Berita Nasional
Mendag Zulkifli Hasan Tuduh Program Bansos Kemensos Picu Harga Telur Ayam Meroket
Mendag Zulkifli Hasan tuduh program bansos Kemensos picu harga telur ayam meroket
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Djohan Nur
Sekarang Rp 31 ribu sempat turun sampai Rp 26 ribu sampai Rp 25 ribu.
Memang harga sedang itu Rp 27 ribu sampai Rp 28 ribu itu untung peternaknya. Harga Rp 31 ribu kemahalan,” kata Zulhas.
Di kesempatan lain, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman seluruh Indonesia Adhi S Luktio mengatakan, harga telur naik saat ini cukup dirasakan dampaknya oleh industri makanan dan minuman yang skala kecil.
Sebab dijelaskan Adhi, industri mamin skala kecil biasanya membeli stok bahan baku bersifat harian sehingga ketika ada beberapa bahan baku yang naik tiba-tiba seperti telur membuat mereka tidak kuat bertahan.
"Industri kecil daya tahannya rendah. Mereka bahan baku beli harian atau mingguan.
Bukan kayak yang besar ada inventory berbulan-bulan, jadi kalau industri kecil kalau bahan baku tiba-tiba naik, mereka enggak kuat," ujarnya di Jakarta.
Oleh karena itu, lanjut dia, agar tetap bisa bertahan, tidak sedikit pemain industri mamin berskala kecil menurunkan size penggunaan komposisi telur.
Bahkan tidak sedikit juga yang memilih untuk menaikan harga jual ke konsumen.
Para peternak menduga kenaikan harga telur salah satu faktornya disebabkan oleh program bansos berbentuk bagi-bagi telur dari Kemensos.
Faktor lainnya, ia menduga kenaikan harga telur ayam terjadi karena harga pakan yang naik imbas perang Rusia-Ukraina.
Faktor cuaca juga turut mempengaruhi harga telur. Soalnya, selama musim pancaroba beberapa waktu lalu banyak ayam sakit dan produksi telur menurun. (*)