Pilpres 2024

Bukan Kader Partai, Ini Plus Minus Usung Anies Baswedan Jadi Capres di Pilpres 2024

Bukan kader partai politik, ini plus minus usung Anies Baswedan jadi capres di Pemilihan Presiden/ Pilpres 2024.

Tribunnews.com
Anies Baswedan - Bukan kader partai politik, ini plus minus usung Anies Baswedan jadi capres di Pemilihan Presiden/ Pilpres 2024. 

Memikat banyak pihak

Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi menilai Anies Baswedan punya daya pikat yang tinggi untuk dipinang sebagai capres oleh berbagai parpol.

Sebab, tak menjadi bagian parpol membuat Anies leluasa menjalin komunikasi politik dengan siapapun.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ditanya terkait pengusungan sebagai calon presiden pada pemilu 2024 oleh 32 DPW Partai NasDem. - Media asing memberitakan pencalonan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai presiden di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ditanya terkait pengusungan sebagai calon presiden pada pemilu 2024 oleh 32 DPW Partai NasDem. - Media asing memberitakan pencalonan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai presiden di pemilihan presiden (Pilpres) 2024. (KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO)

“Ibarat perempuan cantik yang memikat banyak pria, dia bisa memilih pasangan yang tepat,” tutur Ari pada Kompas.com, Jumat (23/9/2022).

Apalagi, Anies disebut punya tingkat elektabilitas yang tinggi. Hasil berbagai lembaga survei memang menunjukan elektabilitas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu berada di zona tiga besar.

Capaian tersebut, kata Ari, membuat Anies lebih bernilai di mata parpol ketimbang pimpinan parpol yang minim elektabilitas.

Baca juga: Jelang Lengser, Anies Baswedan Ingin Program Andalan Atasi Banjir Jakarta Diteruskan

Menurut Ari, Anies Baswedan tetap punya peluang besar untuk mendapatkan tiket kontestasi Pilpres 2024.

“Partai dalam melihat calon sangat bersifat pragmatis, partai hanya ingin menang,” katanya.

Parpol tak punya keleluasaan akses politik

Di sisi lain, posisi Anies yang tak menjadi anggota parpol bisa menimbulkan kerugian jika nantinya terpilih sebagai presiden.

Ari menjelaskan, parpol tak punya banyak keleluasaan politik.

Sebab, figur non parpol tak punya jaminan mengakomodir kepentingan parpol ketika berkuasa.

Bahkan, dalam kondisi telah menggenggam kemenangan, potensi untuk melakukan manuver politik dari parpol yang pengusung bisa terjadi.

“Potensi calon (presiden) menang nantinya berpindah partai karena faktor politis dan pragmatis menjadikan kerentanan politis bagi partai pengusung,” ujarnya.

Baca juga: IKN Nusantara Diresmikan 2024, 3 Calon Penerus Anies Baswedan Tentukan Nasib Jakarta

Menghindari risiko tersebut, Ari menyarankan berbagai parpol untuk memperkuat rekrutmen kader.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved