Berita Nasional Terkini
Karni Ilyas Club: Susno Duadji Tanggapi Soal Psiko Hierarki dan Psiko Politis dalam Kasus Brigadir J
Susno Duadji menanggapi peryataan Mahfud MD terkait adanya psiko hierarki dan psiko politis penyebab terhambatnya penanganan kasus tewasnya Brigadir J
TRIBUNKALTIM.CO - Mantan Kabareskrim Polri Komjen (Purn) Susno Duadji saat berbincang dengan Karni ILyas blak-blakan soal faktor psiko hierarki maupun psiko politis yang disebutkan Menko Pulhukam Mahfud MD dalam kasus tewasnya Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Disampaikan Susno Duaji kepada Karni Ilyas bahwa peryataan yang disampaikan oleh Mahfud MD ada benarnya dan sebaliknya.
"Saya kira ada benarnya walaupun tidak ada benarnya. Karena faktor psikologis karena hierarki kepangkatan kan sudah ditiadakan dengan dinonaktifkannya Pak Ferdy Sambo," kata Susno Duadji dikutip dari kanal YouTube Karni Ilyas Club, Kamis (4/8/2022).
"Kecuali pak ya, sudah dinonktifkan masih aktif, ya ini berarti akan terhambat. Tapi, kalau betul-betul sudah nonaktif, tidak ada lagi kata terhambat itu. saya sendiri pak saya pernah ngalamin, saya kan bintang tiga, saya pernah disidik oleh inspektur gitu, saya nurut ya, kenapa harus begitu," tambah Susno Duadji.
Baca juga: Di Hadapan Karni Ilyas, Komjen Ito Sumardi Akui Kasus Brigadir J dan Bharada E Hanya Kriminal Biasa
Terkait psiko politik yang juga merupakan salah satu hambatan kasus Brigadir J lama terungkap, Susno Duadji mengaku tidak terlalu paham akan hal tersebut.
Hanya saja menurutnya, ini merupakan suatu asumsi ataupun analisa pak tani yang tidak sampai kepada masalah politik.
"Tahunya saya tuh kalau jagung harganya Rp 5 ribu, pupuk naik yang bersubsidi, pupuk warnanya merah gitu, itu saya hafal, tapi kalau penegakan hukum dicampuri oleh politis dan yang dicampuri mau, nggak tahu, saya nggak analisis semua," beber Susno Duadji.
Baca juga: Wagub DKI Riza Patria di Karni Ilyas Club Beber Tempat yang Bisa Dijadikan Spot Citayam Fashion Week
Dengan berbagai asumsi yang muncul dalam kasus Brigadir J, Susno Duaji mengaku bahwa berulang kali ia sampaikan penanganan kasus ini sangat gampang alias tidak ada hambatan.
Menurutnya, kasus ini harusnya cepat saja diungkap lantaran yang terlibat dalam kasus tersebut cukup jelas.
Di mana ada korban (Brigadir J), pelaku penembakan (Bharada E) sudah mengaku, alat bukti atau senjata yang dipakai ada serta adanya saksi.
"Jadikan saja dia tersangka, karena dua alat bukti sudah ada, tentang ini berkembang lagi, misalnya hasil autopsi, yang kedua menyatakan bahwa ada luka lain selain luka tembak, baru ini dikembangkan. Ini adalah tugas penyidik, itu siapa yang melakukan," beber Susno Duadji.
Baca juga: Karni Ilyas Club: Riza Patria Sebut Citayam Fashion Week Datangkan Keuntungan Ekonomi dan Bisnis
Hambatan psiko hierarki dan psiko politis terungkap setelah Mahfud MD memberikan penjelasan tentang perkembangan kasus tewasnya Brigadir J.
Disampaikan Mahfud MD, kasus tewasnya Brigadir J mempunyai dua aspek psikologis sehingga penanganannya tidak seperti dengan kasus kriminal biasa.
"Karena ada psiko hierarki, ada juga psiko politis-nya, jadi kalau seperti itu secara teknis penyidikan itu sebenarnya katanya gampang," kata Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu 3 Agustus 2022.
"Apa namanya, bahkan para purnawirawan dulu kalau kayak gitu gampang pak, itu kan tempatnya jelas ini kita sudah tahu lah, tapi saya katakan, oke jangan berpendapat dulu, biar Polri memroses. Bahwa itu mah gampang tingkat Polsek aja bisa, tetapi ini ada tadi psiko hierarki dan psiko politis dan macam-macam," lanjutnya.
(TribunKaltim.co/Justina)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
