News

Rusia Ukraina Saling Tuduh Menuduh Lakukan Terorisme Nuklir hingga Turki Turun Tangan

Saling tuduh menuduh antara Rusia Ukraina lantaran melakukan terorisme nuklir hingga Turki turun tangan.

theconversation
Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Rusia dan Ukraina saling tuduh menuduh atas tindakan melakukan terorisme nuklir hingga Turki turun tangan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Sejak Rusia melakukan invasi di Ukraina pada 24 Februari tahun ini, konflik antara Putin dan Zelenskyy kian memanas.

Bahkan beberapa negara juga ikut turun tangan untuk membantu menyelesaikan perselisihan antara Rusia dan Ukraina.

Hingga invasi yang memasuki bulan kelima ini, Rusia dan Ukraina saling tuduh menuduh lakukan terorisme nuklir hingga Turki turun tangan.

Baca juga: Mengenal Zirkon, Rudal Hipersonik Terbaru Milik Rusia, Disiapkan untuk Serang Amerika Bukan Ukraina

Diketahui Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Utama di Ukraina mengalami kerusakan dan Rusia Ukraina pun saling tuduh menuduh.

Sebagaimana dilansir dari voanews, Perusahaan tenaga nuklir negara Ukraina Energoatom mengatakan penembakan Rusia telah menghantam pembangkit listrik Zaporizhzhia, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa.

Dalam sebuah kesempatan Perusahaan Energoatom memberikan pernyataannya.

Baca juga: HASIL Pertemuan Langsung Rusia & Ukraina di Turki, Kesepakatan Penting Tercapai, Perang Masih Lanjut

"Tiga serangan tercatat di lokasi pabrik, di dekat salah satu blok listrik di mana reaktor nuklir berada," kata Energoatom dikutip dari voanews, Jumat (5/8/2022).

Namun di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukan Ukraina bertanggung jawab atas kerusakan pabrik tersebut.

"Unit bersenjata Ukraina melakukan tiga serangan artileri di wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia dan kota Enerhodar," kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia juga menambahkan pernyataan.

"Untungnya, peluru Ukraina tidak mengenai fasilitas minyak dan bahan bakar dan pabrik oksigen di dekatnya, sehingga menghindari kebakaran yang lebih besar dan kemungkinan kecelakaan radiasi," katanya.

Diketahui bahwa Pasukan Rusia telah menduduki pabrik di selatan Ukraina sejak Maret.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken menuduh Rusia menggunakan pabrik itu sebagai perisai bagi pasukannya.

Seorang pejabat dengan pemerintahan yang didukung Rusia di Enerhodar mengatakan awal pekan ini bahwa pasukan Ukraina telah berulang kali menyerang pabrik tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga memberikan tanggapannya dan mengatakan bahwa Rusia melakukan tindakan terorisme nuklir.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved