Berita Internasional Terkini

Ketika Konflik Rusia vs Ukraina Memasuki Fase Baru, China & Taiwan Justru Berpotensi Memulai Perang

China dan Taiwan berpotensi terjadi perang, sedangkan Rusia vs Ukraina kini telah memasuki fase baru.

Bulent KILIC / AFP
Seorang penduduk setempat mendorong sepedanya melalui bangunan yang rusak di Toretsk, Ukraina timur, pada 5 Agustus 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Kini, China dan Taiwan berpotensi menyusul Rusia dan Ukraina, perang. 

TRIBUNKALTIM.CO - Perang antara Rusia dengan Ukraina kini telah memasuki fase baru.

Namun, ketika Rusia dan Ukraina telah memasuki fase yang baru, perang justru berpotensi terjadi di Asia, antara China dengan Taiwan.

Terkait dengan fase baru perang antara Rusia dengan Ukraina, pasukan Rusia "hampir pasti" berkumpul di selatan dalam persiapan untuk serangan balasan dari Ukraina.

Dilansir Sky News, konvoi panjang truk militer, tank, dan artileri yang ditarik bergerak ke barat daya dari wilayah Donbas di Ukraina timur, cuit Kementerian Pertahanan dalam pembaruan intelijen.

"Perang Rusia di Ukraina akan memasuki fase baru, dengan pertempuran terberat bergeser ke garis depan, sekitar 350 km, yang membentang ke barat daya dari dekat Zaporizhzhia ke Kherson, sejajar dengan Sungai Dnieper," kata cuitan itu, dilansir dari Kompas.com.

Sebuah mobil yang hancur diparkir di sebelah bangunan tempat tinggal yang rusak berat di Saltivka, distrik utara kota Kharkiv terbesar kedua di Ukraina pada 31 Juli 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Terbaru, Rusia kini memiliki rudal hipersonik terbaru yang siap digunakan.
Sebuah mobil yang hancur diparkir di sebelah bangunan tempat tinggal yang rusak berat di Saltivka, distrik utara kota Kharkiv terbesar kedua di Ukraina pada 31 Juli 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Terbaru, Rusia kini memiliki rudal hipersonik terbaru yang siap digunakan. (Genya SAVILOV / AFP)

Kelompok taktis batalyon yang terdiri dari antara 800 dan 1.000 tentara telah dikerahkan ke Crimea yang dicaplok dan diharapkan untuk mendukung pasukan Rusia di Kherson.

Peralatan juga diyakini telah dipindahkan dari daratan Rusia dan wilayah yang diduduki Moskwa, termasuk Melitopol, Berdiansk, dan Mariupol melalui Jembatan Kerch ke Crimea.

Kyiv memfokuskan penargetan pada jembatan, depot amunisi, dan jalur kereta api dengan frekuensi yang terus meningkat di wilayah selatan.

Baca juga: Amerika Kembali Kirim Senjata Canggih untuk Lawan Rusia, Ukraina Justru Ingin Libatkan China

Baca juga: Rusia Ukraina Saling Tuduh Menuduh Lakukan Terorisme Nuklir hingga Turki Turun Tangan

Kunci dari strategi ini adalah jalur kereta api penting yang menghubungkan Kherson ke Crimea, dengan kombinasi efek "blokir, rusak, tolak, hancurkan, dan ganggu" karena akan dikerahkan dengan harapan menghalangi kemampuan Rusia untuk memasok logistik.

Peringatan Kementerian Pertahanan datang beberapa jam setelah Kyiv dan Kremlin saling menyalahkan karena menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Eropa di Zaporizhzhia.

Pabrik itu disita oleh pasukan Rusia pada bulan Maret tetapi terus dijalankan oleh teknisi Ukraina.

Sementara itu, kota garis depan selatan Mykolaiv memberlakukan jam malam yang sangat panjang ketika pihak berwenang berusaha menangkap orang-orang yang bekerjasama dengan saingan Rusia, kata gubernur wilayah itu.

Sekitar 131 kematian, termasuk satu anak, telah tercatat di kota pelabuhan selatan, yang terletak di Laut Hitam, sejak awal invasi. Tujuh anak termasuk di antara 590 orang lainnya terluka dalam serangan di Mykolaiv.

Baca juga: Cara NATO Cegah Rusia Menang Lawan Ukraina, Siapkan Persenjataan Jangka Panjang

China vs Taiwan

Pemerintah China sejauh ini masih mengeklaim Taiwan sebagai provinsi China, dengan tidak mengesampingkan untuk mengambilnya secara paksa.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved