Virus Corona

Update Virus Corona, Temuan Terbaru Peneliti Soal Asal Covid-19 dan 20 Negara dengan Kasus Terbanyak

Inilah data update Virus Corona, temuan terbaru peneliti soal asal Covid-19 hingga 20 Negara dengan kasus terbanyak.

Editor: Doan Pardede
Freepik designed by starline
Ilustrasi virus Corona. Inilah data update Virus Corona, temuan terbaru peneliti soal asal Covid-19 hingga 20 Negara dengan kasus terbanyak. 

TRIBUNKALTIM.CO - Inilah data update Virus Corona, temuan terbaru peneliti soal asal Covid-19 hingga 20 Negara dengan kasus terbanyak.

Per hari ini, Jumat (16/9/2022) total kasus Covid-19 yang dilaporkan secara global menyentuh angka 615.923.734.

Jumlah kematian mencapai angka 6.525.253.

Sedangkan telah sembuh dari Covid-19 mencapai 595.038.602 orang.

Baca juga: Kasus Baru Turun! Update Virus Corona Indonesia Hari Ini, Waspada Kasus Covid-19 pada Anak  Sekolah!

Sementara itu, kasus aktif yang tersebar di seluruh dunia kini mencapai 14.359.879.

Berikut daftar 20 negara dengan infeksi virus corona terbanyak di dunia seperti dilansir TribunSolo.com diartikel berjudul 20 Negara dengan Kasus Infeksi Virus Covid-19 Terbanyak di Dunia Hingga Jumat 16 September 2022:

Global:

Total kasus: 615.923.734
Meninggal: 6.525.253
Sembuh: 595.038.602
Kasus aktif: 14.359.879

1. Amerika Serikat
Total kasus: 97.430.411
Meninggal: 1.078.018
Sembuh: 93.705.279
Kasus aktif: 2,647,114

2. India
Total kasus: 44.519.705
Meninggal: 528.250
Sembuh: 43.941.840
Kasus aktif: 49.615

Baca juga: Sakit Tenggorokan Termasuk? Ini Gejala Covid-19 Terbaru dan Update Virus Corona Indonesia Hari Ini

3. Prancis
Total kasus: 34.831.399
Meninggal: 154.644
Sembuh: 34.292.243
Kasus aktif: 384.512

4.Brasil
Total kasus: 34.610.590
Meninggal: 685.258
Sembuh: 33.706.231
Kasus aktif: 219.101

5. Jerman
Total kasus: 32.643.742
Meninggal: 148.845
Sembuh: 31.849.700
Kasus aktif: 645.197

6. Korea Selatan
Total kasus: 24.264.470
Meninggal: 27.665
Sembuh: 22.956.225
Kasus aktif: 1.280.580

Baca juga: Kasus Jakarta Mencolok! Update Virus Corona Indonesia Hari Ini, Bertambah 3.138 Positif Covid-19

7. Inggris
Total kasus: 23.585.305
Meninggal: 189.484
Sembuh: 23.292.072
Kasus aktif: 103.749

8. Italia
Total kasus: 22.114.423
Meninggal: 176.464
Sembuh: 21.493.749
Kasus aktif: 444.210

9. Jepang
Total kasus: 20.399.933
Meninggal: 43.177
Sembuh: 19.415.557
Kasus aktif: 941.199

10. Rusia
Total kasus: 20.265.004
Meninggal: 385.727
Sembuh: 19.244.856
Kasus aktif: 634.421

11. Turki
Total kasus: 16.852.382
Meninggal: 101.068
Sembuh: 16.696.682
Kasus aktif: 54.632

12. Spanyol
Total kasus: 13.374.116
Meninggal: 113.279
Sembuh: 13.180.860
Kasus aktif: 79.977

13. Vietnam
Total kasus: 11.450.999
Meninggal: 43.137
Sembuh: 10.448.813
Kasus aktif: 959.049

14. Australia
Total kasus: 10.124.671
Meninggal: 14.475
Sembuh: 10.030.824
Kasus aktif: 79.372

15. Argentina
Total kasus: 9.697.763
Meninggal: 129.830
Sembuh: 9.534.227
Kasus aktif: 33.706

16. Belanda
Total kasus: 8.401.272
Meninggal: 22.620
Sembuh: 8.343.947
Kasus aktif: 34.705

17. Iran
Total kasus: 7.541.586
Meninggal: 144.258
Sembuh: 7.318.854
Kasus aktif: 78.474

18. Meksiko
Total kasus: 7.065.764
Meninggal: 329.837
Sembuh: 6.329.869
Kasus aktif: 406.058

19. Indonesia
Total kasus: 6.402.686
Meninggal: 157.849
Sembuh: 6.215.711
Kasus aktif: 29.126

20. Kolombia
Total kasus: 6.304.317
Meninggal: 141.708
Sembuh: 6.131.248
Kasus aktif:31.361

Temuan terbaru peneliti soal asal Virus Corona

Asal Virus Corona dan apa yang sebenarnya terjadi di dunia masih menjadi misteri besar yang belum terpecah.

Walau belum ada kepastian, para peneliti sudah menemukan beberapa hal untuk memecahkan misteri tersebut.

Covid-19 sudah memasuki tahun ketiga sebagai pandemi.

Tapi sumber virus yang memicu itu semua belum bisa dipastikan.

Dilansir Al Jazeera, hanya enam minggu setelah mendeklarasikan darurat kesehatan global, WHO menyatakan penyebaran virus corona baru sebagai pandemi pada 11 Maret 2020.

Hewan inang dari virus corona bisa diidentifikasi dalam hitungan bulan, tapi asal usul virus SARS-CoV-2 saat ini, bersama dengan banyak sekali mutasi dan variannya, telah terbukti lebih banyak lagi.

Hal ini pun masih sukar dipahami.

September 2021, satuan tugas The Lancet Covid-19 Commission yang bertugas mencari sumber utama pandemi, dibubarkan setelah bekerja 14 bulan.

Penyelidikan WHO, sebuah lembaga kesehatan masyarakat tanpa kekuatan investigasi, sebagian besar juga telah terhenti setelah perjalanan pencarian fakta yang dikontrol ketat ke China pada Januari 2021.

China pun belum memberikan bukti kepada WHO untuk mendukung pernyataan Beijing bahwa penyebaran virus corona memiliki jalur zoonosis alami, yakni berpindah dari kelelawar ke inang hewan ke manusia.

Pasar Makanan Laut Huanan tempat kasus pertama dilacak juga dengan cepat didesinfeksi dan tertutup.

Perjuangan untuk menemukan sumbernya telah membantu memberikan lebih banyak kepercayaan pada kemungkinan bahwa virus itu mungkin berasal dari tempat lain, termasuk kebocoran laboratorium.

Foto yang diambil pada 17 April 2020 menunjukkan bangunan laboratorium P4 di Institut Virologi Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Foto yang diambil pada 17 April 2020 menunjukkan bangunan laboratorium P4 di Institut Virologi Wuhan, Provinsi Hubei, China. (AFP/HECTOR RETAMAL)

Tapi apapun masalahnya, buktinya tetap ada di China.

“Saya menjadi yakin bahwa China tidak transparan. Nereka mengelak tentang beberapa hal,” kata Colin Butler, profesor kehormatan di Pusat Nasional untuk Epidemiologi dan Kesehatan Populasi di Australian National University di Canberra.

Dalam studinya, Butler mendaftarkan prosedur medis dan laboratorium sebagai faktor risiko yang memungkinkan virus keluar dari pengaturan yang terkendali dan menyebar secara luas.

Misalnya, China mengizinkan eksperimen pada virus corona dilakukan dalam pengaturan biosekuriti rendah yang hanya mewajibkan alat pelindung untuk pekerja lab, wastafel, dan stasiun pencuci mata.

“China tidak akan terbuka tentang hal ini di bawah rezim saat ini,” katanya.

Pada bulan-bulan pertama pandemi, pada April 2020, Australia adalah salah satu negara pertama yang menyerukan penyelidikan independen tentang asal usul Covid-19.

Tetapi negara-negara lain, terutama Amerika Serikat, belum menggemakan seruan Canberra.

“Saya benar-benar yakin bahwa banyak orang tidak cukup transparan, tidak hanya di China tetapi juga di AS,” tambah Butler.

Di AS, ahli biologi molekuler Alina Chan berbagi kecurigaan Butler. Chan, seorang penasihat ilmiah di Broad Institute of MIT dan Harvard, termasuk di antara ilmuwan pertama yang menganjurkan agar tidak mengabaikan kebocoran laboratorium sebagai sumber virus.

“Semua orang berpihak dan mencoba menjatuhkan pihak lain,” kata Chan kepada Al Jazeera.

“Tidak fantastis untuk mengatakan ada yang ditutup-tutupi,” tambahnya seperti dilansir Kompas.com.

Bagi Chan dan semua orang yang berpendapat bahwa virus SARS-CoV-2 dapat berasal dari laboratorium, selama inang perantara hewan yang telah menularkan virus dari kelelawar ke manusia tidak dapat ditemukan, skenario asal alami tidak memiliki dasar ilmiah.

Bulan lalu, studi baru menunjukkan pasar sebagai “pusat yang tidak ambigu” dari pandemi, mengingat sifat dan pengelompokan kasus. Salah satu makalah, menyebut bahwa kasus Covid-19 paling awal yang diketahui terletak di dekat Huanan.

PASAR WUHAN -  Pasar Wuhan Jual Daging Kelelawar Lagi
PASAR WUHAN - Pasar Wuhan Jual Daging Kelelawar Lagi (Kolase TribunStyle.com)

Pada November 2019, virus disebut telah berpindah dari kelelawar ke mamalia lain, dan menyebar di sudut barat pasar di mana hewan hidup disimpan dan dijual.

Ahli virologi Marion Koopmans mengatakan bahwa penelitian yang dipimpin Michael Worobey dari Departemen Ekologi dan Biologi Evolusi Universitas Arizona, memberikan “bukti yang meyakinkan” bahwa pasar memang merupakan tempat dimana semuanya dimulai.

Tetapi Chan dan ilmuwan lain mengatakan makalah tersebut membuat klaim berdasarkan data yang tidak lengkap dan pengambilan sampel yang bias.

Dan bagi para ilmuwan yang melacak bagaimana virus menyebar, kelangkaan data yang disediakan oleh China terbukti "sangat menantang".

(*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved