Berita Nasional Terkini

Penjelasan Dokter Forensik Menyoal Otak Brigadir J Berada di Perut Saat Otopsi Kedua Ramai di Medsos

Inilah penjelasan dokter Forensik menyoal otak Brigadir J berada di perut saat otopsi kedua yang ramai jadi pembahasan di Medsos.

Editor: Ikbal Nurkarim
Tribunnews/Jeprima-TribunJambi.com.
Pengacara Kamaruddin Simanjuntak saat mendatangi Bareskrim Mabes Polri di Jakarta Selatan, Rabu (20/7/2022). Ia membeberkan kondisi Brigadir J. Inilah penjelasan dokter Forensik menyoal otak Brigadir J berada di perut saat otopsi kedua yang ramai jadi pembahasan di Medsos. 

Tindakan ini dilakukan untuk mengukur, memeriksa dan menimbang organ untuk mencari apakah ada kelainan.

"Organ otak dimasukkan ke dalam perut, pertama supaya memudahkan dan mempercepat rekonstruksi jenazah supaya dikembalikan ke keluarga dalam keadaan bagus," ujar Novianto.

Alasan kedua, adalah karena organ otak bersifat lebih mudah membusuk dan mudah mencair.

Kondisi ini bisa menyebabkan otak yang busuk merembes dan keluar dari rongga kepala bekas potongan tulang tengkorak, jika otak dikembalikan lagi ke rongga tengkorak.

"Jika begitu, hal tersebut menimbulkan kurang etis di hadapan keluarga," lanjut dia.

Seperti diketahui, jenazah Brigadir J sudah pernah diotopsi sebelumnya.

Dalam proses otopsi pertama, organ otak bisa dikembalikan ke tengkorak atau dimasukkan ke dalam perut jika tulang tengkorak sudah rusak atau patah.

Apa yang terjadi jika otak membusuk?

Sebagai informasi, proses pembusukan otak pada jenazah dinilai lebih cepat dibanding organ dalam tubuh lainnya.

Baca juga: Terbaru! Mahfud MD Sebenarnya Sudah Tahu Fakta Kasus Brigadir J? Begini Pernyataan Menkopolhukam

Novianto menjelaskan, saat otak membusuk maka organ itu akan mencair dan menjadi seperti bubur.

"Hal ini yang dihindari ketika organ otak dikembalikan ke rongga tengkorak, karena rongga tengkorak udah bekas dipotong dan cairan otak pembusukan tersebut bisa keluar dari bekas potongan itu," ujar Novianto.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (2/8/2022), Ketua tim dokter forensik, Ade Firmansyah Sugiharto mengatakan, hasil otopsi kedua akan keluar dalam beberapa pekan setelah proses otopsi kedua berlangsung.

"Hasil otopsi baru keluar setelah 4-8 minggu," kata Firmansyah dalam konferensi pers di RSUD Sungai Bahar, Jambi, Rabu (27/7/2022).

Dia membenarkan bahwa menemukan banyak luka. Ia menambahkan, hasil otopsi lama keluar karena ada bagian luka yang butuh pemeriksaan mikroskopis, untuk menentukan apakah luka terjadi setelah atau sebelum kematian.

Adapun pemeriksaan mikroskopis dapat mengetahui jenis kekerasan dan efek yang ditimbulkan akibat kekerasan.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved