IKN Nusantara
Desain Istana Wapres di IKN Nusantara, Adopsi Kearifan Dayak, Lestarikan Pohon Langka
Desain Istana Wapres di IKN Nusantara, adopsi kearifan Dayak, lestarikan pohon langka
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Robin Ono Saputra
Kemudian, untuk atap lebar di puncak bukit berfungsi untuk memanen energi matahari yang dilengkapi dengan balkon dan teras sebagai peneduhan atau self-shading.
Maksimalisasi penghawaan silang dan pencahayaan alami bisa dihadirkan melalui courtyard (halaman).
Oleh karena itu, sistem penghawaan dibuat hybrid dengan air conditioner (AC) dan kipas angin, juga pendinginan evaporatif dengan kolam reflektif.
Baca juga: Masuk dalam IKN Nusantara, Kualitas Pendidikan di Penajam Paser Utara Tidak Boleh Tertinggal
Jadi, akan hadir keterhubungan antar-bangunan dengan konsep selasar lingkar atau circular elevated walkway yang menghubungkan bangunan utama, masjid, sekretariat dan bangunan-bangunan pendukung.
Untuk pembangunannya, Huma Betang Umai menggunakan material lokal kombinasi beton bertulang dan kayu untuk kekokohan dan kemudahan konstruksi.
Namun, juga tetap ramah dan nyaman menggunakan kayu eucalyptus yang diambil dari lokasi dan kayu bersertifikat lainnya.
Konsepnya pun juga mengedepankan pelestarian pohon-pohon adat, langka, dan endemik seperti pasak bumi, akar kuning, kayu ulin, tengkawang, belimbing ucong, durian merah, serta anggrek hitam dan bulan bintang.
Istana Wapres ini dilengkapi dengan danau retensi untuk menampung air (zero-run off) dengan fungsi rekreatif untuk publik di kaki bukit.
"Sampah dikurangi dan dipilah dan yang organik disalurkan ke biodigester. Air limbah abu dan hitam dipisah dan dilakukan treatment (perawatan)," tutur Florian. (*)