Berita Nasional Terkini
REAKSI Demokrat Usai PDIP Gulirkan Duet Prabowo - Jokowi, Ingatkan Presiden dari Bujuk Rayu Brutus
Inilah reaksi Partai Demokrat usai PDIP gulirkan duet Prabowo Subianto - Jokowi, ingatkan Presiden Joko Widodo dari bujuk rayu para brutus.
Belum lama ini PDIP menggulirkan wacana duet Prabowo Subianto dan Jokowi di Pilpres 2024.
Tengok reaksi Partai Demokrat usai PDIP gulirkan duet Prabowo Subianto - Jokowi.
Ya, Partai Demokrat ingatkan Presiden Joko Widodo dari bujuk rayu para brutus di sekelilingnya.
Jangan sampai Jokowi memutuskan karir politiknya bukan sebagai bapak bangsa dan negarawan.
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: BLAK-BLAKAN PDIP Usung Risma Gantikan Anies Baswedan Pimpin Jakarta, Terhalang Jokowi dan Aturan?
Belakangan ini muncul wacana bahwa presiden terpilih dua periode bisa mencalonkan kembali sebagai wakil presiden (wapres) dalam Pemilu selanjutnya.
Wacana ini berawal dari pernyataan Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul.
Bambang Pacul mengatakan Jokowi bisa saja maju sebagai cawapres 2024. Syaratnya, harus ada partai politik (parpol) yang mengusungnya.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara sekaligus Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra membandingkannya dengan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca juga: Usai Anies Baswedan Lengser, Ketua DPRD DKI akan Hapus TGUPP, Tim yang Dibentuk Sejak Era Jokowi
SBY, kata Herzaky saat itu menolak perpanjangan masa jabatan presiden.
"Ya kalau dari kami ya. Itu sudah jelas sejak zaman Pak SBY memimpin itu sudah dua kali bahwa kami sangat percaya benar menjaga amanah reformasi," kata Herzaky Mahendra Putra kepada wartawan, Rabu (14/9/2022).
Ia pun menyinggung saat masa Presiden Soeharto berkuasa saat Orde Baru.
Kemudian masyarakat Indonesia memperjuangkan reformasi dengan adanya pembatasan kekuasaan.
Sebab, lanjut Herzaky, Demokrat menilai jika kekuasaan tidak dibatasi maka sangat berbahaya hingga berpotensi besar merusak sistem demokrasi.
"Makanya ketika Pak SBY ditawarkan tiga periode waktu itu dengan tegas menolak tidak. Saya hanya mau dua periode. Dan hanya mau dua periode. Tegas," ujarnya.
Baca juga: Perintah Khusus Jokowi, Waktu Tempuh Bandara Balikpapan ke IKN Nusantara 30 Menit