Berita Balikpapan Terkini
Faktor Penyebab Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Balikpapan
Beberapa waktu lalu, Kota Balikpapan digemparkan oleh pemberitaan mengenai kasus dugaan kekerasan seksual yang terjadi di wilayah Balikpapan Selatan.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Beberapa waktu lalu, Kota Balikpapan digemparkan oleh pemberitaan mengenai kasus dugaan kekerasan seksual yang terjadi di sekitar wilayah Balikpapan Selatan.
Bahkan, yang mengherankan adalah fakta bahwa korban merupakan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan ternyata masih dibawah umur.
Pihak Kepolisian meringkus 2 tersangka yang terlibat dalam kasus tersebut, ayah tiri dan juga suami siri korban.
Tribunkaltim.co kemudian melakukan penelusuran data terkait kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Balikpapan selama beberapa tahun ke belakang.
Baca juga: Sirajuddin Mahmud Boyong Zaskia Gotik & Mertua ke Balikpapan, Mak Menah Pertama Kali ke Rumah Besan
Berdasarkan data yang dihimpun, dapat disimpulkan bahwa sejak tahun 2020 hingga pertengahan tahun 2022 (per 30 Juni 2022) kekerasan terhadap perempuan dan anak di Balikpapan didominasi korban Perempuan Anak.
Menurut data yang berasal dari UPTD PPA Balikpapan, kekerasan yang terjadi dan dilaporkan berdasarkan data jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak pun didominasi dengan jenis kekerasan seksual.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan, Alwiati memaparkan berbagai macam faktor yang menjadi penyebab terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Balikpapan, salah satunya adalah pengaruh dari lingkungan sekitar.
Baca juga: Kilang Pertamina Internasional Berdayakan Ibu-Ibu Balikpapan, Program Petratonik Budidaya Ikan Lele
"Sebagian besar kekerasan yang terjadi terhadap perempuan dan anak itu berasal dari lingkungan sekitar, misalnya di rumah, di sekolah, di tempat umum/publik," ungkap Alwiati.
Terkait latar belakang pendidikan pelaku pun tidak bisa menjadi tolak ukur penyebab sang pelaku melakukan kekerasan terhadap perempuan dan anak, khususnya kekerasan seksual.
"Saya tidak bisa bilang atas latar belakang pendidikan karena memang pelaku ini bisa juga berlatar belakang pendidikan yang cukup tinggi, contohnya saja kasus yang terjadi di institusi pendidikan," sebutnya.
Selain itu, gaya bergaul/pergaulan juga sangat berpengaruh terhadap terjadinya kekerasan dalam lingkungan sosial.
Baca juga: Jadwal dan Lokasi Vaksin Booster di Balikpapan Hari Ini, Sabtu 23 Juli 2022
"Gadget juga sangat sulit untuk dibatasi," tandasnya.
Faktor ekonomi juga bisa menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak, hanya saja pasti ada faktor lain yang memicunya.
Esti Santi Pratiwi selaku Kepala UPTD PPA Balikpapan menambahkan, pola asuh merupakan faktor penyebab paling dominan yang memicu terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Baca juga: Cuaca Balikpapan Sabtu 23 Juli 2022, Siang dan Tengah Malam akan Cerah Berawan
"Yang lebih dominan memang pola asuh, ada juga faktor ekonomi, lingkungan yang ada mempengaruhi juga kan, banyak lah," ujarnya.