Banjir dan Longsor di Kota Samarinda

31 Titik Banjir dan 18 Longsor Terpantau di Kawasan Samarinda yang Alami Peningkatan Debit Air

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.50 WITA. Namun terpantau hingga saat ini sejumlah wilayah di Kota Samarinda masih terendam banjir.

Penulis: Rita Lavenia |
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
Beberapa ruas jalan di Kota Samarinda masih terendam banjir cukup dalam, Rabu (14/9/2022). TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Waktu sudah menunjukkan pukul 16.50 WITA.

Namun terpantau hingga saat ini sejumlah wilayah di Kota Samarinda masih terendam banjir.

Bahkan dari berbagai sumber informasi, di beberapa kawasan debit air masih terus meningkat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Samarinda, Suwarso menyebutkan ada 31 titik banjir yang merendam Kota Tepian ini.

Meski beberapa di antaranya terpantau sudah mengalami penurunan debit air, namun masih ada kawasan yang terendam banjir cukup tinggi.

Baca juga: Ketua Komisi III DPRD Samarinda Sebut Penanggulangan Banjir Akan Maksimal Jika Berkelanjutan

"Kami sudah lakukan evakuasi di beberapa lokasi sambil terus memantau pergerakan air," kata Suwarso saat dikonfirmasi TribunKaltim.co.

Tidak hanya banjir, Suwarso juga menyebutkan ada 18 titik longsor terjadi di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur ini.

Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Samarinda untuk tetap waspada adanya longsor susulan.

"Karena cuaca masih tidak menentu. Bahkan BMKG sudah menyampaikan untuk tetap waspada hingga tanggal 17 nanti. Sebab curah hujan cukup tinggi dan merata," ucapnya memperingatkan.

Selain itu, lanjutnya, pihaknya telah memasang rambu-rambu di sejumlah daerah yang dinyatakan rawan longsor.

"Terutama di kawasan tebing dan perbukitan yah," imbuhnya.

Baca juga: BREAKING NEWS Hujan dari Subuh, Sejumlah Kawasan di Samarinda Terendam Banjir dan Alami Longsor

Ditanya mengenai kawasan yang paling rawan longsor, mantan Camat Palaran ini mengatakan semua wilayah Kota Samarinda rawan.

"Tidak hanya yang di tepi tebing. Tempat pematangan lahan, tidak memperhatikan Amdal, pengelolaan lingkungan yang semrawut dan kawasan tambang ilegal semua itu rawan longsor," ujarnya.

Oleh sebab itu, Suwarso mengimbau agar masyarakat tidak membangun di daerah perbukitan.

Bila terlanjur membangun, lanjutnya, diharapkan agar setiap masyarakat tetap siaga melakukan pengamanan diri dan barang berharga.

"Terutama saat cuaca tidak menentu. Kalau perlu mengungsi karena kita tidak pernah tahu pergerakan tanah bagaimana," ucapnya. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved