Berita Samarinda Terkini
TRC PPA Sebut Kekerasan terhadap Anak di Kaltim Ibarat Fenomena Gunung Es
Selamat hari anak nasional bagi setiap generasi penerus yang katanya bunga dari surga. Selamat juga bagi Kota Tepian yang konon sebentar lagi dinobat
Penulis: Rita Lavenia |
Lalu bagaimana dengan anak-anak yang hak mendapatkan pendidikan terenggut? Cukup, teramat banyak bila kita ingin ulas.
Jadi, Kaltim layak anak?
Kita tentu tidak dapat menyalahkan satu pihak.
Rina Zainun selalu mengatakan segala bentuk kekerasan tersebut seperti fenomena gunung es yang nyaris tidak terlihat di permukaan, tetapi sangat banyak yang tersembunyi di bawah.
"Banyak pelaku kekerasan justru dari orang terdekat. Orangtua atau pihak keluarga menganggap itu adalah aib,
Tanpa sadar bahwa anak atau korban mengalami trauma berkepanjangan, psikis terganggu dan seakan tidak bisa menatap masa depan lagi," ucapnya.
Baca juga: Jadi Korban Kekerasan Asusila Ayah Tirinya, Balita di Bontang Alami Kesakitan dan Trauma
Apa yang bisa kita lakukan?
Rina Zainun menekankan bahwa setiap kita harus lebih aware terhadap anak-anak di lingkungan sekitar.
Master Mentor Kemenaker Kalimantan ini berharap setiap orang di lingkungan masing-masing bisa menjadi pemerhati anak.
Jangan diam saat tahu ada anak mengalami kekerasan.
Jangan merasa itu adalah cara orangtua mendidik.
Tidak, sekali lagi Rina Zainun mengatakan tidak ada kekerasan fisik ataupun verbal yang pantas dikatakan sebagai cara mendidik.
"Kita membanding-bandingkan anak saja itu tidak boleh. Karena setiap anak memiliki kecerdasannya masing-masing," tegasnya.
Lalu dari pemerintahan melalui instansi yang membidangi anak-anak, ia mengajak untuk lebih aktif lagi memberikan sosialisasi bagi masyarakat.
Mulai dari sosialisasi tentang pentingnya sex education dari orangtua untuk anak-anaknya.