Berita Nasional Terkini
Konversi Kompor Elpiji ke Kompor Listrik Batal, Pengamat: Kebijakan Inkosisten, Tidak Ada Urgensinya
Akhirnya, konversi kompor elpiji ke kompor listrik batal. Pengamat: kebijakan inkonsisten dan tidak ada urgensinya.
Tidak ada perubahan daya dari 450 VA ke 900 VA dan PLN siap menjalankan keputusan tersebut.
Baca juga: 6 Perbedaan Kompor Induksi dan Kompor Listrik, Mulai dari Cara Pemanasan hingga Suhu Panas Maksimum
PLN tidak pernah melakukan pembahasan formal apapun atau merencanakan pengalihan daya listrik 450 VA ke 900 VA.
Hal ini juga tidak ada kaitannya dengan program kompor listrik,” tegas Darmawan.
Darmawan mengatakan, PLN terus berkomitmen menjaga pasokan listrik yang andal, serta mendukung pemerintah untuk melakukan pemulihan ekonomi nasional, menjaga daya beli dan produktivitas masyarakat.
Dia menambahkan, selama periode 2016-2021, Negara hadir bagi masyarakat dengan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PLN untuk membangun infrastruktur kelistrikan sebesar Rp 40 triliun, khususnya di kawasan 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).
Selain itu, juga disalurkan stimulus sebesar Rp 24,3 triliun untuk masyarakat dalam upaya mengurangi beban ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Selama 2017-2021, juga diberikan subsidi sebesar Rp 243 triliun dan kompensasi sebesar Rp 94 triliun agar masyarakat tetap memperoleh listrik dengan tarif terjangkau dalam rangka menjaga produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Jangan Top Down
Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.tv, Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai, PLN membatalkan konversi kompor gas ke kompor listrik karena telah menimbulkan kegaduhan.
Lantaran kebijakan itu disosialisasikan dalam waktu yang tidak tepat.
Baca juga: Kompor Listrik Beda dengan Kompor Induksi, Perbedaan dan Kelebihan serta Kekurangan Masing-masing
"Ini jelang tahun politik dan harga BBM baru saja naik. Momentumnya tidak tepat," kata Trubus saat dihubungi Kompas TV, Rabu (28/9/2022).
Ia menyatakan, pernah berdiskusi dengan PLN dan Kementerian ESDM.
Ia pun menyarankan ke jalan nurun diterapkan secara perlahan, untuk jangka panjang, dan sifatnya pilihan.
"Jangan dipaksakan, jangan top down tapi dibangun dari bawah dulu. Agar masyarakat tahu dulu apakah listrik itu lebih hemat dari gas," ujarnya.
Menurut Trubus, konversi kompor gas ke kompor listrik adalah kebijakan yang inkonsisten, tanpa perencanaan matang, dan tidak ada urgensinya.