Berita Nasional Terkini

Tersangka Ferdy Sambo Menangis hingga Menyesal Libatkan Bharada E dalam Kasus Pembunuhan Brigadir J

Eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo menangis hingga menyesal melibatkan Bharada E dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Rita Noor Shobah
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Mantan Kadiv Propam, Irjen Pol Ferdy Sambo saat tiba di gedung Bareskrim Polri untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Kamis (4/8/2022) lalu. Eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo menangis hingga menyesal melibatkan Bharada E dalam kasus pembunuhan Brigadir J. 

TRIBUNKALTIM.CO - Tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir J, eks Kadiv Propam Ferdy sambo menangis.

Moment Ferdy Sambo menangis terjadi saat diperiksa oleh Komnas HAM.

Dalam kesempatan itu Ferdy sambo juga mengaku menyesal telah melibatkan anak buahnya, Bharada E.

Diketahui Ferdy Sambo telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J bersama Bharada E, Brigadir RR, dan KM.

Baca juga: BLAK-BLAKAN Kuasa Hukum Putri Candrawathi Mengaku di Prank, Istri Ferdy Sambo Tak Dilecehkan

Baca juga: Selain Pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo di Pusaran Kasus Dugaan Suap, KPK dan PPATK Turun Tangan

Ferdy Sambo disebut sebagai dalang pembunuhan terhadap Brigadir J.

Ia juga menyusun skenario adu tembak dalam kematian Brigadir J.

Dalam kasus tersebut, Ferdy Sambo dijerat pasal pembunuhan berencana, yakni Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan 56 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Diperiksa Komnas HAM, Ferdy Sambo Menangis

Dikutip dari Tribunnews.com, Irjen Ferdy Sambo disebut menyesal melibatkan Bharada E dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Ferdy Sambo disebut telah meminta maaf bahkan hingga menangis.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik.

Taufan menyebut dirinya telah bertemu dengan Ferdy Sambo dan berbicara secara mendalam.

Dalam perbincangan tersebut, Taufan menyampaikan soal nasib Bharada E yang kini menjadi tersangka pembunuhan.

Taufan menyebut, masa depan Bharada E hancur setelah terlibat kasus pembunuhan yang didalangi oleh Sambo.

Baca juga: TERSANGKA Bertambah? Mahfud MD Kawal Kasus Pembunuhan Brigadir J, Bongkar Geng Ferdy Sambo di Polri

Padahal semestinya Bharada E menikmati masa mudanya dan menitir kariernya sebagai polisi.

Ferdy Sambo pun kemudian mengakui kesalahan dan menyesali perbuatannya.

Ia juga meminta maaf kepada Bharada E.

"Itu diakui oleh Saudara FS (Ferdy Sambo). Dia bilang, 'Saya menyesal, saya minta maaf'. Saya bilang, 'Kamu harus bertanggung jawab terhadap Richard (Bharada E) ini," kata Taufan, Selasa (16/8/2022), dikutip Tribunnews dari Kompas TV.

Taufan lalu kembali menyalahkan Sambo atas hal tersebut.

Ferdy Sambo pun mengakuinya hingga menangis.

"Itu diakuinya, dan dia menangis," katanya.

Mahfud MD Ungkap Drama Melankolis Ferdy Sambo: Nangis dan Mengaku Dizolimi

Skenario pembunuhan Brigadir J ternyata dibumbui drama melankolis agar banyak orang percaya.

Menko Polhukam sekaligus Ketua Kompolnas Mahfud MD membongkar drama yang dibuat Irjen Pol Ferdy Sambo, untuk membuat orang percaya skenarionya.

Mahfud MD mengatakan, sebelum rilis peristiwa kematian Brigadir J, ada adegan Ferdy Sambo menangis-nangis di ruang kerjanya.

Baca juga: Soal Beredarnya Grafik Kekaisaran Ferdy Sambo, Rocky Gerung: Kita Tunggu Pak Sigit Klarifikasi

Mabes Polri awalnya merilis Brigadir J meninggal, dengan skenario baku tembak, pada Senin (11/7/2022) sore.

Kompolnas bahkan sempat percaya pada skenario Ferdy Sambo, paling tidak Benny Mamoto, Ketua Harian Kompolnas.

"Memang dibohongi. Ada skenario drama melankolis," ungkap Mahfud MD, pada program Indonesia Lawyers Club, Senin (15/8/2022).

Masih menurut Mahfud MD, sebelum diumumkan meninggalnya Brigadir J, Ferdy Sambo memanggil sejumlah orang.

"Pada hari Senin sebelum peristiwa diumumkan, Pak Sambo memanggil beberapa orang, termasuk dari Kompolnas, satu orang dipanggil," ungkap Mahfud MD.

Pada saat wakil Kompolnas datang, Ferdy Sambo hanya menangis sambil teriak-teriak.

"Saya ini dizolimi, istri saya dilecehkan. Dia terus nangis gitu, tidak menjelaskan hal lain," kata Mahfud MD, yang telah mengorek keterangan dari wakil Kompolnas yang hadir saat itu.

Tak hanya dari Kompolnas yang dipanggil Ferdy Sambo untuk bisa melihat tangisannya.

"Setidaknya ada lima orang. Diciptakan prakondisi, agar orang percaya dengan kondisi itu (baku tembak dan pelecehan)," kata Mahfud MD.

Mahfud MD juga telah meminta keterangan dari lima orang yang kala itu dipanggil Ferdy Sambo.

"Saya sudah cek pada semua orang yang dipanggil. Kalimatnya sama, cuma nangis mondar-mandir di meja," jelas Mahfud.

Baca juga: Sosok Om Kuat, ART Putri Candrawathi yang Bantu Ferdy Sambo Buat Skenario Bunuh Brigadir J

Selain itu, ada kalimat juga yang dilontarkan Ferdy Sambo agar orang percaya kepadanya.

"Kalau saya ada di situ saya tembak sendiri sampai mati lebih parah," kata Mahfud MD, mengutip teriakan Sambo yang dia dapat dari orang-orang yang datang menemuinya.

Sejak itu, ujarnya, akhirnya semakin kuat kesimpulannya bahwa yang terjadi bukan baku tembak di antara ajudan.

"Kompolnas akhirnya saya minta menarik diri dari (skenario) tembak menembak. Tidak ada tembak menembak, yang ada adalah penembakan," jelasnya.

Belakangan memang tergambar bahwa yang terjadi di rumah dinas itu bukan baku tembak seperti cerita pertama yang disampaikan oleh polisi.

Peristiwa sebenarnya adalah pembunuhan berencana, dengan otak pelaku utama adalah Irjen Pol Ferdy Sambo.

(*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved