Video Viral
Bisa Serang Wilayah Rusia, Kemampuan Tempur Ukraina Meningkat, Metode Gerilya?
Bisa serang wilayah Rusia, kemampuan tempur Ukraina meningkat, metode gerilya?
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Robin Ono Saputra
TRIBUNKALTIM.CO - Memasuki enam bulan invasi Rusia ke Ukraina, pasukan Kyiv mulai menunjukkan kemampuan mereka untuk mendatangkan malapetaka pada logistik Rusia jauh dari garis depan.
Itu terlihat dari serangkaian ledakan di dekat pangkalan militer, yang jauh di dalam wilayah yang dikuasai Rusia di Ukraina dan di dalam wilayah Rusia sendiri.
Dilansir dari Kompas.com, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Jumat (19/8/2011) bahwa pernyataan dari pejabat Ukraina tentang fasilitas penyerangan di Krimea yang diduduki Rusia menandai “eskalasi konflik yang secara terbuka didorong oleh Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya”.
“Keterlibatan AS yang dalam dan terbuka” dalam perang di Ukraina “secara efektif menempatkan AS nyaris menjadi pihak dalam konflik tersebut,” kata Ryabkov sebagaimana dilansir Al Jazeera.
“Kami tidak menginginkan eskalasi, kami ingin menghindari situasi di mana AS menjadi pihak dalam konflik, tetapi sejauh ini kami belum melihat kesiapan mereka untuk mempertimbangkan peringatan itu secara mendalam dan serius,” katanya.
Di Krimea – semenanjung yang direbut dan dianeksasi Rusia pada 2014, sejumlah ledakan dilaporkan minggu lalu antara lain di dekat pangkalan udara di Belbek, di pantai barat daya dekat Sevastopol, markas Armada Laut Hitam Rusia.
Di ujung semenanjung yang berlawanan, langit juga menyala di Kerch dekat jembatan besar ke Rusia.
Kremlin mengklaim itu merupakan tembakan dari pertahanan udaranya sendiri.
Di Rusia, dua desa dievakuasi setelah ledakan di tempat pembuangan amunisi di provinsi Belgorod, dekat perbatasan Ukraina tetapi lebih dari 100 kilometer dari wilayah yang dikendalikan oleh pasukan Ukraina.
Warga dievakuasi setelah kebakaran di depot amunisi dekat desa Timonovo, kata gubernur wilayah Belgorod, Vyacheslav Gladkov, Jumat (19/8/2022).
Sekitar 1.100 orang tinggal di desa Timonovo dan Soloti, tetapi tidak ada korban jiwa dalam kebakaran yang terjadi pada Kamis (18/8/2022) malam, kata gubernur.
Kyiv telah menumbuhkan suasana ambiguitas di sekitar insiden semacam itu, dengan menahan komentar resmi tentang ledakan dan kebakaran di Crimea atau di dalam Rusia.
Tapi di saat yang sama pemerintah Ukraina mengisyaratkan bahwa pasukannya bertanggung jawab, menggunakan senjata jarak jauh atau sabotase.
Pekan lalu, sembilan pesawat tempur Rusia dilaporkan hancur di sebuah pangkalan udara di Krimea, menunjukkan kerentanan Rusia dan kapasitas Ukraina untuk menyerang jauh di belakang garis musuh.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyinggung pasukan Ukraina yang melakukan serangan di belakang garis musuh setelah ledakan di Krimea, yang dituduhkan oleh Rusia sebagai "sabotase".
Stefan Wolff, profesor keamanan internasional di Universitas Birmingham, mengatakan serangan Ukraina di dalam wilayah yang dikuasai Rusia menunjukkan perkembangan kemampuan militer Kyiv dan upaya frustrasi perang Moskwa.