Berita Berau Terkini
Waspada DBD di Berau, Penyebabnya Cuaca Tidak Menentu
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai, mencatat, bahwa kasus Demam Berdarah Dangeu (DBD) di Berau per Agustus 2022 mencapai 273 kasus
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai, mencatat, bahwa kasus Demam Berdarah Dangeu (DBD) di Berau per Agustus 2022 mencapai 273 kasus.
Jumlahnya sudah jauh melampaui jumlah kasus di tahun 2021, yang hanya mencapai 103 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Totoh Hermanto mengakui bahwa saat ini kasus DBD sedang mengalami peningkatan yang cukup pesat.
“Benar memang kasus DBD saat ini sedang mengalami peningkatan,” ujarnya kepada Tribunkaltim.co, Minggu (11/9/2022).
Menurut Totoh, untuk menekan terjadinya kasus DBD ini perlu adanya kesinambungan antarmasyarakat dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau hingga tingkat RT.
“Jadi yang harus kita perhatian saat ini adalah melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Karena itu adalah hal yang sangat penting,” katanya.
Baca juga: 11 Orang Terjangkit DBD di Kutai Barat, Musim Hujan Jadi Pemicu Lonjakan Kasus
Baca juga: Musim Hujan Picu Kenaikan Kasus DBD di Kutai Barat, Dinkes Kubar Gencarkan Fogging
Baca juga: Waspada Penyakit DBD, Dinkes Kubar Ajak Warga Hidup Bersih dan Sehat
Mantan Kepala Dinas Sosial itu juga menambahkan, untuk meningkatan PHBS salah satu cara yakni melaksanakan gotong-royong.
Dimana jika seluruh tingkatan mulai dari Pemkab hingga RT rutin melaksanakan gotong-royong maka akan mencegah perkembangbiakan nyamuk.
“Salah satunya dengan membersihkan sampah di got atau drainase, karena jika air got mengalir maka tidak ada nyamuk yang bersarang,” imbuhnya.
Jika hanya satu masyarakat yang melakukan PHBS, itu tidak menjadikan orang tersebut terhindar dari kasus DBD.
Karena jika tetangga tidak melakukan hal yang sama maka nyamuk bisa berkembang biak dan menghampiri rumah masyarakat lain.
“Salah satu tempat favorit nyamuk adalah di tempat yang ada genangan air, seperti botol, bekas ban dan lainnya,” katanya.
Sehingga dengan adanya hal ini, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bisa melakuan kegiatan gotong-royong, meski tidak setiap hari paling tidak dalam sepekan kegiatan tersebut bisa dilaksanakan.
“Kegiatan Jumat bersih diharapkan bisa kembali kita lakukan,” tandasnya.
Baca juga: Kasus DBD di Kubar Capai 98 Kasus, Kadinkes Sebut Angkanya Meningkat Signifikan
Sementara itu, Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai Erva Anggriana, menyebut, tingginya kasus DBD saat ini dikatakannya karena cuaca yang tidak menentu.
Ia melanjutkan, kasus DBD tidak bisa dipandang sebelah mata. Terlebih rumah sakit pelat merah itu masih kekurangan ruangan.
“Memang kita saat ini waspada adanya DBD,” tutupnya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel