Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF - Iwan Wahyudi Bicara Milenial Balikpapan, PPP Terbuka dan Siap Akomodir jadi Caleg
Tak hanya membidik suara pemilih, PPP juga berharap muncul calon legislatif atau caleg dari kalangan milenial yang maju di Pemilu 2024.
Penulis: Ardiana | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM.CO - Kalangan pemilih millenial tak luput dari bidikan partai untuk mendulang suara di Pemilu 2024, tak terkecuali Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Bahkan tak hanya membidik suara pemilih, PPP juga berharap muncul calon legislatif atau caleg dari kalangan milenial yang maju di Pemilu 2024.
Ketua DPC PPP Balikpapan, Iwan Wahyudi mengatakan partainya sering melibatkan anak muda dalam edukasi-edukasi tentang public speaking, leadership, hingga soal entrepreneurship.
"Kita harapkan nanti akan terjaring caleg-caleg milenial yang memiliki semangat, passion, untuk bisa mengisi daftar caleg yang nanti akan dihadirkan oleh PPP," kata Iwan Wahyudi dalam podcast Tribun Kaltim Series, Selasa (19/7) lalu.
Bagaimana strategi PPP di Pemilu 2024 dalam menggaet kaum milenial, berikut petikan wawancara eksklusif bersama Iwan Wahyudi dalam Tribun Kaltim Series.
Baca juga: EKSKLUSIF-PPP di Balikpapan Kejar Target Masuk 4 Besar, Iwan Wahyudi mulai Panaskan Mesin Partai
Baca juga: EKSKLUSIF - Siapa Calon Wakil Walikota Balikpapan Usulan PPP, Iwan Wahyudi Sudah Jalin Komunikasi
Bagaimana PPP menjangkau kalangan milenial?
Pemilih nanti ini akan terbagi dua, milenial, dan di luar milenial. Termasuk senior-senior kitalah ya.
Kita harus membuka diri, jadi PPP hari ini pun pengurus pusat pun membuka diri dengan membangun komunikasi kepada generasi-generasi milenial.
Kita melihat dari struktur yang ada di DPP, sekjen kami. Kemudian wakil-wakil ketua di unsur pengurus pusat itu diisi oleh anak-anak muda. Mereka para milenial begitu.
Jadi strategi yang dibangun itu adalah membuka diri, kemudian membangun komunikasi secara langsung, mengikuti trend atau arah yang mereka nyamannya di mana.
Misalnya mereka lebih nyaman pada diskusi yang kekinian tentang enterpreneurship, tentang leadership, tentang pendidikan, yang lebih fleksibel.
Nah ini kita harus masuk ke mereka, hadir di tengah-tengah mereka, membangun komunikasi dan terlibat kepada mereka secara langsung.
Jadi komposisi struktur kamipun, kami juga harus kuatkan dengan diisi oleh mereka anak-anak muda, milenial.
Sehingga kombinasi antara mereka yang senior, dan dengan para anak-anak muda, ini bisa satu kombinasi yang saling melengkapi satu dan lainnya.
Karena kita juga tidak bisa meninggalkan pemilih tradisional PPP yang menjadi modal dasar sebetulnya buat PPP dan ini masih cukup besar juga.
Basicnya PPP di pemilih tradisional sebenarnya?
Iya. Dan hari ini ketika pemilih tradisional itu kita kenalkan dengan lambang Ka'bah, mereka pasti tau.
Nah ini menjadi satu keuntungan dan satu nilai tambah tersendiri buat PPP.
Program apa untuk menjangkau kalangan milenial dan langsung bersentuhan dengan mereka?
Tentu program-program yang bersentuhan dengan passionnya anak muda. Dan ini sudah kami lakukan dalam beberapa kegiatan kami.
Secara offline, kami coba menggaet mereka, untuk bisa hadir dalam sebuah edukasi-edukasi entah itu tentang public speaking, kemudian edukasi tentang leadership, edukasi tentang enterpreneurship.
Ini mendorong kehadiran PPP, bahwa oh PPP berperan aktif dalam proses pembangunan sumber daya manusia di tengah-tengah mereka.
Dan kemudian kami juga membuka diri untuk merekrut secara online kepada generasi-generasi muda dan membangun komunikasi melalui media sosial.
Karena dunia media sosial ini jangkauannya sangat luas sekali, pengguna internet, pengguna Instagram, pengguna Twitter itu kan sangat diisi oleh para kaum milenial.
Kami sekarang lagi konsen dan mempersiapkan hal itu agar program yang kami sampaikan itu bisa diterima oleh kaum milenial.
Kalau untuk caleg, berapakah porsi untuk kaum milenial?
Ya. Arahnya nanti kan akan ke sana.
Kita harapkan nanti akan terjaring caleg-caleg milenial yang memiliki semangat, passion, untuk bisa mengisi daftar caleg yang nanti akan dihadirkan oleh PPP.
Sehingga mereka bisa berkomunikasi secara nyaman, karena sesama umur mereka.
Jadi kalau dari persentasi kami belum sampai ke dalam bentuk persen.
Tapi pasti diakomodir. Tapi terus terang kita juga harus melihat keseriusan dan semangat dari caleg itu sendiri.
Kalau dalam undang-undang itu kan keterwakilan perempuan harus 30 persen. Kalau milenial inikan belum diatur gitu.
Jadi kami tentu akan sangat mendorong teman-teman anak-anak muda milenial yang memiliki passion, memiliki semangat dan berkomitmen untuk memaksimalkan, menjaring suara sebesar mungkin dan sebanyak mungkin.
Apakah ada kesulitan untuk menjangkau anak muda?
Memang kendala-kendala dalam membangun komunikasi kepada milenial itu pasti ada. Saya kira itu pasti dialami lah oleh teman-teman partai lain.
Tapi ini tidak menyulitkan semangat PPP untuk terus membangun komunikasi dan saya kira biasa saja ada kendala, ada hambatan-hambatan.
Saya optimistis, kalau kita rajin menyapa, rajin mengetuk hati mereka dan membangun komunikasi kepada mereka, harapan nanti PPP semakin bisa diterima di hati para milenial.
Kalau kita lihat hari ini PPP ada survei-survei yang saya baca masih perlu bekerja secara ekstra untuk bisa meningkatkan persentase mereka, kehadiran mereka di kalangan milenial.
Termasuk komunikasi di media sosial.
Bagaimana di Kota Balikpapan?
Kalau di Balikpapan teman-teman kita cukup aktif untuk berkomunikasi di media sosial, caleg-caleg kita juga sangat aktif.
Harapannya mereka ini bisa menjadi ujung tombak buat membangun komunikasi, baik itu menarik caleg-caleg milenial yang lain, maupun menyasar potensi suara dikalangan milenial.
Apa pesan untuk konstituen dan kader PPP di Balikpapan untuk Kaltim secara keseluruhan?
Buat teman-teman kader simpatisan dan pengurus Partai Persatuan Pembangunan di kota Balikpapan, mari kita menyatukan hati kita, menyatukan pikiran kita dan kita sama-sama solid untuk memperjuangkan dalam menghadapi pemilu 2024.
PPP bisa hadir di tengah masyarakat. PPP bisa menjadi solusi buat masyarakat.
Sehingga PPP bisa menjadi pilihan dihati masyarakat. Dan kita bisa menjadi partai pemenang 4 besar dikota Balikpapan. Dan kuncinya adalah membangun komunikasi, menjadi solusi dan insya Allah PPP ada di hati. (Ardiana/Bagian 4/ Selesai)