Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF Ahmad Syaikhu Sebut PKS Punya Modal Koalisi di Pemilu 2024, 'Kami Setia Pegang Janji'
Ahmad Syaikhu menjelaskan saat ini PKS terus bersilaturahim untuk mencari calon-calon partai lain yang ingin berkoalisi dengan partainya.
Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM.CO - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersiap menatap Pemilu 2024. Secara nasional raihan PKS di Pemilu 2019 mencapai 8,21 persen.
Lalu bagaimana peluang PKS di Pemilu 2024 yang akan berlangsung dua tahun lagi?
Untuk membedah strategi PKS, secara eksklusif Presiden PKS, Ahmad Syaikhu hadir di studio Tribun Kaltim, Selasa, 12 Juli 2022.
Ahmad Syaikhu menjelaskan saat ini PKS terus bersilaturahim untuk mencari calon-calon partai lain yang ingin berkoalisi dengan partainya.
“Kita berkoalisi dengan siapapun termasuk dengan partai-partai yang sebelumnya sudah berkoalisi. Walaupun ada partai yang tidak ingin berkoalisi, kami tetap membuka jalan silaturahim,” kata Ahmad Syaikhu dalam podcast Tribun Kaltim Series di channel YouTube Tribun Kaltim Official.
Baca juga: Ahmad Syaikhu Beber Kriteria Capres 2024 yang Diusung PKS, Salah Satunya Bisa Persatukan Anak Bangsa
Baca juga: PKS Gelar Silahturahmi Antar Partai Jelang Pemilu 2024
Ahmad Syaikhu juga menyebut bahwa PKS punya modal yang ditawarkan untuk sebuah koalisi dengan partai lain.
Modal apakah itu, berikut petikan wawancara eksklusifnya.
Apa saja persiapan PKS menjelang Pemilu 2024?
Hari-hari ini PKS terus melakukan silaturahim kebangsaan bersama partai-partai yang lain, tujuannya tidak lain kecuali, kita ingin menemukan titik-titik temu untuk membangun Indonesia ke depan yang lebih baik.
Di samping itu, kita sebagai partai yang memang perolehan PKS tidak dalam kondisi mewah.
Hari ini memperoleh 8,21 persen, jadi dengan ketentuan Presidential Threshold yang berlaku hari ini, tentu kita tidak mungkin mengajukan sendiri Calon Presiden (Capres) atau Calon Wakil Presiden (Cawapres).
Oleh karena itu, mutlak harus berkoalisi, bahkan berkoalisi pun tidak bisa dengan 2 partai saja, tentu dengan 3 partai atau lebih.
Untuk itulah kami di PKS terus bersilaturahim untuk mencari calon-calon partai lain yang ingin berkoalisi dengan PKS
Bagaimana PKS membangun koalisi dengan partai-partai lain?
Kita berkoalisi dengan siapapun termasuk dengan partai-partai yang sebelumnya sudah berkoalisi, hanya mungkin hal-hal yang kita inginkan ke depan koalisinya akan berjalan dengan baik.
Walaupun ada partai yang tidak ingin berkoalisi, kami tetap membuka jalan silaturahim.
Karena memang politik yang saya jalankan sejak saya jadi Presiden PKS, saya ingin bersilaturahim dengan seluruh elemen-elemen bangsa, apalagi elemen-elemen politik yang kita bersinggungan setiap hari di DPR RI, DPRD Provinsi, Kota dan Kabupaten.
Partai mana saja yang sudah diajak?
Putaran pertama, kita sudah berkoalisi dengan seluruh partai-partai yang memiliki kursi di DPR RI.
Semuanya kita sambangi, ada juga yang datang ke kantor PKS. Untuk berikutnya malah kita, juga melakukan perputaran berikutnya yang lebih spesifik, ingin melakukan penjajakan terkait koalisi di Capres dan Cawapres di 2024.
Mudah-mudahan dari obrolan-obrolan ini nanti ada pengerucutan partai-partai yang akhirnya kita bisa mengusut bersama Capres dan Cawapres di 2024.
Ada berapa point, sampai harus dikerucutkan dengan beberapa partai lain?
Hal yang sangat mendasar khususnya berkaitan dengan bagaimana kebersamaan di dalam platform pembangunan ke depan, bagaiman upaya untuk membangun Indonesia masa depan.
Sehingga dengan kebersamaan, satu pola pikir, Indonesia masa depan yang dicita-citakan dapat mencapai titik-titik menuju koalisi.
Menurut PKS, Indonesia masa depan itu seperti apa?
Jadi menurut kami, semuanya sudah sangat terbantu dengan apa yang dicita-citakan oleh Founding Father kita, di mana sangat jelas dalam pembukuan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD RI) Tahun 1945.
Yang pertama ingin, mewujudkan negara yang berdaulat yang melindungi segenap tumpah darah Indonesia.
Kedua adalah bangsa yang bisa mencerdaskan warganya. Yang ketiga mensejahterakan seluruh warga, bukan hanya segelintir pihak dan yang keempat ikut serta dalam ketertiban dunia.
Saya kira kalau ini saja direalisasikan, menjadi suatu hal yang luar biasa. Oleh karenanya PKS konsen dalam visi dan misinya juga berkeinginan, supaya amanah dari Founding Father kita yang sudah susah payah dirumuskan, itu perlahan tapi pasti bisa diwujudkan dalam tahapan-tahapan pembangunan pada masa yang akan datang.
Baca juga: Diberi Target Perolehan Suara dan Kursi pada Pemilu 2024, Presiden PKS: Ini Bukan Kerjaan Ringan
Baca juga: Ketua Majelis Syuro PKS Sebut Partai Punya Strategi Jelang Pilpres, Salim: Kan Bisa Berubah-ubah
Apakah ada partai yang visi dan misinya sejalan?
Banyak, keinginan untuk membangun Indonesia yang kebih baik. Kalau kami memang diwarnai, bahwa kami ingin merealisasikan Islam yang Rahmatan lil ‘alamin di dalam anggaran dasar kita.
Spirit motivasi inilah yang akan mendorong kepada sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, agar spirit ini tumbuh terus di struktur dan kader serta simpatisan partai.
Inilah dorongan kita untuk berbuat, untuk beramal, untuk memberikan kontribusi pada negeri ini.
Apakah memungkinan PKS dengan spirit keislamannya berkoalisi dengan partai-partai lain yang nasionalis?
Sangat mungkin, karena buktinya ketika kita di daerah mengusung pilkada, kita berkoalisi dengan PDI, Partai Golkar, Partai Demokrat bahkan dengan partai-partai yang lain.
Itu tidak ada permasalahan.
Artinya kalau skala daerah bisa diwujudkan, jika ditarik skala ke atas semuanya masih mungkin untuk bisa tingkat nasional.
Poin apa yang kemudian ditawarkan ke partai nasionalis?
Jadi poin yang kita tawarkan adalah bahwa PKS memiliki sumber daya, tentu saja ini menjadi modal utama untuk kemenangan pemilu, maupun di pilpres.
Di samping itu juga, sampai dengan hari ini kami PKS juga setia ketika memegang janji-janji dengan partai koalisi, itu akan terus kita pegang.
Dengan bermodalkan pada hal-hal tersebut, maka kita ingin bertekad, yuk kita sama-sama untuk memenangkan pilpres dengan mengusung Capres dan Cawapres, untuk dimanfaatkan bersama-sama tentunya. (Ary Nindita/Bagian 1)