Tahun Baru Islam
Renungan Tahun Baru Islam 2022, Tingkatkan Kualitas Ketakwaan dan Keimanan
Penanggalan Hijriah atau disebut juga dengan penanggalan Qomariyah diasaskan kepada perhitungan perputaran Qomar (Bulan) terhadap Bumi.
Penulis: Nevrianto | Editor: Budi Susilo
Karena pada momentum inilah kemudian kita bisa bermuhasabah (intorpeksi) diri terhadap apa yang telah kita lakukan di tahun yang telah kita lewati tersebut.
Baca juga: Arti Malam 1 Suro, Sejarah, Tradisi Jawa hingga Mitos dan Bedanya dengan Tahun Baru Islam 1 Muharram
Apakah kita telah mencapai target target ibadah yang menjadikan kita insan yang lebih baik lagi, atau justru kita menjadi hamba yang lebih buruk daripada tahun kemarin na'uzubillah.
Oleh karenanya, momentum tahun baru ini marilah kita isi dengan segala bentuk ketaatan kepada Allah.
Baik itu bersifat ibadah mahdah atau sosial seraya berharap semoga Allah terima amal kita dan menjadikan kita insan yang lebih baik lagi.
Di saat yang bersamaan kita juga diminta untuk senantiasa mengingat kematian, karena walaupun secara Zahir umur kita bertambah namun secara hakikat kesempatan hidup yang Allah berikan kepada kita sudah berkurang.
Sebagaimana yang diterangkan oleh al-imam hasan al-bashriy: "Sesungguhnya manusia itu hanyalah kumpulan hari, apabila berlalu hari demi hari maka berkuranglah kesempatan nya untuk menjadi manusia (karena setelah manusia telah wafat akan dinamakan mayyit)."
Kematian merupakan sesuatu yang pasti akan menimpa kepada setiap manusia cepat atau lambat, senang atau benci.
Siap atau tidak siap kematian itu pasti akan menghampiri kepada siapa yang telah Allah tetapkan kepada nya ketetapan-Nya.
Namun persoalan yang berat bukanlah kepada kematian tersebut, akan tetapi titik terberat daripada persoalan kematian adalah bagaimana kehidupan kita setelah mati.
Apakah kita termasuk dalam golongan orang-orang yang bahagia atau justru kita termasuk dalam golongan orang orang yang celaka na'uzubillah.
Baca juga: Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 2022, 1 Muharram 1444 H, Terjemahan Inggris Indonesia, Penuh Doa
Kehidupan setelah mati merupakan kehidupan yang kekal sementara kehidupan yang kita jalani sekarang di dunia hanyalah bersifat sementara.
Oleh karenanya hendaknya kita sebagai mukmin yang benar akal sehatnya untuk memperjuangkan kehidupan akhirat kita.
Sebab senang atau susahnya kehidupan kita di akhirat ditentukan dengan apa yang kita kerjakan di dunia.
Jangan sampai kelak di akhirat kita menjadi hamba yang menyesali akan semua perbuatannya di dunia.
Oleh karenanya momentum akhir tahun mari kita jadikan sebagai ajang untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah.