Berita Nasional Terkini

Cara Cerdas Mahfud MD Ingatkan Soal Rebutan Jabatan Lewat Tausyiah

Mahfud MD memiliki cara cerdas untuk mengingatkan pentingnya berkompetisi dengan sehat sehingga tidak terjadi perebutan jabatan, yakni lewat tausyiah.

Penulis: Aris Joni | Editor: Aris
Tangkap layar Twitter @mohmahfudmd
Twitter Mahfud MD. Menko Polhukam saat mengisi tausyiah singkat soal pergantian khalifah pasca wafatnya Rasulullah yang dipostingnya di akun Twitter pribadinya 

TRIBUNKALTIM.CO - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Mahfud MD memang dikenal sebagai salah satu tokoh publik dan tokoh politik yang cerdas dan memiliki intelektual tinggi.

Bahkan saat menjabat ketua Mahkamah Konstitusional (MK), Mahfud MD juga tak jarang menangani kasus-kasus besar.

Kini di era kepemimpinan Jokowi dan Ma'ruf Amin, Mahfud MD dipercaya memegang jabatan Menko Polhukam d kabinet Indonesia Maju.

Baca juga: Media Rusia Bocorkan Rencana Pertemuan Jokowi & Vladimir Putin, Penjelasan Menkopolhukam, Mahfud MD

Lebih seru lagi, pria asal Madura tersebut juga sempat hampir masuk dalam bursa calon wakil presiden berpasangan dengan Jokowi.

Walau akhirnya tokoh yang berinisial M pendamping Jokowi itu tersebut adalah Ma'ruf Amin, bukan Mahfud MD.

Mendekati tahun politik 2024 nanti, tidak sedikit para elit politik akan berebut kursi dan jabatan, baik di dalam Pemilihan Umum (Pemilu) maupun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan Pemilihan Legislatif (Pileg).

Baca juga: Menko Polhukam Mahfud MD Minta Pj Kepala Daerah tak Terprovokasi Pemindahan IKN

Tapi, seorang Mahfud MD memiliki cara cerdas untuk mengingatkan pentingnya berkompetisi dengan sehat, sehingga tidak terjadi perebutan jabatan.

melalui akun Twitternya @mohmahfudmd pada Kamis (16/6/2022) lalu, Prof Mahfud MD memposting video saat dirinya bertausyiah dan membawakan tema tentang contoh keagungan akhlaq tiga sahabat Rasul dalam memilih pemimpin.

"Tidak dilarang untuk bersaing, tapi tak perlu menebar fitnah," tulis Mahfud MD dalam postingannya di Twitter.

Baca juga: Ibu Kota Negara Pindah ke Kaltim Dimulai Juli 2024, Mahfud MD Berpesan Libatkan Semua

Dalam tausyiah singkat itu, Mahfud MD menyampaikan bahwa tidak lama setelah Rasullulah wafat terjadi semacam perdebatan antara tiga orang sahabat Rosul, yakni Abu Bakar Ash-shiddiq, Umar bin Khattab, dan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah.

"Pada saat itu saat mereka berembuk untuk menentukan siapa yang menjadi pengganti nabi sebagai khalifah," ujar Mahfud MD dalam tausyiahnya.

Baca juga: Mahfud MD Bocorkan Jadwal Pemerintah Pindah ke IKN Nusantara, Tak Boleh Terprovokasi

Lanjut dia, dalam musyawarah itu, Umar bin Khattab menunjuk Abu Bakar Ash-shiddiq, sementara Abu Bakar Ash-shiddiq menunjuk Abu Ubaidah bin Al-Jarrah.

"Abu Ubaidah bin Al-Jarrah menunjuk Umar bin Khattab. Jadi tidak ada rebutan dalam rembuk itu," tuturnya.

Dalam kondisi tersebut, Umar bin Khattab berdiri dan mengambil sumpah untuk menyatakan Abu Bakar Ash-shiddiq yang diangkat sebagai khalifah.

Baca juga: Tanggapi Polemik AKBP Brotoseno, Ini Jawaban Menko Polhukam Mahfud MD

Dasarnya apa kata Mahfud MD, yakni hadis nabi yang artinya "Jangan kamu rebut-rebut jabatan itu, karena kalau kamu memperoleh jabatan dengan cara merebut maka Allah akan membiarkan kamu bekerja sendiri, tetapi manakala kamu mendapatkan jabatan itu bukan dari merebut dan bukan karena meminta, maka Allah akan menolongmu."

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved