Berita Nasional Terkini

Sebut TNI Seperti Gerombolan, Politisi PDIP Effendi Simbolon Banjir Kecaman hingga Dilaporkan ke MKD

Sebut TNI seperti gerombolan, politisi PDIP Effendi Simbolon banjir kecaman hingga dilaporkan ke MKD.

Editor: Ikbal Nurkarim
(KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI-P Effendi Simbolon saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/2022). Sebut TNI seperti gerombolan, politisi PDIP Effendi Simbolon banjir kecaman hingga dilaporkan ke MKD. 

TRIBUNKALTIM.CO - Sebut TNI seperti gerombolan, politisi PDIP Effendi Simbolon banjir kecaman hingga dilaporkan ke MKD.

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP Effendi Simbolon dilaporkan ke Majelis Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.

Laporan Effendi Simbolon ke MKD dilayangkan oleh Generasi Muda Penerus Perjuangan Kemerdekaan (GMPPK) pada Selasa (13/9/2022).

Pelaporan Effendi merupakan buntut dari pertanyaan politisi PDIP yang menyebut TNI sebagai gerombolan.

Baca juga: PANAS! Prajurit TNI Respon Kicauan Effendi Simbolon, Andika Perkasa dan Dudung tak Pernah Komando

Baca juga: BIODATA Effendi Simbolon Politisi PDIP Sebut TNI Bak Gerombolan & Ungkap Disharmoni Panglima & KSAD

Tak sampai disitu Effendi juga menyinggung ketegangan antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.

"Saya menerima berkas Bapak (Ketua Umum DPP GMPPK). Tanggal surat pengaduan 13 September 2022. Identitas teradu Dr Effendi Muara Sakti Simbolon, nomor anggota A-163 Dapil Jakarta III, Fraksi PDI Perjuangan," kata Wakil Ketua MKD Nazarudin Dek Gam di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/9/2022).

Adapun pokok pengaduan DPP GMPPK adalah Effendi Simbolon melanggar kode etik anggota DPR RI pada sidang rapat kerja dengan Kemenhan dan Panglima TNI Komisi I DPR RI tanggal 5 September 2022.

Dalam rapat tersebut Effendi Simbolon memang sempat menyebut TNI "kayak gerombolan".

Tak hanya itu, dia menyinggung ketidakharmonisan di tubuh TNI.

Hal ini diduga telah melanggar Kode Etik Bab II Bagian Kesatu Kepentingan Umum pasal 2 ayat 4 junto Bagian kedua Integritas Pasal 3 ayat 1 dan 4 serta pasal 4 ayat 1 dan pasal 9 ayat 2.

"Serta dugaan adanya upaya menggiring opini publik untuk memecah belah antara KASAD dengan Panglima TNI," sebutnya.

KSAD TNI Dudung Abdurrachman dan Panglima TNI Andika Perkasa
KSAD TNI Dudung Abdurrachman dan Panglima TNI Andika Perkasa (Kolase Tribunkaltim.co / Tribunnews/Irwan Rismawan)

Banjir Kecaman

Sejumlah komandan Kodim (Dandim), Danrem hingga Pangdam di berbagai daerah mengkritik pernyataan Effendi Simbolon tersebut.

Dandim 0402/Ogan Kemering Ilir Letkol Hendra Sahputra mengecam apabila ada yang mengatakan TNI terpecah belah.

"Saya selaku Dandim 0402/OKI sangat mengecam apabila ada oknum-oknum yang mengatakan TNI itu adalah gerombolan ormas ataupun terpecah belah," ujar Letkol Hendra Sahputra, Selasa (13/9/2022).

Baca juga: Tak Terima TNI Dikatakan Gerombolan, Danrem 091/Aji Surya Natakesuma Sebut Effendi Simbolon Baperan

Dikatakan bahwa saat ini seluruh lapisan TNI baik AD, AL dan AU dan Panglima TNI sampai ke jajaran paling bawah tetap solid dan profesional.

"Saya justru mengatakan bahwa saat ini TNI sangat solid, profesional dan tidak ada namanya TNI adalah grombolan ormas," ungkapnya.

Ditegaskan bahwa perkataan itu semuanya tidak benar dan hanya ingin memecah belah solidaritas TNI. Karena menurutnya oknum anggota dewan tersebut mempunyai kepentingan lain.

"Siapapun orangnya jika berani bilang TNI itu gerombolan, maka berurusan sama saya. Saya siap dicopot dari jabatan hari ini juga demi keutuhan dan marwah TNI," pungkasnya.

Dinilai diskreditkan TNI

Dandim 0905 Balikpapan Kolonel Inf Faisal Rizal turut menolak keras pernyataan yang diutarakan Effendi Simbolon.

Menurutnya, pernyataan tersebut dinilai akan melukai citra dan marwah TNI sebagai alat pertahanan negara.

"Kami menolak pernyataan saudara Effendi Simbolon. Kami menolak pernyataan yang mendiskreditkan TNI sebagai organisasi gerombolan maupun mengadu domba antara pimpinan TNI," tuturnya, Selasa (12/9/2022).

Dia menambahkan, sebagai Anggota Komisi I DPR RI, Effendi seyogyanya turut andil dalam mengentaskan persoalan yang dihadapi oleh TNI.

Khususnya, kata Faisal, menyangkut anggaran yang diperlukan untuk memperkuat TNI dan menyejahterakan prajurit.

"Bagaimana Komisi I mendukung anggaran yang diperlukan dalam rangka memperkuat TNI sebagai alat pertahanan negara dan memperjuangkan kesejahteraan prajurit. Bukan malah mengadu domba antara pimpinan TNI," ujarnya.

Ia menegaskan, tidak ada perpecahan dalam tubuh instansi TNI. Pihaknya tetap dalam satu rantai komando dengan pimpinan TNI.

"Bahwa TNI yang berada di Kota Balikpapan sebagai penyangga IKN dan gerbang negara, tetap solid dan tegak lurus melaksanakan komando dari pimpinan kami," ucapnya.

Baca juga: PDIP Instruksikan Semua DPC Pasang Baliho Puan Maharani? Effendi Simbolon Urai Prabowo Bisa Nyungsep

Danrem tersinggung

Komandan Korem 073/Makutarama Kolonel Inf Purnomosidi mengaku tersinggung dengan penyataan Effendi Simbolon.

"Saya selaku pribadi anggota TNI dan Komandan Korem tersinggung dengan pernyataan tersebut. Ini kan yang diserang adalah institusi," jelasnya, Selasa (13/9/2022).

Purnomosidi mengatakan bahwa TNI adalah tentara nasional yang memiliki loyalitas.

"Kita tegak lurus pada Presiden selaku panglima tertinggi, Panglima TNI, Kasad, Pangdam bahkan sampai Koramil dan Babinsa," tegasnya.

Menurutnya, TNI adalah tentara nasional, tentara pejuang, dan tentara rakyat.

"Kita ini adalah tentara profesional yang dilatih dan dilengkapi, kesejahteraan kita diperhatikan. Sebagai tentara, kami tunduk pada hukum nasional dan internasional," kata Purnomosidi.

"Sehingga sangat naif sekali kalau ada anggota DPR yang mengatakan TNI seperti gerombolan, apalagi itu disampaikan anggota DPR yang mewakili rakyat di dalam lembaga terhormat. Sangat tidak pantas," paparnya.

Purnomosidi mengatakan masyarakat bisa menilai sendiri kapasitas dari subtansi pernyataan tersebut.

"Soal klarifikasi, silakan menilai sendiri. Kemarin ada aksi bela TNI, ini bukti masyarakat tidak terima dengan statement tersebut," ungkapnya.

Dia menyatakan, TNI tetap patuh dengan perintah atasan.

"Kapasitas saya adalah Komandan Korem, jadi harus siap melaksanakan perintah, termasuk dalam menyikapi persoalan ini," jelas Purnomosidi.

Pangdam kecam Effendi

Panglima Kodam XVII/Cendrawasih Majen Muhammad Saleh Mustafa menyayangkan pernyataan anggota Komisi I Effendi Simbolon yang menyebut TNI seperti gerombolan.

Panglima perang TNI AD untuk wilayah Papua ini menegaskan bahwa tak ada sifat gerombolan dari TNI karena institusi militer seperti TNI merupakan organisasi yang menjiwai dan dijiwai rakyat.

“Terkait adanya komentar bahwa prajurit TNI adalah gerombolan ormas, bahwasannya prajurit Kodam XVII/Cenderawasih sejatinya punya satu komando, yaitu azas komando dalam operasi penggunaan kekuatan kita loyal pada Bapak Panglima TNI," tegas Mustafa dalam keterangan tertulis Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih, Senin (12/9/2022).

Baca juga: 2 Skenario Jadikan Maruli Panglima TNI di Era Jokowi, Bisa Langsung Naik Setelah 1 Bulan jadi KSAD

Jenderal bintang dua itu juga menyampaikan bahwa dalam hal pembinaan, prajurit loyal kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.

Ia menegaskan moril dan soliditas prajurit saat ini kuat dan tetap terjaga.

“Kita punya kekuatan yang kuat, apalagi prajurit Kodam XVII/Cenderawasih ini dalam tugas sehari-hari melaksanakan kedua tugas ini, yaitu penggunaan kekuatan dan pembinaan kekuatan," kata Mustafa.

Mustafa menambahkan, TNI merupakan alat dan pemersatu bangsa. Ia meminta semua pihak mengingat hal itu.

“TNI sebagai alat pertahanan negara dan alat pemersatu bangsa, itulah kelebihan TNI khususnya TNI AD," pungkasnya.

Pernyataan Effendi yang menyebut TNI seperti gerombolan ia sampaikan dalam rapat bersama di Komisi I DPR RI yang dihadiri Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Wamenhan Muhammad Herindra, dan kepala staf angkatan kecuali Dudung.

Awalnya, Effendi geram karena menemukan banyak ketidakharmonisan dan ketidakpatuhan yang terjadi di tubuh TNI.

Selanjutnya, Effendi menyoroti pihak yang tidak datang rapat. Padahal, Andika, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo memenuhi panggilan Komisi I.

Effendi pun mempertanyakan apa yang sedang terjadi di tubuh TNI.

"Semua ini kita hadir di sini untuk mendapatkan penjelasan dari Panglima TNI, dari KSAD, bukan dari Wakasad. Dan dari Menhan, dalam kaitannya ada apa yang terjadi di tubuh TNI ini?" ujar Effendi di ruang rapat Komisi I DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2022).

Effendi mengatakan, selepas rapat pembahasan anggaran, perlu dilakukan rapat khusus yang menghadirkan semua petinggi TNI, termasuk Dudung.

"Kami banyak sekali temuan-temuan ini, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan," ujar dia.

(*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved