Update Keilmuan, IDI Balikpapan Gelar Seminar 'Comprehensive Management of Knee Osteoarthritis'
IDI Cabang Balikpapan menggelar seminar bertajuk "Comprehensive Management of Knee Osteoarthritis" guna update keilmuan tenaga medis.
Penulis: Ardiana | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Balikpapan menggelar seminar bertajuk "Comprehensive Management of Knee Osteoarthritis" di lantai 10 Ballroom Grand Jatra Hotel Balikpapan, Minggu (28/8/2022).
Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang diselenggarakan IDI Cabang Balikpapan.
Seminar yang membahas osteoarthritis atau pengapuran sendi pada lutut ini juga menggandeng Perhimpunan Reumatologi Indonesia Cabang Balikpapan.
Acara dihadiri sekitar 140 peserta yang terdiri dari dokter spesialis dan dokter umum dari Kota Balikpapan, Paser, Penajam Paser Utara, hingga Malinau.
Baca juga: IDI Balikpapan Terima Bantuan APD dari Pegadaian, Sebut APD Sampai Kapanpun Tetap Dibutuhkan
Ketua Panitia Seminar tersebut, Dr Tika Adilistya, SpPK mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk refresh dan update keilmuan tenaga medis yang ada di Kalimantan Timur, khususnya yang tergabung dalam IDI Cabang Balikpapan.
"Tujuannya untuk meng-update pengetahuan serta peningkatan keilmuan dari tenaga medis di Balikpapan dan sekitarnya, mengenai apa itu osteoarthritis, bagaimana mendiagnosis dan apa saja pilihan terapinya," ucapnya.
Sebagai Informasi, osteoarthritis atau pengapuran sendi merupakan penyakit yang secara umum terjadi akibat proses penuaan atau disebut juga penyakit degeneratif.
Selain itu, bisa terjadi sebagai akibat sekunder dari kondisi-kondisi seperti cedera patah tulang di sekitar sendi, infeksi pada sendi, peradangan pada sendi, pemberian beban berlebihan yang berulang pada sendi, maupun obesitas.
Gejala utamanya adalah nyeri dimana nyeri ini selanjutnya dapat mengakibatkan keterbatasan aktivitas dan menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Baca juga: Waspada Virus Cacar Monyet, IDI Berau Juga Imbau Masyarakat Tetap Terapkan PHBS
Menurut narasumber dalam seminar tersebut, terdapat dua faktor resiko penyakit osteoarthritis.
Pertama, faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi seperti usia dan jenis kelamin.
Kedua, faktor risiko yang bisa dimodifikasi seperti berat badan yang berlebih serta aktifitas fisik berlebihan atau beresiko.
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat kota Balikpapan, agar menjaga berat badan dan beraktifitas yang sesuai dengan kondisi sendi lututnya.
Hal ini sebagai upaya mencegah timbulnya penyakit tersebut.
Seminar yang mendapatkan akreditasi dari Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Kalimantan timur ini, menghadirkan sederet narasumber yang ahli di bidangnya.
Di antaranya, Staf Pengajar Universitas Udayana/RSUP Sanglah Bali, dr. Gede Kambayana, SpPD-KR yang membahas tentang dasar-dasar penyakit osteoarthritis serta proses terjadinya penyakit tersebut.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat akan Diterapkan, IDI Beri Tanggapan Atas Rencana Ini
Kemudian dilanjutkan oleh ahli reumatologi dari RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, dr. Natsir Akil, SpPD-KR yang membahas tentang diagnosis dan terapi penyakit tersebut.
Terakhir, pembahasan tentang terapi bedah pada penyakit ini, yang disampaikan oleh ahli bedah tulang dari RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, dr. Hendra Gunawan, SpOT.
Lebih lanjut, Dr. Tika berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi peserta yang mengikutinya. Juga sebagai edukasi bagi masyarakat awam tentang pencegahan yang dapat dilakukan pada penyakit pengapuran sendi lutut ini.
"Harapannya seminar ini bisa bermanfaat untuk peserta yang mengikuti. Kemudian untuk masyarakat awam, melalui media ini kita ingin mengedukasi supaya mengontrol faktor-faktor risiko yang mempermudah terjadinya penyakit osteoarthritis lutut ini. Seperti mengatur berat badan dan melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi lututnya," pungkasnya.
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.