Mata Najwa
Mata Najwa: Cerita CEO YouTube Susan Wojcicki dalam Tantangannya Bergabung di Google
CEO YouTube Susan Wojcicki blak-blakan di Mata Najwa seputar perjuangannya di Google
TRIBUNKALTIM.CO - CEO YouTube Susan Wojcicki blak-blakan di Mata Najwa seputar perjuangannya di Google.
Kepada Najwa Shihab yang merupakan host dari Mata Najwa, Susan Wojcicki mengaku ada banyak perubahan yang terjadi sehingga, ia tidak bisa membandingkan perjuangannya dulu dan saat ini.
Diceritakan Susan Wojcicki di Mata Najwa, ketika pertama kali ia mulai bekerja di Google, ia sebenarnya pengawai ke-16 dalam perusahaan tersebut.
Dan pada saat itu, diakuinya Google tidak memiliki pendapatan dan tidak ada yang mengenal perusahaan besar itu.
Oleh karenanya, hal inilah yang kemudian menjadi tantangan terbesarnya di Google.
"Yang pertama adalah menciptakan merek, membangun merek itu, dan bagaimana anda membuat produk yang diingingkan orang," kata Susan Wojcicki dikutip dari kanal YouTube Najwa Shihab, Jumat (9/2/2022).
"Sementara saat ini, tantangannya yang kami hadapi sangat berbeda, kami menjalankana layanan yang jauh lebih besar, memiliki merek global. Jadi, ada lebih banyak pengawasan dan tanggung jawab sehubungan dengan pengelolaan perusahaan yang sangat besar" sambungnya.
Baca juga: Segera Tayang! Mata Najwa Bakal Ngobrol Seru dengan Sosok Perempuan Berpengaruh di Industri IT
Lebih lanjut, Susan Wojcicki tak menampik, ketika bergabung dengan Google, itu dengan tanpa pendapatan.
Dijelaskan, Google pertama bertempat di garasi rumah pribadinya di Menlo Park Silicon Valley pada tahun 1999.
Di mana awalnya, ia hanya menyewakan garasinya kepada dua mahasiswa Standford yakni, Larry Page dan Sergey Brin yang kala itu tengah merintis bisnis teknologi mereka, Google.
"Tapi alasan saya menginginkannya di garasi bukan karena mereka terkenal atau mereka mereka melakukan sesuatu yang besar, saya hanya mengingingkan uang sewa, biar lebih jelas ya," ucap Susan Wojcicki.
"Saya membutuhkannya untuk membayar hipotek rumah. Itulah alasannya. Ya mereka tidak terkenal," beber Susan Wojcicki.
Baca juga: Debat Soal Pasal Penghinaan Presiden di RKUHP, Eddy Hiariej di Mata Najwa: Esensi Penghinaan Hanya 2
Karena berada dalam lingkup perusahaan Google, Susan Wojcicki kemudian mulai berbicara dengan Larry Page dan Sergey Brin , kemudian mulai menggunakan layanan Google.
Namun seiring berjalannya waktu, ia mulai menyadari bahwa apa yang dikerjakan oleh dua mahasiswa Stanford tersebut ternyata sesuatu yang bagus.
Dan kemudian ia juga mulai bergabung dalam langkah atau keputusan yang sangat besar.