Berita Nasional Terkini
Rekam Jejak Moeldoko: Eks Panglima TNI yang Main Film Pendek, Kepala Staff Kepresidenan Perankan Ini
Moeldoko yang juga Kepala Staff Kepresidenan mencuri perhatian usai main film pendek dan berperan sebagai petani.
TRIBUNKALTIM.CO - Berikut rekam jejak Moeldoko, mantan Panglima TNI yang main film pendek jadi petani.
Moeldoko yang juga Kepala Staff Kepresidenan mencuri perhatian usai main film pendek dan berperan sebagai petani.
Bukan tayang di bioskop, kali ini Moeldoko berakting di film pendek di Woko Channel.
Woko Channel adalah channel YouTube parodi asal Kediri yang sukses menghibur penonton hingga saat ini.
Moeldoko main film di episode 63 Woko Channel.
Baca juga: Moeldoko Beber Embrio Mobil Listrik Tanpa Awak akan Beroperasi di IKN Nusantara
Baca juga: KSP Moeldoko Tegaskan Tidak Mentolerir Teror KKB Papua di Nduga, Tewaskan Warga hingga Tokoh Agama
Dikutip dari Tribunnews.com, di film pendek tersebut, Moeldoko ternyata menjalani peran seorang petani bernama Kang Moel.
Mantan Panglima TNI ini diceritakan tengah sibuk bekerja di tengah sawah.
Mengutip film terbaru Woko Channel itu, saat akting Moeldoko tampil dengan outfit layaknya petani.
Moeldoko berkaus biru muda lengkap dengan topi warna hitamnya.

Ada adegan lucu yang dijalani Moeldoko seperti genre flm di Woko Channel.
Moeldoko harus beradu akting dan berdialog dengan Galino alias Pak No.
Jenderal TNI (Purn) Moeldoko itu nyaris dipukul sebuah kayu berukuran lengan orang dewasa oleh Galino.
Terlihat Galino mengira Moeldoko adalah Gendut.
Dalam cuplikan film ini terlihat Galino dibuat kelabakan mencari Gendut yang telah membawa kabur sepeda motornya.
Baca juga: TEROR KKB Papua di Nduga Mustahil Ditolerir Indonesia, Moeldoko: Negara Tidak Pernah Mentolerir
Sama seperti film lainnya di Woko Channel, dalam setiap adegan konten selalu terselip hal-hal yang lucu dan kocak, yang sukses memancing gelak tawa.
Kembali pada adegan pemukulan, beruntung, Moeldoko segera menoleh ke belakang sehingga membuat Galino kaget minta ampun.
Galino lantas melemparkan pentungan kayu itu dan mengenai Samirin, si penjual pentol yang diajak Pak No.
Galino kaget ternyata orang akan dia pukul itu bukanlah Gendut, melainkan Kang Moel alias Moeldoko.
Moeldoko pun terlihat mengucapkan nasihat pada Galino. Ia mengingatkan tentang pasal penganiayaan.
Singkat cerita, usai tragedi nyaris dipuku, Moeldoko dan Galino terlihat ngobrol serius mengenai pertanian.
Kang Moel yang baru saja bertemu dengan Galino pun mencoba mengenalakan sejumlah produk benih padi unggulan.
Moeldoko Sebut Dirinya Panglima Tani
Mantan panglima TNI ini kini juga menyebut dirinya sebagai Panglima Tani.
Tak hanya itu, Kang Moel juga mengenalkan dirinya sebagai Ketua HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia).
Dan mengajak Galino bertani untuk kehidupan, bukan hanya sekedar untuk hidup.
Dia juga menjelaskan sistem tumpang sari sebagai salah satu langkah memanfaatkan lahan yang semakin sempit.
Kang Moel juga mengajak Galino ke tengah sawah, lalu ngobrol ke tengah sawah lalu mengenalkan beberapa jenis benih padi yang hasil riset dari HKTI.
Baca juga: Pilpres 2024: Kedekatan Jokowi dengan Ganjar & Moeldoko, Pengamat: Dukungan Presiden Sangat Jelas
Rekam jejak Moeldoko
Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mantan Panglima TNI yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia sejak 17 Januari 2018 pada Kabinet Kerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Pada 23 Oktober 2019, ia ditunjuk kembali menjadi Kepala Staf Kepresidenan pada Kabinet Indonesia Maju Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Moeldoko kemudian terpilih menjadi ketua umum Partai Demokrat (PD) periode 2020-2025 versi Kongres Luar Biasa.
Ia pernah menjabat sebagai Panglima TNI sejak 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015.
Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat sejak 20 Mei 2013 hingga 30 Agustus 2013.
Moeldoko yang dilahirkan di Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri, Kediri ini merupakan putra bungsu dari 12 bersaudara pasangan Moestaman dan Masfu'ah.
Saudara-saudaranya adalah Moesadi, Muhammad Sujak, Poerwono, Suyono, Sugeng Hariyono, Supiyani, dan Siti Rahayu.
Moeldoko merupakan alumnus Akabri tahun 1981 dengan predikat terbaik dan berhak meraih penghargaan bergengsi Bintang Adhi Makayasa.
Pada 15 Januari 2014, Moeldoko meraih gelar doktor Program Pascasarjana Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia, dengan disertasinya berjudul "Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia (Studi Kasus Perbatasan Darat di Kalimantan)".
Baca juga: Indonesia Diminta Tekan Rusia untuk Hentikan Perang pada Ukraina, Moeldoko Singgung Netral
Ia lulus dan mendapatkan gelar tersebut dengan predikat sangat memuaskan.
Sidang Paripurna DPR-RI pada tanggal 27 Agustus 2013 menyetujui jenderal asal Kediri tersebut sebagai Panglima TNI baru pengganti Laksamana Agus Suhartono.
Ia adalah KSAD terpendek dalam sejarah militer di Indonesia seiring pengangkatan dirinya sebagai panglima
Operasi militer yang pernah diikuti antara lain Operasi Seroja Timor-Timur tahun 1984 dan Konga Garuda XI/A tahun 1995.
Ia juga pernah mendapat penugasan di Selandia Baru (1983 dan 1987), Singapura dan Jepang (1991), Irak-Kuwait (1992), Amerika Serikat, dan Kanada.
Kiprah militer tertinggi Moeldoko adalah ia menjabat sebagai Panglima TNI ke-18 sejak 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015 menggantikan Agus Suhartono.
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.