Bangun Koneksi Wilayah, Dorong Ketahanan Pangan
Panas terik matahari di siang hari tidak menyurutkan semangat para anggota TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) TNI Manunggal Membangun Desa
Dedikasi Terbaik Membangun Negeri
Penulis : Satgas TMMD ke -114 Kodim 0906/Kutai Kartanegara
TRIBUNKALTIM.CO, KUTAI KARTANEGARA – Panas terik matahari di siang hari tidak menyurutkan semangat para anggota TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke – 114 tahun 2022 dalam bekerja membangun jembatan penghubung diatas saluran irigasi. Tentara dan rakyat saling bergotong - royong tanpa mengenal lelah, mereka mengangkat dan memotong bongkahan-bongkahan papan ulin, sebuah kayu khas Pulau Kalimantan yang memiliki julukan kayu besi untuk dijadikan jembatan.
Pekerjaan ini merupakan salah satu dari beberapa pekerjaan fisik yang menjadi program TMMD ke 114 Kodim 0906/KKR di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), lokasi tepatnya di Desa Panca Jaya, Kecamatan Muara Kaman. Kecamatan yang dulunya menjadi awal mula peradaban kerajaan bercorak Hindu tertua di Indonesia.
Pembangunan fisik yang dilakukan pada program TMMD kali ini diantaranya adalah pembukaan jalan usaha tani sepanjang 9,6 Kilometer, jembatan penghubung sebanyak 20 unit dengan panjang bervariasi antara 4 hingga 12 Meter, penurapan badan jalan sepanjang 300 Meter, pembangunan pompa dan saluran irigasi, serta membuka akses menuju lahan tidur seluas kurang lebih 117 Hektare untuk dijadikan kawasan produktif pertanian.
Dengan ditetapkannya Ibu Kota Nusantara (IKN) di wilayah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), maka setidaknya dalam jangka menengah akan terjadi penambahan jumlah penduduk kurang lebih 700 ribu jiwa. Kondisi ini tentunya akan menimbulkan suatu permasalahan baru, yaitu meningkatnya kebutuhan pangan di Provinsi Kaltim.
Kabupaten Kukar berstatus sebagai lumbung pangan Provinsi Kaltim, namun demikian baru dapat memenuhi sekitar 40 persen dari kebutuhan pangan yang ada saat ini. Di sisi lain, kabupaten ini memiliki potensi lahan pertanian yang sangat luas. Akan tetapi terkendala minimnya kondisi infrastruktur pertanian, khususnya akses jalan dan irigasi.
Selain itu, kondisi lahan di Kabupaten Kukar yang kaya akan SDA di bidang pertambangan, berpengaruh terhadap karakteristik tanahnya. Dimana secara kualitas tanahnya minim unsur hara, serta memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Ditambah lagi minat masyarakatnya di bidang pertanian cukup rendah, apabila dibandingkan dengan sektor lainnya seperti pertambangan dan ekonomi kreatif.
Kondisi inilah yang membuat sektor pertanian di Pulau Kalimantan belum optimal dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia seperti Pulau Jawa.

“Melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 114 yang berlangsung di wilayah teritorial Kodim 0906/Kutai Kartanegara mendukung terciptanya pengembangan sektor pertanian di wilayah Kukar dengan mengadopsi sistem pertanian terpadu dalam bentuk program Tani Berbasis Kawasan yang dicanangkan oleh Pemda Kukar,” ucap Komandan Kodim (Dandim) 0906/Kutai Kartanegara, Letkol (Inf) Jeffry Satria yang juga menjabat sebagai Dansatgas TMMD ke -114 Kodim 0906/Kutai Kartanegara, saat sedang beristirahat bersama masyarakat usai pekerjaan pembangunan jembatan.
Sistem pertanian terpadu itu sendiri merupakan kolaborasi antara lahan pertanian dengan sektor perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan, dimana produk yang dihasilkan berupa Food (makanan), Feed (pakan ternak), Fertilizer (pupuk) dan Fuel (bahan bakar bio).
Permasalahan utama yang dihadapi ini dalam mewujudkan cita-cita tersebut di Desa Panca Jaya adalah terbatasnya akses jalan usaha tani maupun jembatan penghubung guna mendukung aktivitas pertanian seperti distribusi bibit dan pengangkutan hasil tani. Selain itu sistem pengairannya masih mengandalkan tadah hujan, sehingga pada saat musim kemarau para petani kesulitan untuk mengairi lahan mereka karena saluran irigasinya kering.
“Melalui program TMMD ke - 114, selain kami membuka jalan usaha tani dan jembatan penghubung, kami juga membangunkan pompa dan saluran irigasi sepanjang 1,2 Kilometer yang akan mengalirkan air dari danau bekas galian tambang lama dan sudah dinilai aman, untuk dialirkan masuk ke saluran irigasi utama sehingga menunjang ketersediaan air para petani sawah dan holtikultura di Desa Panca Jaya,” jelas pria yang pernah menjabat sebagai Danyon 811 Sat 81 Kopassus ini.
Dengan adanya sistem irigasi ini diharapkan para petani sawah dapat meningkatkan masa panennya dari semula hanya dua kali dalam setahun, bisa meningkat menjadi tiga kali panen dalam setahun. Dan langkah ini juga bertujuan untuk memecah permasalahan para petani lain yang selama ini kesulitan air. Selain itu bersama pemerintah juga dicarikan jalan keluar terkait ketersediaan pupuk dan pengelolaan lahan dengan tingkat keasaman yang tinggi. Yang pada akhirnya apabila hasil pertanian meningkat, maka akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
“Tentunya program ketahanan pangan yang diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo bisa terlaksana, dan ini menjadi bukti kami TNI hadir untuk memberikan solusi dan memecahkan masalah yang ada di tengah-tengah rakyat khususnya para petani,” pungkasnya.