadin.
Pihaknya memotret opini publik tentang utamanya pemilihan Presiden dari semua tokoh nasional yang dianggap potensial menjadi calon Presiden dan calon wakilnya.
Nama Prabowo Subianto lebih unggul di tangga popularitas (95,1 persen) maupun likeabilitas (74,5 persen).
"Semua tokoh memiliki popularitas dan likeabilitas yang tinggi, namun tetap dipuncaki oleh Prabowo. Hal ini wajar mengingat kiprahnya dalam politik nasional dalam kurun waktu 13 tahun terakhir setelah reformasi dan keberhasilannya dalam memimpin Kemhan dan diplomasi Pertahanannya dalam kancah internasional," papar Indra.
Baca juga: Hadiah Minor Ultah Jokowi dari Litbang Kompas: Kepuasan Publik Anjlok, Kena Sorot Politisi Gerindra
Kemudian, tingkat elektabilitas kedua diisi oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (popularitas 87,7 persen dan likeabilitas 57,7 persen), lalu disusul oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (popularitas 87,8 persen dan likeabilitas 57,4 persen).
Selanjutnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (popularitas 87,7 persen dan likeabilitas 55,7 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus H Yudhoyono (popularitas 86,1 persen dan likeabilitas 55,1 persen) dan calon- calon lain yang berlatar jabatan publik lainnya.
Selain menangkap popularitas dan likeabilitas, Indra juga mengatakan bahwa lembaganya pun menyoroti tentang elektabilitas para nama tokoh yang masuk ke dalam radarnya. Hasilnya, Prabowo Subianto menjadi capres 2024 dengan tingkat elektabilitas tertinggi baik dalam format pertanyaan tertutup dengan perolehan 27,7 persen.
"Dari hasil survei ini untuk sementara waktu belum ada capres yang secara sengit mendekati atau bahkan menyamai apalagi melewati tingkat keterpilihan Prabowo. Meskipun perlahan, angka elektabilitas Prabowo terus mengalami peningkatan mendekati perolehan suaranya pada pemilu 2019 lalu," terangnya.
Baca juga: Spanduk Puan - Gibran dari Solo Raya untuk Indonesia Bertebaran di Solo, Reaksi Projo & Anak Jokowi
Terlebih lagi kata Indra, sampai saat ini pun Prabowo Subianto belum menunjukkan intensitasnya menjadi calon Presiden, baik dalam kegiatan deklarasi maupun kerja-kerja pemenangan tertentu.
Bagi Indra, gambaran situasi ini menunjukkan Prabowo Subianto bisa jauh ungguh jika mesin politik nantinya benar-benar digerakkan, apalagi jika Ketua Umum Partai Gerindra itu secara gamblang mendeklarasikan diri maju dalam Pilpres 2024.
"Prabowo yang belum menunjukkan intensinya menjadi calon Presiden baik dengan mendeklarasikan diri ataupun melakukan kerja-kerja pemenangan dia berhasil meningkatkan elektabilitasnya hingga ke 27,7 persen. Hal ini juga terpotret dari kecenderungan peningkatan suara yang didapat dari hasil-hasil survei beberapa lembaga survei," tandasnya lagi.
Dua calon Presiden pesaing terdekat Anies dan Ganjar berada pada angka yang neck to neck dimana masing-masing berbagi angka persentase 16,8 persen untuk Anies dan 16,5 persen untuk Ganjar. Perolehan hanya berjarak 0,3 persen saja.
Yang menarik adalah mulai naikknya elektabilitas Puan. Secara perlahan ia berhasil memangkas selisih dengan calon lain dan mendekati AHY dengan selisih hanya 0,4 persen. Bukan tidak mungkin Puan dalam beberapa bulan ke depan, anak dari Megawati Soekarnoputri tersebut dapat melampaui Ganjar dan Anies.
Baca juga: Ulang Tahun Jokowi, Dari Blusukan Hingga Enggan Dirayakan Serta Rencana Sambangi IKN Nusantara
Selain itu, jika melihat pola, ada kecenderungan menarik dimana angka elektabilitas calon-calon berlatar elit Parpol mengalami penambahan elektabilitas dan calon-calon berlatar non elit parpol cenderung stagnan.
"Boleh jadi hal ini terjadi karena publik melihat ada ketidakpastian pencalonan capres non elit parpol akan dicalonkan oleh Parpol. Sehingga publik lebih memilih calon elit petinggi yang punya kencederungan kuat untuk dicalonkan," tambahnya.
Indra menilai bahwa masih ada waktu yang cukup panjang bagi para calon untuk menaikkan elektabilitasnya dimana ada 12,1 persen pemilih belum menentukan pilihannya.
Simulasi Elektabilitas Head to Head
Survei juga membuat simulasi pertanyaan elektabilitas yang terdiri dari satu lawan satu (head to head) dan berpasangan dengan 3 pasang dan 2 pasang bersaing. Hasilnya ditemukan bahwa jika Prabowo bersaing satu lawan satu selalu tampil sebagai pemenang dengan perolehan persentase 37,4 persen (simulasi 1); 39,1 persen (simulasi 2); 40,4 persen (simulasi 3) dan; 43,3 persen (simulasi 4).
"Pada Simulasi berpasangan dengan 3 pasang bersaing, pasangan yang menyandingkan Prabowo dengan calon lainnya seperti Ganjar, Puan, Anies dan Khofifah selalu tampil sebagai pemenang. Namun hanya Prabowo-Ganjar yang diprediksi mampu menuntaskan persaingan dalam satu putaran pilpres saja, sementara selebihnya tidak," kata Indra.
Simulasi V dan VI yang tidak memasukkan Prabowo dalam persaingan menunjukkan pasangan Airlangga-Ganjar bersaing ketat dengan Anies Ridwan Kamil (simulasi V) dan Puan-Anies bersaing ketat dengan Ganjar-Ridwan Kamil (simulasi VI).
Pada simulasi berpasangan 2 pasang bersaing, simulasi I Prabowo-Ganjar akan menang telak dan keluar sebagai pemenang hanya dalam 1 putaran saja melawan Anies-AHY dengan perolehan suara sebesar 58,3 persen.
Untuk simulasi 2 Prabowo-Puan vs Ganjar-Erick persaingan ketat terjadi dimana dua pasangan ini berbagi angka masing-masing 49,7 persen vs 43,8 persen.

Pada simulasi ke 3 pasangan Prabowo-Anies menang vs Puan-Ganjar namun akan terjadi 2 putaran Pilpres.
Terakhir pada simulasi ke 4 pasangan Prabowo-Puan melawan Airlangga-Erick berhasil menang dan Pilpres akan berlangsung 1 putaran dimana Prabowo-Puan memeroleh 50,1 persen.
Pun demikian, Indra menyampaikan disklaimernya, bahwa hasil survei yang ia paparkan tersebut bisa saja berpotensi berubah di kemudian hari.
"Temuan survei ini merupakan hasil pada saat survei ini dilakukan. Tentunya sangat mungkin untuk berubah karena dinamika sosial politik yang begitu cepat," tegasnya.
Sekedar diketahui, bahwa hasil survei ini merupakan temuan saat survei yang dilaksanakan pada 29 Mei-9 Juni 2022 dengan jumlah sampel 1230 responden, margin of error 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel tersebut merupakan penduduk yang berusia 17 tahun keatas dan disebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan bantuan kuesioner. (*)