Berita Internasional Terkini

Amerika Kembali Kirim Senjata Canggih untuk Lawan Rusia, Ukraina Justru Ingin Libatkan China

Rusia kembali bakal berhadapan dengan senjata-senjata canggih milik Amerika, sedangkan Ukraina terus lobi China agar Vladimir Putin hentikan perang.

STRINGER / AFP
Pabrik baja Azovstal di kota Mariupol pada 5 Agustus 2022, di tengah aksi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina. Terbaru, Amerika Serikat kembali mengirimkan senjata canggih untuk Ukraina guna melawan serangan Rusia. 

TRIBUNKALTIM.CO - Rusia kembali bakal berhadapan dengan persenjataan canggih milik Amerika Serikat yang akan digunakan oleh Ukraina.

Amerika Serikat kembali mengirimkan paket bantuan persenjataan untuk Ukraina, guna melawan serangan Rusia.

Ketika Amerika Serikat mengirimkan sejumlah persenjataan canggih, Ukraina terus mendorong China agar membuat Rusia menghentikan invasinya.

Amerika Serikat sedang mempersiapkan paket bantuan keamanan baru senilai 1 miliar dolar AS atau setara Rp 14,9 triliun untuk Ukraina.

Bantuan akan mencakup amunisi untuk senjata jarak jauh dan kendaraan transportasi medis lapis baja.

Pejuang unit pertahanan teritorial, pasukan pendukung tentara reguler Ukraina, ambil bagian dalam latihan sebagai bagian dari kelas taktik tempur reguler, tidak jauh dari kota Bucha, wilayah Kyiv, pada 13 Juli 2022 di tengah invasi Rusia. Terbaru, Korea Utara membuat pihak Ukraina geram karena mengakui kemerdekaan dua wilayah yang dikuasai separatis pro-Rusia.
Pejuang unit pertahanan teritorial, pasukan pendukung tentara reguler Ukraina, ambil bagian dalam latihan sebagai bagian dari kelas taktik tempur reguler, tidak jauh dari kota Bucha, wilayah Kyiv, pada 13 Juli 2022 di tengah invasi Rusia. Terbaru, Korea Utara membuat pihak Ukraina geram karena mengakui kemerdekaan dua wilayah yang dikuasai separatis pro-Rusia. (Sergei SUPINSKY / AFP)

Paket itu akan menjadi salah satu yang terbesar sejauh ini dan diperkirakan akan diumumkan pada Senin, kata tiga sumber yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut kepada Reuters.

AS telah memberikan sekitar $8,8 miliar bantuan ke Ukraina sejak invasi Rusia pada 24 Februari.

Para pejabat mengatakan bahwa Presiden AS, Joe Biden belum menandatangani paket senjata berikutnya, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Baca juga: Rusia Ukraina Saling Tuduh Menuduh Lakukan Terorisme Nuklir hingga Turki Turun Tangan

Baca juga: Cara NATO Cegah Rusia Menang Lawan Ukraina, Siapkan Persenjataan Jangka Panjang

Mereka memperingatkan bahwa paket senjata dapat berubah nilai dan isinya sebelum ditandatangani.

Namun, jika ditandatangani dalam bentuknya saat ini, itu akan bernilai $ 1 miliar dan termasuk amunisi untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), dan Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Nasional (NASAMS) serta sekitar 50 M113 lapis baja medis.

Pentagon baru-baru ini mengumumkan warga Ukraina akan diizinkan menerima perawatan medis di sebuah rumah sakit militer AS di Jerman dekat Pangkalan Udara Ramstein.

Senin lalu, Pentagon mengumumkan paket bantuan keamanan terpisah untuk Ukraina senilai hingga $550 juta, yang juga termasuk amunisi tambahan untuk HIMARS.

HIMARS memainkan peran kunci dalam pertempuran antara Ukraina dan Rusia, yang telah menjadi perang gesekan yang terjadi terutama di timur dan selatan Ukraina.

Moskow berusaha untuk menguasai Donbas yang sebagian besar berbahasa Rusia, terdiri dari provinsi Luhansk dan Donetsk, tempat separatis pro-Moskow merebut wilayah setelah Kremlin mencaplok Krimea di selatan pada tahun 2014.

Sejauh ini AS telah mengirimkan 16 HIMARS ke Ukraina dan pada 1 Juli berjanji akan mengirimkan dua NASAMS.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved