Berita Nasional Terkini
Mengapa Harga Minyak Goreng Kemasan Masih Mahal Padahal Harga Sawit Anjlok?
Harga minyak goreng kemasan masih mahal padahal harga sawit anjlok, mengapa? Ini penyebabnya.
TRIBUNKALTIM.CO - Harga minyak goreng kemasan masih mahal padahal harga sawit anjlok, mengapa? Ini penyebabnya.
Hingga saat ini harga minyak goreng kemasan masih mencapai Rp 25 ribu per liter.
Padahal harga sawit sudah sangat anjlok.
Baca juga: Penyebab Harga Minyak Goreng Kemasan di Penajam Paser Utara Turun
Baca juga: Pembelian Minyak Goreng Curah akan Dibatasi, Pedagang Pasar Sepinggan Balikpapan Mengeluh
Harga tandan buah segar (TBS) sawit terus mengalami penurunan hingga saat ini, tetapi harga minyak goreng kemasan di dalam negeri masih tetap mahal di atas Rp 23 ribu per liter.
Anggota Komisi VI DPR Amin Ak mengatakan, dampak larangan ekspor beberapa waktu lalu menyebabkan stok minyak kelapa sawit (CPO) milik perkebunan kelapa sawit melimpah.
Akibatnya, kata Amin, TBS produksi petani atau perkebunan sawit rakyat hanya sebagian kecil diserap perusahaan-perusahaan sawit karena mereka mendahulukan menyerap hasil produksinya sendiri.
"Sehingga stok lama minyak goreng masih cukup besar, dan minyak goreng yang beredar di pasaran masih dengan harga lama," kata Amin saat dihubungi, Jumat (1/7/2022).
Amin menjelaskan, setelah kran eskpor dibuka, pasar global dibanjiri produk minyak sawit dari Indonesia, membuat pasokan berlimpah dan menyebabkan harga CPO global turun.
Pada saat bersamaan, Amin melihat, dua importir sawit besar dunia, yakni India dan China mengurangi impor sawit dengan total pengurangan mencapai 4,8 juta ton per tahun.
"Terjadi peningkatan pasokan minyak nabati antara lain minyak kedelai (soybean oil) dalam jumlah besar," paparnya.
Merujuk data Asosiasi Kedelai Amerika (American Soybean Association/ASA), minyak kedelai yang masuk ke pasar global jumlahnya mencapai 2 hingga 3 juta ton.
Sebelumnya, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, saat harga bahan baku atau CPO turun justru pengusaha minyak goreng mencoba pertahankan marjin keuntungan di dalam negeri.

"Sehingga tidak ada korelasi antara penurunan harga CPO dipasar internasional dengan harga minyak goreng kemasan," kata Bhima.
Menurutnya, saat ini yang dilakukan perusahaan sawit yaitu menekan harga di level petani, khususnya petani yang tidak bermitra dengan perusahaan.
Baca juga: Belasan Ton Minyak Goreng Curah akan Datang di Berau pada Juli
Selain itu, kata Bhima, masih mahalnya harga minyak goreng kemasan karena distribusinya tidak diselesaikan oleh pemerintah.